[Kotbah ini dibawakan oleg Drs. Tiopan Maniahuruk, M. Th pada ibadah Mimbar Bina ALumni, Jumat, 27 Januari 2012]
Hari ini kita akan berbicara mengenai The Mission of God dalam ruang lingkup The World Mission and the Bible Story – bagaimana Alkitab mengisahkan tentang misi Allah di tengah dunia ini.
John Stott mengatakan bahwa misi adalah penjangkauan global sebuah umat yang bersifat global sebagai milik Allah yang global. Misi itu tidak parsial tetapi bersifat holistik atau dikenal juga dengan integrated mission. Karena misi itu bersifat global maka misi itu tidak dibatasi oleh suku, agama, geografis, maupun status sosial. Umat dan dunia adalah milik Allah yang global dan berkuasa atas segalanya. Satu slogan dari Laussen mengatakan demikian the whole Church bring the whole Gospel to the whole world. Misi dalam kisah (cerita) Alkitab harus kita pahami dengan jelas. Misi bukan hanya kita temukan setelah peristiwa turunnya Roh Kudus dalam Kis 1:6-8, bukan juga sebatas Amanat Agung (Mat 28:18-20), tetapi mengalir mulai dari kitab Kejadian - Wahyu. Jika kita memahami bahwa PB tidak lebih penting dari PL dalam memahami misi, maka seharusnya kita berpikir bahwa misi dunia merupakan aspek pertama dan sekaligus paling menonjol dalam praksis kekristenan. Seluruh praksis kekristenan adalah bagian dari sebuah misi. Jadi bisa dikatakan berpacaran, marketing, berkeluarga, mengajar, berdagang, dan apa aja yang kita lakukan adalah misi.
John Stott juga mengatakan bahwa mandat kita bagi penginjilan sedunia adalah keseluruhan Alkitab (bukan hanya sebatas Mat 28 atau Kisah Para Rasul, atau Mark 3:13-15). Mandat itu bisa ditemukan dalam penciptaan oleh Allah (yang karenanya semua manusia bertanggungjawab kepada-Nya), di dalam sifat Allah (sebagai Dia yang berpribadi hangat, pengasih, berbelaskasihan, tak menghendaki seorangpun binasa, tetapi menginginkan semua orang beriman dan bertobat), di dalam janji-janji Allah (bahwa semua bangsa akan diberkati melalui benih Abraham dan akan menjadi warisan Sang Mesias), di dalam Kristus (yang kini ditinggikan dengan otoritas universal), di dalam Roh Allah (yang menyadarkan akan dosa, bersaksi tentang Kristus, dan mendorong gereja melakukan penginjilan) dan di dalam gereja milik Allah (yang merupakan sebuah komunitas multinasional yang missioner, di bawah perintah untuk menginjili hingga Kristus datang kembali). Inilah mandat Injil.
Misi berarti sebuah tindakan penebusan (secara global) oleh Allah. Penebusan dosa spiritual diselesaikan dengan iman kepada Kristus dan pertobatan dari dosa serta penebusan dosa sosial dan struktural serta ciptaan Allah (ekologi) diselesaikan melalui transformasi dengan partisipasi umat tebusan. Dalam Kej 1:28-30 dikatakan, “28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.” Pasca penciptaan (setelah Allah menciptakan segala sesuatu), maka Allah menciptakan manusia dan kepada manusia diberikan mandate untuk bermisi, yaitu: pertama misi Creatio Continua (Penciptaan yang berkesinambungan). Memang penciptaan dari yang tidak ada menjadi ada berhenti pada hari yang ke enam dan ketujuh beristirahat. Tetapi creation continua berkesinambungan sampai Yesus datang kedua kali. Artinya ada sebuah penciptaan yang berkesinambungan untuk pemeliharaan alam semesta. Setelah itulah diberikan mandat ‘beranak cucu dan bertambah banyaklah’.
Kedua, dalam Kej 1:28-30, ketika Allah memberikan mandat untuk menguasai dan menaklukkan, hal ini tidak berarti eksploitasi tetapi eksplorasi untuk dipergunakan bagi kebutuhan manusia. Dalam hal ini ada keberlangsungan hidup yang mutualis untuk mempertahankan kehidupan. Jadi ada prinsip ‘peliharalah alam maka alam akan memelihara kamu’. Bukankah ketika kita memelihara pohon, maka pohon juga memelihara kita dengan menyediakan oksigen? Jangan berpikir misi kita hanya sebatas memanggil orang untuk PI dan mereka lahir baru serta bertobat. Bukan hanya itu! Tetapi kita juga bertanggung jawab akan kesinambungan yang mutualis dalam eksplorasi alam untuk kebutuhan manusia.
Ketika Adam jatuh ke dalam dosa (Kej 3) maka ada sebuah penghukuman yang diberikan kepada Adam dan Hawa. Ketidaktaatan dan pemberontakan manusia melawan Allah mendatangkan bencana bagi manusia (Kej 3-11). Kejatuhan ke dalam dosa juga mendistorsi seluruh aspek kehidupan manusia dan alam ciptaannya (Kej 3: 17b). artinya, secara jasmani, manusia berada di bawah kehancuran dan kematian, hidup dalam lingkungan jasmani yang juga berada di bawah kutukan Allah (Kej. 2: 17). Kemudian, secara intelektual manusia memberi alasan yang rasional untuk menjelaskan, membela dan merasionalisasikan atau membenarkan kejahatannya. Secara sosial, lahirnya konflik dan friksi antar pribadi, kelompok, etnis dan kebudayaan pada setiap generasi (Kej 11). Dan secara rohani, manusia terasing dari Allah, menolak kebaikan dan otoritas-Nya di dalam hidupnya.
Bagaimana hal ini terjasi, soal misi kejatuhan dan misi penebusan? Mari kita perhatikan kisah dalam Kej 7-8 yaitu kisah mengenai air bah dan new living (penghancuran bumi pada zaman Nuh). Setelah kisah air bah ada panggilan kepada Abraham dan janji berkat bagi seluruh bangsa (Kej 12:1-3). Kita harus menyadari adanya general blessing dan special blessing. Seluruh alam dan dunia ini diberkati oleh general blessing dan mereka pun keturunan Abraham secara umum. Tetapi bagi orang beriman kepada Kristus kita mendapatkan general blessing dan special blessing. Itulah sebabnya dikatakan semua bangsa didunia ini diberkati oleh Tuhan. Inilah misi Allah melalui Abraham. Jadi jangan berpikir bahwa hanya kita yang beriman diberkati oleh Allah. Janji melalui keturunan, kehadiran dan karya Abraham kemanapun ia pergi digenapi sebagai misi Allah.
Bagaimana dengan kisah Yusuf? Apa yang dialaminya memang diluar perhitungannya. Apa yang dilakukan oleh abang-abangnya dimana ia diperjual belikan sampai menjadi budak di rumah Potifar dan akhirnya dipenjarakan oleh kesalahan yang tidak ia lakukan dan akhirnya tiba di Istana (Kej 37-50). Yusuf tidak menyangka hal itu terjadi di dalam hidupnya. Tetapi, kita melihat bahwa Allah bekerja melalui misiNya. Mari membayangkan jika Yusuf tidak menjadi orang kedua di Mesir pada masa itu, apa yang akan terjadi? Mesir akan menderita kelaparan selama tujuh tahun demikian juga dengan keluarga Israel. Tetapi, dalam hal ini ada providensia Allah dan itulah pernyataan misi Allah bagi umatNya, Israel, dan bagi non Israel. Allah memelihara orang Israel dan Mesir melalui kehadiran Yusuf yang berkuasa di dalam kerajaan Mesir. Ketika kakak-kakak Yusuf datang ke Mesir untuk minta maaf, Yusuf menjawab dengan kata-kata yang sangat luar biasa. Yusuf menjawab: ”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kej 50:20). Kebaikan bagi dia, bagi saudara dan bangsanya, dan bagi orang Mesir, inilah cara Allah bemisi melalui Yusuf pada zaman itu.
Saya tidak tahu bagaimana kita memahami profesi yang kita kerjakan sekarang ini. Apakah kita merasa terhina dengan profesi kita sekarang ini? Atau ada yang merasa malang dengan pekerjaannya sekarang ini? Jika kita memahami misi Allah maka kita akan memahami bahwa ada misteri di dalam providensia Allah, dan kita akan melihat bahwa apa yang Allah sedang percayakan kepada kita adalah perwujudan dari sebuah misi yang bersifat global di mana kita bisa dipakai oleh Allah.
Meri melihat kehidupan Musa. Israel yang tinggal di Mesir pada masanya Yusuf akhirnya diperbudak. Setelah sekian ratus tahun diperbudak di Mesir, maka Allah yang mendengan teriakan mereka (Kel 2:21-23), dimana mereka mengearang kepada Allah. Allah akhirnya memanggil Musa yang sedang menggembalakan domba mertuanya, Yitro, di Midian. Allah membukakan isi hatinya dan erangan Israel yang sampai kepadaNya. Allah memanggil Musa untuk membebaskan mereka. Dalam pemanggilan ini ada dialog yang menghadirkan murka Allah. akhirnya Musa berkata ya, dan pergi. Apa yang ingin kita lihat disini adalah bahwa allah sendiri yang membebaskan dan berperang. Meskipun pada awalnya Allah mengeraskan hati Firaun dengan berkali-kali maka ada tanda muzijat. Dan karena tulah terakhir (matinya semua yang sulung di Mesir) akhirnya Firaun mengijinkan bangsa Israel untuk keluar dari Mesir. Ketika mereka dalam perjalanan pembebasan itu, Allah bermisi membentuk kerohanian dan moralitas mereka. Itulah sebabnya Allah memberikan taurat ke pada Musa untuk pengaturan pola hidup dan tata hidup bangsa Israel yang benar. Allah juga menyertai mereka sepanjang perjalanan itu. Sebenarnya perjalanan Mesir ke Kanaan bisa ditempuh selama 40 hari. Tetapi karena ketidaktaatan mereka, bangsa Israel akhirnya memakan perjalanan selama 40 tahun. Dan selama 40 tahun ini Allah memelihara mereka melalui manna dan tiang awan (pada waktu siang) dan tiang api (pada waktu malam). Dalam perjalanan itupun Alah member kemenangan atas musuh-musuh mereka melalui kepemimpinan Musa. Allah bermisi melalui Musa.
Ketika Musa mati dan bangsa Israel belum sampai di tanah Kanaan (tinggal menyeberang sungai Yordan), maka Allah memanggil Yosua. Inilah sebuah misi dalam kepemimpinan yang berkesinambungan. Maka ada penaklukan tanah Kanaan melalui Yosua, kemudian ada pembagian tanah dan penataan umat Tuhan sebelum Yosua mati. Pada Yosua 24 Yosua mengatakan bahwa dia sudah tua dan menyerahkan mereka pada pimpinan Tuhan dan ada sebuah komitmen ketika ia berkata, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yos 24:15b).
Allah juga bermisi melalui kepemimpinan Hakim-Hakim, juga masa nabi-nabi. Kemudian karena permintaan bangsa Israel, maka oleh Samuel mengurapi Saul menjadi Raja. Tetapi Israel Raya belum tercipta, dan pada masa Daudlah Israel raya tergenapi. Setelah Daud ada dilanjutkan kepada Salomo. Setelah masa Salomo, terjadilah perpecahan antara Yerobeam dan Rehabeam yang membuat srael pecah menjadi dua yaitu Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda). Pada masa Yoyakim terjadilah pembuangan, yaitu pembuangan ke Babel.
Tetapi Allah tidak berhenti bermisi untuk bangsa Israel meskipun mereka dibuang. Ketika mereka dalam pembuangan Allah juga menyertai mereka. Allah memelihara mereka di sana selama mereka tinggal di pembuangan. Pemeliharaan Allah bukan hanya sekedar mereka hidup berkecukupan, tetapi Yer 29:7 mengatakan, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”. Inilah perintah Tuhan yang menjadi misi bagi orang Israel meskipun dalam pembuangan. Artinya, tidak ada alasan bagi kita masih miskin, belum punya jabatan, pengaruh, bahwa dalam kondisi apapun misi harus tetap dikerjakan melalui kita oleh Allah.
Setelah itu Allah bermisi untuk membebaskan bangsa Israel melalui Cyrus yang adalah Raja Persia. Pada masa ini Babel ditaklukkan dan ada izin untuk bangsa Israel pulang. Kemudian Nehemia membangun kebangsaan dan Ezra membangun restorasi spiritualitas (termasuk dalam hal perkawinan) (Ez 10). Ini adalah misi. Apa yang dikerjakan Nehemia dan Ezra adalah sebuah misi.
Setelah masa Nehemia dan Ezra, maka muncullah masa nabi-nabi dan kedatangan Kristus. Muncullah kegenapan nubuatan dari inkarnasi Kristus. Inilah misi. Misi adalah from heaven to earth and from glory to egony. Jadi misi adalah from heaven to earth. Jadi jika kita dari Medan disuruh bermisi ke siantar, atau Berastagi, atau Balige, itul belum terlalu jauh. Surga ke bumi masih lebih jauh. Jadi jika memipin KTB dari Simalingkar ke UNIMED, itu belum terlau jauh. Misi juga adalah from glory to egony (dari kemuliaan kepada kehinaan atau penderitaan). Jadi misi bukan sesuatu yang membuat nyaman atau sesuatu singkat. Dan semua hal ini terjadi di dalam Kristus yang berinkarnasi.
Apa yang terjadi ketika Yesus berinkarnasi adalah logos menjadi daging (Yoh 1:14). Jangan hanya berpikir bahwa misi hanya dimulai di dalam diri Kristus. Tidak, tetapi mulai dari penciptaan sampai pada kedatangan Kristus yang kedua kali. Yesus kemudian melayani sekitar tiga tahun. Karya penebusan melalui salib, kematian, dan kebangkitanNya. Kemudian ada kenaikan dan pentakosta, dan ada masa para rasul (Kisah Para Rasul) dan misi gerja. Kemudian ada parousia (kedatangan Yesus keduakali), kebangkitan orang mati, penghakiman, dan langit serta bumi yang baru. Sampai disinilah misi dilakukan.
Mari melihat sekilas tentang misi ini kembali. Kisah misi diawali di dalam penciptaan yang menyediakan nilai-nilai dan prinsip dasar bagi kita. Kejatuhan memerosotkan manusia ke dalam realitas bumi yang telah dikutuk serta kefasikan manusia. PL menunjukkan cakupan maksud penebusan Allah yang dijabarkan dalam sebuah konteks sejarah dan budaya yang spesifik dan model yang detail (melalui kitab taurat, sejarah, kitab para nabi, kitab hikmat serta ibadah Israel).
Inkarnasi menghadirkan Allah ada bersama kita dalam pergumulan serta memanggil manusia untuk mewujudkan sekaligus menjadi agen dari pemerintahan Allah melalui Kristus. Inilah menghadirkan shalom atau kerajaan Allah melalui pemberitaan Injil. Salib dan kebangkitan memampukan kita untuk mengalami dan ikut serta dalam kuasa rekonsiliasi, kasih, pengharapan serta mencari karya Allah yang menebus dan menyelamatkan. Jika orang belum menikmati kuasa salib yang menyelamatkan dan menyucikan, dan mengalami kuasa kebangkitan yang membenarkan dan memberikan kebenaran, maka sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa memahami hati dan misi Allah dan melibatkan diri secara maksimal dalam rangka misi Allah.
Roh Kudus dalam gereja menyediakan tuntunan dan kuasa untuk menantikan hadirnya perubahan nyata di dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, sambil tetap memperhatikan berbagai dimensi misi Kristen yang bersifat personal dan sosial. Seringkali kita selama ini terjebak hanya kepada misi yang bersifat personal, yaitu melayani yang terlibat okultisme, depresi, belum lahir baru, dll. Hal ini penting, tetapi restorasi sosial juga penting. Karena itu kita harus memadukan keduanya sekaligus dan jangan masuk dikotomi bahwa ada yang superior dan ada yang inferior. Tetapi kita, dengan kuasa Roh Kudus, kita terlibat di dalam misi yang personal dan sosial. Hal ini sesuai dengan yang mana Tuhan berikan kepada kita: kemampuan, kesempatan, panggilan, talenta, atau karunia.
Pengharapan akan masa depan kita yang dahsyat memberikan nilai dari segala sesuatu yang kita lakukan masa kini karena jerih payah kita dalam Tuhan tidaklah sia-sia dan juga membentuk respon kita kepada masa kini melalui wujud masa depan yang telah diwahyukan. Kalau pengharapan kita akan kehidupan kekal bersama dengan Kristus betapa indah mulia dan agung umat pilihan Allah memuliakan Allah dan pengharapan bahwa seluruh mahluk akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan akan mengagumi dan memuja Allah maka hal itu akan memacu kita untuk semangat untuk bermisi.
Mengapa kita membukakan hal ini di awal tahun adalah agar tidak ada diantara alumni yang tidak terlibat dalam misi Allah bagi dunia ini. Apakah berjuang untuk buruh, nelayan, petani, untuk ketidakadilan akan tanah, pendidikan, kesehatan, kesejahteraaan kota, misi penginjilan untuk pertobatan, mari kita serius mengerjakan hal ini. Apa yang kita lakukan di sini dan masa kini akan berdampak kepada kekekalan. Ingat, jerih payah kita dalam Tuhan tidak akan sia-sia (1 Kor 15:58). Saya tidak tahu bagaimana kita memandang dunia (khususnya Medan) ini yang semakin kacau balau. Juga kondisi sosial, ekonomi, politik yang semakin hancur di negara ini. Tidak cukup kita memiliki pemikiran bahwa kita tidak terlibat dalam setiap dosa yang ada di sekeliling kita. Tanggung jawab kita adalah membawa perubahan yang berujung kepada restorasi dan pemulihan yang dari Allah. mari menyadari bahwa seluruh dunia ada dalam sebuah bingkai misi Allah yang dikerjakan melalui kita.
Solideo Gloria!