Friday, January 14, 2011

Seri Eksposisi: Yakobus 2:14-26

Drs. Tiopan Manihuruk, M. Div

Dalam Yakobus 2:14-16 ini kita menemukan ada satu pergumulan karena antara iman (sola fide) dengan perbuatan. Sebuah kesalahan yang terjadi akibat karena salah memahami pengajaran Paulus. Bagian kitab Yakobus ini adalah sebuah klimaks dari keberagamaan yang sejati. Artinya adalah orang yang berkata beriman atau beragama bukan hanya sekedar kata-kata tapi ada kesejajaran dengan tindakannya. Itu sebabnya dikatakan iman tidak boleh terpisah dari tindakan. Ayat 19, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan mereka gemetar”, merupakan sebuah penekanan dari Yakobus. Jadi dapat dikatakan bahwa pengakuan verbal adalah sesuatu yang kosong jika tanpa disertai dengan sebuah tindakan yang nyata.

Dalam menuliskan surat ini, kita melihat bahwa Yakobus menggunakan bentuk argumentatif. Jadi, bukan sekedar memaparkan seperti yang biasa Paulus lakukan. Kemudian Yakobus juga menggunakan bentuk diatribe, sebuah bentuk kecaman yang sangat tegas. Sepanjang kitab Yakobus, kita akan menemukan dua bentuk ini di dalam surat Yakobus.

Ada satu hal yang ditentang Yakobus dalam suratnya ini. Dia menentang pengajar palsu yang familiar dengan konsep Paulus tentang justification by faith alone, tetapi dengan pemahaman yang salah. Kemudian, Yakobus juga memakai surat ini untuk menentang pietisme Yahudi – kaum Zelot. Mereka melakukan ibadah yang sangat baik tetapi hidup mereka sangat jauh jika dibandingkan dengan ibadah mereka. Yak 1:26-27 dikatakan, “Jikalau ada seseorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Inilah hal yang ditentang Yakobus. Bagi Yakobus, ekspresi iman seperti tidak diskriminatif (2:8-9, “Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.”) dan tanpa kekerasan (2:10-11, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab yang berkata, "Jangan berzinah," dialah juga yang berkata, "Jangan membunuh." Jadi, kalau kalian tidak berzinah, tetapi membunuh, maka kalian adalah pelanggar hukum juga.”) bukan hanya sekedar pemahaman atau konsep, tetapi tindakan nyata.

Dalam bagian ay 14-17, kita melihat bahwa ada sebuah pengakuan tanpa tindakan. Hal ini ditentang oleh firman Allah. Hal ini sama saja dengan kata tanpa perbuatan. Dalam bagian ini kita juga menemukan sebuah kisah mengenai seseorang yang kedinginan dan kelaparan. Tetapi orang hanya berkata, “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang.“ Tetapi tidak ada tindakan yang diberikan. Dan Yakobus menyebut hal ini tidak berguna (ay 17). Dalam Ulangan 15:7-8 kita melihat tentang tanggung jawab orang percaya kepada orang miskin. Ben Sirach juga pernah berkata, “Pemberian bagi orang Yahudi adalah cara membela diri dihadapan penghakiman Allah. Sama seperti air yang memadamkan api, demikianlah tindakan yang baik bisa memadamkan murka Allah.” Yakobus dalam bagian ini sedang mengecam orang Kristen agar tidak sekedar berkata-kata rohani tetapi tidak melakukan dengan tindakan yang nyata. Dalam ay 14 ditunjukkan sebuah kemurahan. Dikatakan di sana, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” Tetapi dalam hari penghakiman (ay 12-13) semuanya itu tidak ada artinya. Makanya dikatakan iman tanpa tindakan tidak dapat menyelamatkan. Meskipun keselamatan anugerah Allah (Sola Fide) tidak bisa dipungkiri, tetapi Yakobus tidak sedang berbicara mengenai keselamatan dalam arti dilahirkan kembali oleh anugerah Allah (Rom 3:24; Gal 2:16). Yakobus ingin berkata bagaimana kita sebagai orang yang telah dibenarkan dan telah menikmati anugerah keselamatan itu, memliki tanggung jawab iman kita di hadapan Allah untuk menghasilkan buah melalui tindakan.

Adalah benar jika dikatakan bahwa seseorang tidak memiliki hak untuk merasakan belas kasihan dan simpati sampai pada saat dia mencoba untuk menempatkan belas kasihan dan simpatinya dalam satu tindakan (ay 15-16). Jadi ketika kita hanya memiliki rasa belas kasihan dan simpati tanpa ada tindakan apapun, tidak ada gunanya. Kita dapat memberi tanpa mengagasihi, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. Demikian juga dengan orang dapat berbuat baik tanpa iman, tetapi tidak ada seorangpun yang beriman tanpa berbuat baik (band Mat 25:31-46). Mari menunjukkan iman kita dengan perbuatan. Inilah kelemahan kebanyakan orang Kristen pada saat ini. Banyak orang Kristen mengaku sebagai orang percaya dan beriman tetapi hidupnya tidak berbuah (band Fil 4:5). Kasih bukan dalam perkataan tetapi dalam tindakan (1 Yoh 3:17-18). Kata-kata yang baik/indah, kotbah, doa, pernyataan iman, nasihat bijaksana, semuanya harus ditunjukkan dengan tindakan iman yang tidak dapat dipisahkan dari kekristenan sejati.

Mari melihat ay 17-19. Dikatakan di sana, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.” Yang mau dikatakan di sini adalah bahwa iman dan perbuatan sama-sama sebagai hal yang baik. Bukan salah satunya, karena perbuatan baik tidak ada artinya, dan iman tanpa perbuatan juga sia-sia. Iman dan tindakan sama-sama sebagai hal yang baik, sebagai manifestasi agama. A man of though and a man of action. Ketika kita berfikir dan memikirkan tentang Allah dan beriman kepada Allah, mari membuktikannya dengan membuat pernyataan iman melalui tindakan. Doa-doa dan usaha itu sekaligus menyatu seperti dua sisi mata uang. Melalui iman, perbuatan kita dilakukan. Iman itu nyata dalam tindakan dan iman hanya dapat didemonstrasikan melalui perbuatan. Darimana orang tahu kita beriman adalah dari perbuatan-perbuatan kita.

Dalam ay 17 dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati atau sia-sia. Dan hal ini ditekankan kembali dalam ay 19. Dalam bagian ini kita melihat bahwa Yakobus megatakan bahwa jika mereka mengaku bahwa mereka monotheisme, dia juga monotheisme. Dan jika mereka juga mengaku hanya ada satu Allah saja, Iblispun percaya. Bahkan mendengar nama Tuhan, setanpun gemetar tetapi iblis tidak pernah menundukkan diri kepada Tuhan. Jadi Yakobus melanjutkan dengan mengatakan jika sampai di situ saja iman kita, maka iman itu tidak berarti. Monotheisme (emunah) adalah konsep Yahudi yang diucapkan setiap hari (schema) (Ul 6:4-5). Jika hanya sebatas ini, siapa saja pun bisa melakukannya. Inilah sebabnya Yakobus menegur orang Yahudi yang menganut monoteisme tetapi tanpa perbuatan. Iman yang menyelamatkan menghasilkan perbuatan. Hidup yang benar adalah buah dari iman yang sejati. Bukan berarti mengabaikan sola fide, tetapi iman yang sejati harus nampak dalam bentuk perbuatan setiap hari. Bagaimana mungkin kita bisa mengatakan sudah lahir baru tetapi kita masih menikmati dosa lama kita? Bagaimana mungkin seorang dapat mengatakan dia sudah lahir baru tetapi masih racism?

Apa bukti iman? Hal inilah yang ditunjukkan dalam ay 20-26. Dalam ay 20-26 kita melihat iman Abraham yang dan tindakannya mengorbankan Ishak atas permintaan Tuhan. Inilah iman (Kej 22). Mengapa iman Abraham yang dikutip Yakobus? Ingat, Abraham adalah bapa orang beriman, dan orang Yahudi sangat bangga dengan Abraham dan mereka selalu mengatakan bahwa mereka adalah anak Abraham. Yakobus mengambil tokoh yang mereka kagumi dan menantang mereka untuk membuktikan iman seperti iman Abraham. Ketika Tuhan menuntut dia mengorbankan anak satu-satunya yang sudah lama dinantikan, sekarang dikorbankan. Tetapi Abraham melangkah dengan iman.

Kemudian tindakan Rahab yang menyelamatkan mata-mata Israel. Perbuatan yang dilakukannya sebagai buah dari iman. Mari melihat dua tokoh ini. Abraham adalah orang yang dianggap suci dan beriman yang merupakan bapa leluhur mereka. Sedangkan Rahab adalah orang yang paling najis karena dia adalah pelacur (satu dosa yang paling tidak disukai orang Yahudi). Dua tokoh yang bertolak belakang digabungkan Yakobus. Apa pesan yang ingin disampaikan? Dari segi orang yang dikagumi, imannya ditunjukkan dan dibuktikan dengan tindakan. Demikian juga dari orang yang paling dibenci juga, menunjukkan iman dalam bentuk dengan tindakan. Inilah iman yang sejati yaitu iman dengan perbuatan. Apa yang ingin dikatakan Yakobus adalah siapapun kita, yang mengaku beriman, mari membuktikannya dengan perbuatan kita. Iman sungguh-sungguh yang menggerakkan tindakan Abraham dan Rahab. Tidak ada seorang pun digerakkan kepada sebuah perbuatan tanpa iman, dan tidak ada iman seorangpun yang nyata tanpa perbuatan. Iman kita akan menjadi iman yang hidup jika disertai tindakan yang nyata.

Dalam ay 26 kita melihat ada sesuatu yang ditarik Yakobus. Dikatakan di sana, “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Di dalam pemahaman tradisi kuno Yahudi, mereka menerima ada sebuah kombinasi antara tubuh, roh, dan jiwa. Jika rohnya terpisah dari tubuh berarti mati, demikianlah perbuatan tidak menyertai iman juga mati. Begitu pentingnya kehadiran roh didalam tubuh, demikan juga pentingnya kehadiran tindakan di dalam iman. Ada satu hal yang menjadi refleksi bagi kita. Apa buah iman yang bisa kita pancarkan? Baik tindakan kasih atau melangkah, atau mengorbankan apapun? Mari menunjukkan iman hari ini dengan perbuatan. Iman dan doa akan menjadi kosong tanpa tindakan yang konkrit.

SoliDeo Gloria.

No comments: