Monday, February 9, 2015

Walk by Faith [YOSUA 3]



[Kotbah MBA tanggal 16 Januari 2015 yang dibawakan oleh drs. Tiopan Manihuruk, M. Th]

Selamat tahun baru bagi kita semua…!

Hari ini kita akan belajar mengenai melangkah dengan iman dari kehidupan Yosua dan bangsa Israel dalam Yosua pasal 3. Dalam Yosua pasal 3 kita menemukan sebuah kisah di mana bangsa Israel telah sampai di tepi sungai Yordan (bangsa Israel berangkat dari Sitim). Mereka bermalam di sana selama tiga hari. Kemudian Tuhan memerintahkan mereka melangkah – menyeberangi sungai Yordan dan masuk ke tanah Perjanjian. Perlu kita ketahui bahwa sungai Yordan itu lebar dan dalam dan mereka harus melangkah untuk meyeberanginya agar tiba di tanah perjanjian. Di sisi yang lain, mereka juga harus berhadapan dengan musuh (ay 10). Dalam narasi ini kita melihat ada pembuktian bagi Yosua bahwa Allah menyertai dia sama seperti Allah menyertai Musa dalam memimpin Israel (ay 7).

Setelah tiga malam Tuhan berbicara kepada Yosua agar menyuruh para Lewi mengangkat Tabut Perjanjian di depan dengan jarak 200 meter dan bangsa Israel melangkah di belakangnya. Kemudian ada perintah kepada para Lewi (ay 6) dan pada ay 7 kita melihat Allah meneguhkan kembali panggilan kepada Yosua. Ay 8, berbicara soal Tuhan berfirman melalui yosua; ay 10 kita melihat bagaimana musuh dihalau; ay 11-12, diangkat 12 orang yang merupakan perwakilan masing-masing suku menjadi pemimpin di depan; ay 13-17 kita melihat bagaimana ada mujizat Allah dan mereka bisa menyeberang sungai  Yordan dan masuk ke tanah Kanaan. Inilah narasi dari Yosua 3.

Dari narasi ini kita belajar beberapa hal.

Pertama, setelah bangsa Israel bermalam tiga hari di sungai Yordan setelah perjalanan dari Sitim, Tuhan memerintahkan kepada Yosua bahwa mereka akan berangkat memasuki tanah Kanaan dengan menyeberangi Sungai Yordan. Allah, melalui kehadiran Tabut Perjanjian, akan berjalan di depan dan bangsa Israel melangkah di belakang mengikuti. Apa yang bisa kita lihat di sini? Allah ingin mengajarkan kepada bangsa Israel sebuah bukti dan tanda kehadiran Allah. 

Jika kita melihat situasinya, ini adalah situasi yang mustahil sebenarnya terjadi. Mengapa? Sungai yang akan dilalui itu lebar dan dalam. Tetapi Tuhan memerintahkan mereka untuk menyeberanginya. Bagaimana caranya? Tidak ada perahu atau jembatan atau alat bantu lainnya. Bangsa Israel bisa saja protes kepada Yosua dan mempertanyakan maksud dari perintah ini. Apakah Yosua sedang berusaha untuk membunuh mereka semua dengan perintah tersebut? Siapapun yang mendegarkan perintah itu akan bertanya-tanya dan ketakutan.

Tetapi dalam kondisi seperti itu Tuhan mengatakan kepada Yosua untuk membiarkan Tabut itu ada di sebelah depan. Melalui perintah ini Tuhan mengatakan bahwa Ia akan berjalan di depan dan kepada bangsa Israel dipersilahkan untuk mengikuti di belakang. Allah tidak sekedar memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk menyeberan, tetapi Ia sendiri akan berjalan di depan mereka dan bangsa Israel akan mengikuti dari belakang. Belajar dari hal ini, bagaimana kita bisa melangkah dengan iman? Caranya adalah dengan mengizinkan Allah melangkah mendahului kita dan kita kemudian mengikuti Allah melangkah di belakang di dalam hidup kita.

Situasi yang sama bisa terjadi dalam hidup kita untuk menyeberangi tahun 2015 ini. Apa yang kita lihat sepanjang tahun 2015 ini? Apakah kita melihatnya seperti bangsa Israel melihat sungai Yordan yang lebar dan dalam tetapi harus diseberangi? Mari belajar dari bangsa Israel dengan mengizinkan Tuhan melangkah mendahului mereka dan mereka berjalan mengikuti Allah. Sebagai alumni perlu bagi kita untuk melangkah bersama dengan Tuhan dengan iman dengan pemahaman bahwa Allah melangkah mendahului kita. Dia akan menuntun dan mengarahkan kita. Dialah Allah yang di dalam Yesus Kristus menjadi Gembala Agung kita di sepanjang hidup kita.

Betapa sangat ruginya jika kita menghabiskan seluruh hidup kita untuk hidup dalam kekuatiran atau ketakutan tetapi kita tetap melaluinya. Akan lebih menyenangkan jika kita menyadari bahwa Allah menuntun kita dan menjalani hidup kita dengan sukacita. Karena itu melangkah dengan iman dalam hidup kita adalah karena kita mengizinkan Allah melangkah di depan kita dan kita melangkah mengikutiNya.

Dalam ay 4 dikatakan, “hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu." Mengapa perintah ni dilakukan? Mereka belum tahu jalan ke Kanaan dan mereka tidak bisa menyeberangi sungai Yordan dan tidak tahu apa yang harus mereka lalui. Dalam ay 4b dikatakan, “..maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu”. Mengapa kita berani melangkah dengan iman dalam menjalani hari-hari kita – belajar dari bangsa Israel – adalah karena Allah yang berjalan di depan kita adalah Allah yang menuntun kita dan mengarahkan jalan yang harus kita lalui. Inilah sukacita orang beriman bahwa kita melangkah bukan tanpa arah atau acuan tetapi Allah menuntun kita menempuh setiap jalan kita. Meskipun tuntunan Tuhan kepada kita bukan sekaligus. Jadi kita harus berserah dan bergantung penuh kepada Allah ketika kita melangkah dengan iman.

Kedua, dalam ay 5 dikatakan, “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu." Sebelum Allah berkarya, sebelum sungai Yordan terbelah dan umat Allah bisa lewat, Tuhan berkata kepada Yosua agar umat Allah menguduskan diri mereka baru Allah menyatakan kuasaNya. Melangkah dnegan iman itu pasti berjalan bergandengan dengan hidup yang kudus. Allah menyatakan pertolongan dan kuasaNya ketika umatNya hidup dalam kesucian, bertobat dari dosa, dan menjaga diri tidak cemar dari dosa dan kejahatan. Salah satu syarat mutlak untuk melangkan dengan iman adalah harus berjalan beriringan dengan kesucian hidup. Tidak akan ada tuntunan Allah tanpa kekudusan. Jangankan melihat Allah, tuntunanNya juga tidak kita rasalan tanpa kita hidup dalam kekudusan. Oleh sebab itu mari mengawali tahun 2015 ini dengan menjaga kekudusan hidup agar Allah bisa menyatakan kuasaNya dalam hidup kita.

Bagaimana mungkin Allah melakukan perkara besar dan karya yang agung dalam hidup atau melalui hidup kita jika kita tidak mentahirkan hidup kita dari segala kenajisan? Itulah sebabnya Allah memerintahkan pengudusan diri bagi bangsa Israel. Ketika kita berani berkata melangkah dengan iman, satu hal yang perlu kita miliki adalah bahwa kita harus melangkah hidup dalam kekudusan.  Apa yang menjadi kebiasaan buruk kita di tahun 2014? Apakah tidak melayani? KTB tidak teratur? Tidak menjaga integritas? Mari meninggalkan semuanya dan melangkah dalam kekudusan di tahun 2015 ini. 

Ketiga, jika kita perhatikan ay 7-8 dikatakan, “7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: "Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. 8 Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu." Ada peneguhan kepada Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa. Dalam bagian ini, selain kita perlu hidup di dalam kekudusan, bagi Yosua secara khusus, perlu diteguhkan kembali panggilannya. Kadang-kadang kita perlu peneguhan kembali agar kita yakin apa yang menjadi panggilan bagi kita. Ketika kita menjalani awal tahun 2015 ini kita butuh peneguhan-peneguhan tiap hari dari firman Tuhan, apa yang kita kerjakan, apa sejatinya yang harus kita targetkan selesai untuk dilakukan tahun 2015 ini.

Keempat, dalam ay 10 kita melihat bagaimana Tuhan yang menyertai bangsa Israel. Selain membuka jalan, Ia juga Tuhan yang berjuang atau berperang melawan musuh-musuh umatNya. Allah itu tidak hanya melangkah, tetapi semua musuh-musuh bangsa Israel disingkirkan oleh Allah sehingga mereka berjalan dengan mulus. Melangkah dengan iman berarti ada keyakinan bahwa Allah berperang bagi kita melawan rintangan dan musuh-musuh kita. Bisa jadi kita bertemu dengan banyak orang yang menjadi ‘musuh’ kita di tempat kerja kita. Apakah kita yakin bahwa Allah turut berperang bersama dengan kita?

Akan ada banyak persoalan dan tantangan di sepanjang tahun 2015 ini. Tetapi melangkah dengan iman membuat kita yakin bahwa Allah berperang di depan kita. Mari menikmati tahun 2015 karena Allah ikut berperang melawan musuh kita (band. Rom 8:31). Melangkah dengan iman artinya Allah hadir bersama kita dan menyertai kita. Oleh sebab itu semua ketakutan, kekuatiran maupun kecemasan sejatinya dibuang dari diri kita. Inilah orang yang melangkah dengan iman. Mari menjalani hidup ini dimana ada Allah Bapa yang menyertai hidup kita karena itu teduh dan tenanglah kita melangkah dengan dalam hidup ini.

Kelima, dalam ay 14-17 kita melihat bahwa Yosua taat kepada perintah Allah. Ketika Tuhan memerintahkan, Yosua melangkah dengan iman dan kemudian terjadi mujizat yang luar biasa. Kenapa kita  melangkah dengan iman dalam hidup kita adalah karena Allah yang kita sembah itu adalah Allah yang mampu menyatakan kuasa menolong kita dan memberikan kemenangan. Yakinilah bahwa Allah mampu melakukan perkara besar dalam hidup kita.

Apa yang sepertinya menjadi “Sungai Yordan” dalam hidup kita yang harus dan wajib kita seberangi padahal itu mustahil? Apakah mengenai pekerjaan atau pasangan hidup atau keluarga? Mari meyakini bahwa Allah mampu melakukan perkara yang besar dalam dan melalaui hidup kita. Apa yang menghentak kita yang membuat kita tidak berani melangkah? Melangkah dengan iman berarti menyadari bahwa Tuhan setia dan akan menggenapi apa yang Dia janjikan dan Tuhan berkuasa memberikan kemenangan. Inilah yang dialami oleh bangsa Israel dan Yosua.

Kalau bukan kuasa Tuhan dengan mujizat tidak mungkin bagsa Israel menyeberangi sungai Yordan. Apa yang terlalu besar yang tidak bisa dikerjakan Allah bagi kita tahun ini? Mari mengingat pergumulan, persoalan, atau kesulitan terbesar tahun ini. Kiranya keyakinan bahwa kita melangkah dengan iman memberikan kepada kita keberanian dan meneguhkan kita bahwa kita berjalan bersama dengan Tuhan. 

Solideo Gloria!

No comments: