[Kotbah MBA tanggal 16 Januari 2015 yang dibawakan oleh drs. Tiopan Manihuruk, M. Th]
Selamat tahun baru bagi kita semua…!
Hari ini kita akan belajar mengenai melangkah
dengan iman dari kehidupan Yosua dan bangsa Israel dalam Yosua pasal 3. Dalam
Yosua pasal 3 kita menemukan sebuah kisah di mana bangsa Israel telah sampai di
tepi sungai Yordan (bangsa Israel berangkat dari Sitim). Mereka bermalam di
sana selama tiga hari. Kemudian Tuhan memerintahkan mereka melangkah –
menyeberangi sungai Yordan dan masuk ke tanah Perjanjian. Perlu kita ketahui
bahwa sungai Yordan itu lebar dan dalam dan mereka harus melangkah untuk
meyeberanginya agar tiba di tanah perjanjian. Di sisi yang lain, mereka juga
harus berhadapan dengan musuh (ay 10). Dalam narasi ini kita melihat ada
pembuktian bagi Yosua bahwa Allah menyertai dia sama seperti Allah menyertai
Musa dalam memimpin Israel (ay 7).
Setelah tiga malam Tuhan berbicara kepada Yosua
agar menyuruh para Lewi mengangkat Tabut Perjanjian di depan dengan jarak 200
meter dan bangsa Israel melangkah di belakangnya. Kemudian ada perintah kepada
para Lewi (ay 6) dan pada ay 7 kita melihat Allah meneguhkan kembali panggilan kepada
Yosua. Ay 8, berbicara soal Tuhan berfirman melalui yosua; ay 10 kita melihat
bagaimana musuh dihalau; ay 11-12, diangkat 12 orang yang merupakan perwakilan
masing-masing suku menjadi pemimpin di depan; ay 13-17 kita melihat bagaimana
ada mujizat Allah dan mereka bisa menyeberang sungai Yordan dan masuk ke tanah Kanaan. Inilah
narasi dari Yosua 3.
Dari narasi ini kita belajar beberapa hal.
Pertama, setelah bangsa Israel bermalam tiga
hari di sungai Yordan setelah perjalanan dari Sitim, Tuhan memerintahkan kepada
Yosua bahwa mereka akan berangkat memasuki tanah Kanaan dengan menyeberangi
Sungai Yordan. Allah, melalui kehadiran Tabut Perjanjian, akan berjalan di
depan dan bangsa Israel melangkah di belakang mengikuti. Apa yang bisa kita
lihat di sini? Allah ingin mengajarkan kepada bangsa Israel sebuah bukti dan
tanda kehadiran Allah.
Jika kita melihat situasinya, ini adalah situasi
yang mustahil sebenarnya terjadi. Mengapa? Sungai yang akan dilalui itu lebar
dan dalam. Tetapi Tuhan memerintahkan mereka untuk menyeberanginya. Bagaimana
caranya? Tidak ada perahu atau jembatan atau alat bantu lainnya. Bangsa Israel
bisa saja protes kepada Yosua dan mempertanyakan maksud dari perintah ini.
Apakah Yosua sedang berusaha untuk membunuh mereka semua dengan perintah
tersebut? Siapapun yang mendegarkan perintah itu akan bertanya-tanya dan ketakutan.
Tetapi dalam kondisi seperti itu Tuhan
mengatakan kepada Yosua untuk membiarkan Tabut itu ada di sebelah depan.
Melalui perintah ini Tuhan mengatakan bahwa Ia akan berjalan di depan dan
kepada bangsa Israel dipersilahkan untuk mengikuti di belakang. Allah tidak
sekedar memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk menyeberan, tetapi Ia
sendiri akan berjalan di depan mereka dan bangsa Israel akan mengikuti dari
belakang. Belajar dari hal ini, bagaimana kita bisa melangkah dengan iman?
Caranya adalah dengan mengizinkan Allah
melangkah mendahului kita dan kita kemudian mengikuti Allah melangkah di
belakang di dalam hidup kita.
Situasi yang sama bisa terjadi dalam hidup kita
untuk menyeberangi tahun 2015 ini. Apa yang kita lihat sepanjang tahun 2015
ini? Apakah kita melihatnya seperti bangsa Israel melihat sungai Yordan yang
lebar dan dalam tetapi harus diseberangi? Mari belajar dari bangsa Israel
dengan mengizinkan Tuhan melangkah mendahului mereka dan mereka berjalan
mengikuti Allah. Sebagai alumni perlu bagi kita untuk melangkah bersama dengan
Tuhan dengan iman dengan pemahaman bahwa Allah melangkah mendahului kita. Dia
akan menuntun dan mengarahkan kita. Dialah Allah yang di dalam Yesus Kristus
menjadi Gembala Agung kita di sepanjang hidup kita.
Betapa sangat ruginya jika kita menghabiskan
seluruh hidup kita untuk hidup dalam kekuatiran atau ketakutan tetapi kita
tetap melaluinya. Akan lebih menyenangkan jika kita menyadari bahwa Allah
menuntun kita dan menjalani hidup kita dengan sukacita. Karena itu melangkah
dengan iman dalam hidup kita adalah karena kita mengizinkan Allah melangkah di
depan kita dan kita melangkah mengikutiNya.
Dalam ay 4 dikatakan, “hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu
hasta panjangnya, janganlah mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui
jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."
Mengapa perintah ni dilakukan? Mereka belum tahu jalan ke Kanaan dan mereka
tidak bisa menyeberangi sungai Yordan dan tidak tahu apa yang harus mereka
lalui. Dalam ay 4b dikatakan, “..maksudnya
supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum
pernah kamu lalui dahulu”. Mengapa kita berani melangkah dengan iman dalam
menjalani hari-hari kita – belajar dari bangsa Israel – adalah karena Allah
yang berjalan di depan kita adalah Allah yang menuntun kita dan mengarahkan
jalan yang harus kita lalui. Inilah sukacita orang beriman bahwa kita melangkah
bukan tanpa arah atau acuan tetapi Allah menuntun kita menempuh setiap jalan
kita. Meskipun tuntunan Tuhan kepada kita bukan sekaligus. Jadi kita harus
berserah dan bergantung penuh kepada Allah ketika kita melangkah dengan iman.
Kedua, dalam ay 5 dikatakan, “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu:
"Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib
di antara kamu." Sebelum Allah berkarya, sebelum sungai Yordan
terbelah dan umat Allah bisa lewat, Tuhan berkata kepada Yosua agar umat Allah
menguduskan diri mereka baru Allah menyatakan kuasaNya. Melangkah dnegan iman itu pasti berjalan bergandengan dengan hidup yang
kudus. Allah menyatakan pertolongan dan kuasaNya ketika umatNya hidup dalam
kesucian, bertobat dari dosa, dan menjaga diri tidak cemar dari dosa dan
kejahatan. Salah satu syarat mutlak untuk melangkan dengan iman adalah harus
berjalan beriringan dengan kesucian hidup. Tidak akan ada tuntunan Allah tanpa
kekudusan. Jangankan melihat Allah, tuntunanNya juga tidak kita rasalan tanpa
kita hidup dalam kekudusan. Oleh sebab itu mari mengawali tahun 2015 ini dengan
menjaga kekudusan hidup agar Allah bisa menyatakan kuasaNya dalam hidup kita.
Bagaimana mungkin Allah melakukan perkara besar
dan karya yang agung dalam hidup atau melalui hidup kita jika kita tidak
mentahirkan hidup kita dari segala kenajisan? Itulah sebabnya Allah memerintahkan
pengudusan diri bagi bangsa Israel. Ketika kita berani berkata melangkah dengan
iman, satu hal yang perlu kita miliki adalah bahwa kita harus melangkah hidup
dalam kekudusan. Apa yang menjadi
kebiasaan buruk kita di tahun 2014? Apakah tidak melayani? KTB tidak teratur?
Tidak menjaga integritas? Mari meninggalkan semuanya dan melangkah dalam
kekudusan di tahun 2015 ini.
Ketiga, jika kita perhatikan ay 7-8 dikatakan, “7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua:
"Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel,
supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku
akan menyertai engkau. 8 Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat
tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan,
haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu." Ada peneguhan
kepada Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa. Dalam
bagian ini, selain kita perlu hidup di dalam kekudusan, bagi Yosua secara
khusus, perlu diteguhkan kembali panggilannya. Kadang-kadang kita perlu
peneguhan kembali agar kita yakin apa yang menjadi panggilan bagi kita. Ketika
kita menjalani awal tahun 2015 ini kita
butuh peneguhan-peneguhan tiap hari dari firman Tuhan, apa yang kita kerjakan,
apa sejatinya yang harus kita targetkan selesai untuk dilakukan tahun 2015 ini.
Keempat, dalam ay 10 kita melihat bagaimana Tuhan
yang menyertai bangsa Israel. Selain membuka jalan, Ia juga Tuhan yang berjuang
atau berperang melawan musuh-musuh umatNya. Allah itu tidak hanya melangkah,
tetapi semua musuh-musuh bangsa Israel disingkirkan oleh Allah sehingga mereka
berjalan dengan mulus. Melangkah dengan
iman berarti ada keyakinan bahwa Allah berperang bagi kita melawan rintangan
dan musuh-musuh kita. Bisa jadi kita bertemu dengan banyak orang yang
menjadi ‘musuh’ kita di tempat kerja kita. Apakah kita yakin bahwa Allah turut
berperang bersama dengan kita?
Akan ada banyak persoalan dan tantangan di
sepanjang tahun 2015 ini. Tetapi melangkah dengan iman membuat kita yakin bahwa
Allah berperang di depan kita. Mari menikmati tahun 2015 karena Allah ikut
berperang melawan musuh kita (band. Rom 8:31). Melangkah dengan iman artinya
Allah hadir bersama kita dan menyertai kita. Oleh sebab itu semua ketakutan,
kekuatiran maupun kecemasan sejatinya dibuang dari diri kita. Inilah orang yang
melangkah dengan iman. Mari menjalani hidup ini dimana ada Allah Bapa yang
menyertai hidup kita karena itu teduh dan tenanglah kita melangkah dengan dalam
hidup ini.
Kelima, dalam ay 14-17 kita melihat bahwa Yosua
taat kepada perintah Allah. Ketika Tuhan memerintahkan, Yosua melangkah dengan
iman dan kemudian terjadi mujizat yang luar biasa. Kenapa kita melangkah dengan iman dalam hidup kita adalah
karena Allah yang kita sembah itu adalah Allah yang mampu menyatakan kuasa
menolong kita dan memberikan kemenangan. Yakinilah bahwa Allah mampu melakukan
perkara besar dalam hidup kita.
Apa yang sepertinya menjadi “Sungai Yordan”
dalam hidup kita yang harus dan wajib kita seberangi padahal itu mustahil? Apakah
mengenai pekerjaan atau pasangan hidup atau keluarga? Mari meyakini bahwa Allah
mampu melakukan perkara yang besar dalam dan melalaui hidup kita. Apa yang
menghentak kita yang membuat kita tidak berani melangkah? Melangkah dengan iman berarti menyadari bahwa Tuhan setia dan akan
menggenapi apa yang Dia janjikan dan Tuhan berkuasa memberikan kemenangan. Inilah yang dialami oleh bangsa Israel dan
Yosua.
Kalau bukan kuasa Tuhan dengan mujizat tidak
mungkin bagsa Israel menyeberangi sungai Yordan. Apa yang terlalu besar yang
tidak bisa dikerjakan Allah bagi kita tahun ini? Mari mengingat pergumulan, persoalan,
atau kesulitan terbesar tahun ini. Kiranya keyakinan bahwa kita melangkah dengan
iman memberikan kepada kita keberanian dan meneguhkan kita bahwa kita berjalan
bersama dengan Tuhan.
Solideo Gloria!
No comments:
Post a Comment