Friday, October 2, 2009

Famliy bgn I- Rancangan Allah Bagi Keluarga

Pada zaman ini ketakutan-ketakutan terbesar dunia ada pada Global Warming yang mengakibatkan es meleleh, bom atom, perang dingin antara Negara Barat dan Timur, kelaparan atau penyakit seperti AIDS ataupun Flu Burung. Tetapi yang menjadi bahaya sebenarnya yang terbesar yang harus ditakuti dunia ini adalah kehancuran keluarga. Hal ini dapat menjadi demikian karena kehancuran keluarga dapat bermuara kepada kehancuran dunia. Sadar atau tidak, cepat atau lambat, semuanya itu akan terjadi. Oleh sebab itu ada beberapa ancaman dalam keluarga yang dapat menimbulkan kehancuran. Misalnya seperti pernikahan tanpa dasar yang jelas. Pernikahan yang terjadi hanya karena ketepatan bertemu, saling suka, lalu menikah. Selesai! Kemudian jika tidak suka lagi lalu diceraikan. Pernikahan tanpa arah dan tujuan juga dapat menimbulkan kehancuran, karena sebenarnya, dalam pernikahan ada visi. Pernikahan tanpa visi akan bermuara pada kehancuran dan tidak akan pernah masuk dalam rencana Allah untuk satu keluarga yang benar. Tanpa visi, maka pernikahan hanya untuk kesenangan semata. Hal ini menyebabkan kriteria kita dalam mencari pasangan menjadi dangkal. Kriteria hanya sebatas senang, cantik atau ganteng dan gampang cerai dan kemudian menikah lagi. Ini semua karena pernikahan hanya sekedar pleasure. Ada satu kelompok di negara-negara maju (termasuk Jakarta) di mana mereka terdiri dari 20 pasang suami isteri dan sekali seminggu mereka tukar pasangan. Sungguh aneh bukan?
Keadaan ini semakin diperparah dengan hilangnya cinta sejati. Pasangan suami isteri tidak cerai hanya karena diikat oleh adat atau kondisi masyarakat ataupun karena Firman Tuhan. Jika bukan karena Firman Tuhan, sudah lama pasangannya diceraikan. Ada penyesalan karena telah menikah dengan si “dia”. Jangan pernah berpikir bahwa keadaan ini hanya bagi mereka yang belum mengenal Tuhan, banyak anak Tuhan mengalami kejadian ini. Kehilangan cinta sejati memunculkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Banyak KDRT terjadi pada zaman sekarang ini. KDRT bukan sekedar tindakan fisik yang menyakiti, tetapi ketika isteri tidak lagi menikmati kasih sayang suami pun sudah termasuk KDRT. Bahkan ketika suami diabaikan oleh isteri pun termasuk KDRT. Banyak anak yang tersiksa sekarang, selain fisik, anak pun kehilangan kasih sayang. Hal yang sama banyak terjadi pada suami atau isteri. Ini adalah rancangan iblis untuk mengancurkan keluarga.

Di dalam keluarga pada masa kini juga terjadi desakralisasi pernikahan. Bagi orang Batak, pada beberapa tahun lalu, menganggap perceraian adalah hal yang tabu. Tetapi sekarang, perceraian bukan sesuatu yang tabu. Desakralisasi pernikahan terjadi karena banyak para suami yang punya perempuan simpanan atau sebaliknya. Dalam keluarga juga terjadi demoralisasi. Pernikahan mengalami penurunan secara moral. Keluarga tidak lagi mempertimbangkan hal-hal moral. Yang ada adalah penindasan dan penganiayaan. Inilah ancaman bagi keluarga masa kini.

Mari kita melihat apa sebenarnya rancangan Allah bagi keluarga. Mari kita melihat Kej 1:27-28. Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Allah menciptakan manusia. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Ini adalalah rancangan Allah bagi pernikahan. Oleh sebab itu, pernikahan adalah pernikahan yang lain jenis. Homo dan lesbi, jelas, bukan rancangan Allah. Ranca- ngan Allah bagi pernikahan adalah untuk prokreasi. Perhatikan ayat 28, ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak...”. Walaupun orang menikah tidak selamanya harus punya anak. Ketika Abraham menikah dengan Sarah, Allah memiliki rancangan melalui prokreasi mereka, yaitu anak perjanjian, Ishak. Walaupun hal ini ternoda oleh karena tindakan Sarah dan Abraham, ketika Sarah mengusulkan kepada Abraham untuk menikah dengan Hagar. Allah merencanakan satu pernika han yang agung dengan janji ke depan yang luar biasa, supaya melalui keturunan Abraham, lahir keturunan Ilahi, yang akan menjadi berkat bagi banyak orang. Dalam ketidaktaatan, rancangan Allah bisa terkontaminasi. Oleh sebab itu, mari kita pikirkan bagaimana kita berpacaran, ”Apakah ketika aku menikah dengan dirinya, rancangan Allah terjadi melalui pernikahan kami?” Jika tidak, hubungan harus direvisi kembali. Jangan merasa rugi untuk berpisah walaupun dia cantik atau ganteng.

Mari melihat rancangan Allah bagi pernikahan dalam kisah Boas dan Rut. Dari pernikahan mereka turun sampai ke Daud dan sampai kepada Kristus. Inilah rancangan Allah bagi pernikahan. Bukan sebatas menikah atau punya anak. Tetapi Allah memiliki maksud yang jauh ke depan dalam menjalankan rencananya melalui pernikahan. Adakah anda dan saya masuk dalam rencana Allah dalam pernikahan atau kita jauh dari rancangan Allah. Perhatikan Yusuf dan Maria. Ada satu noda dan malu yang besar di mana seorang pemuda menikah dengan wanita yang hamil di luar nikah. Secara logika Yusuf sulit menerima Maria (yang sudah mengandung oleh Roh Kudus). Tetapi pernikahan Yusuf dan Maria di dalam rencana Allah, yang secara sosial terhina dan disingkirkan, tetapi dibalik semuanya ini ada satu rancangan Allah yang kekal. Oleh karena itu Yusuf berani mengambil Maria menjadi isterinya. Apakah kita (para Alumni) berani mengambil langkah seperti ini? Misalnya kita diperintahkan Tuhan untuk mengambil wanita yang lebih tua menjadi isteri kita, tetapi rencana Allah nyata di dalam hal ini, beranikah kita melangkah untuk menikah dengan dia? Atau wanita/pria tersebut jauh dari kriteria kita, tetapi Tuhan menanamkan hati ke dalam diri kita bahwa Ia memiliki rencana di dalam pernikahan kita dengan pasangan kita, apakah kita akan tetap menikahinya? Jadi, ketika berencana dan berpikir untuk menikah, kita harus melihat apakah kita masuk di dalam lingkaran atau bingkai rencana Allah, maka melangkahlah dengan iman. Ingat, kehancuran yang paling banyak saat ini terjadi melalui keluarga.

Dari ayat 28 kita dapat melihat bahwa, pernikahan masuk dalam culural mandate, agar melalui keluarga yang dibentuk Allah ini dapat berkarya. Keluarga ini tidak mengeksploitasi dunia, tetapi mengeksplorasi dunia demi kesejahteraan manusia di bumi. Karena itu, tidak akan pernah keluarga yang merupakan rancangan Allah mengalami dehumanisasi, tetapi yang terbaik adalah harkat pasangannya semakin ditinggikan. Banyak kasus di mana terjadi dehumanisasi terhadap isteri, suami, ataupun anak. Banyak kasus dimana seorang ibu membunuh anaknya sendiri, dan banyak kasus lainnya. Keluarga yang merupakan rancangan Allah akan terhindar dari hal-hal seperti ini, dan justru keluarga ini akan menikmati kasih dan kebaikan Allah melalui pernikahan yang terjadi. Melalui keluarga yang merupakan rancangan Allah, maka suami atau isteri berkarya/masuk ke dalam mandat Ilahi, yaitu penuhi-taklukkan-kuasai. Keluarga sebagai lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah berkarya membuat bumi terpelihara dan dikelola sedemikian rupa agar bumi tidak semakin hancur. Tetapi, dalam kenyataannya, banyak keluarga yang tidak hanya hancur tetapi ikut menghancurkan dunia ini. Keluarga sebagai rancangan Allah juga menjadi sarana untuk menghadirkan salom di dunia ini. Keluarga harus menjadi miniatur surga di bumi. Dalam kenyatannya banyak keluarga menjadi penjara, di mana antara suami dan isteri sering terjadi pertengkaran yang hebat, sehingga anak-anak yang tidak menikmati kasih sayang orang tuanya lari kepada kehidupan malam ataupun obat-obatan terlarang. Menurut penelitian, hampir 70% anak-anak dan pemuda di Amerika terlibat dalam kriminalitas dan narkoba adalah karena mereka kehilangan kasih sayang di rumahnya. Keluarga yang menghadirkan salom dan damai sejahtera tidak akan pernah muncul kecuali melalui anak-anak Allah. Jadi, dalam menuju pernikahan, kita harus bertanya apakah pasangan kita akan menikmati kebaikan dan kasih Allah melalui diri kita. Orang akan mengetahui bahwa Allah itu baik dan sayang adalah dari kebaikan dan rasa sayang yang kita tunjukkan. Pasangan kita mengetahui bahwa Allah itu baik melalui kebaikan kita. Jika kita tidak baik, bagaimana mungkin dia melihat Allah itu baik? Pernyataan kasih, sifat dan karakter Allah, terpancar dari anak-anak Allah.

Bagaimana bentuk keluarga dalam rencana Allah? Mari melihat Kej 2:18-25. dari bagian ini kita akan melihat beberapa bentuk keluarga dalam rencana Allah.

1. Pernikahan/keluarga adalah inisiatif atau prakarsa sesuai dengan rancangan Allah (18) [band Mat 19:5-6]. Allah melihat kebutuhan manusia, dan Allah bertindak. Dalam Mat, kata yang pakai adalah ”dipersatukan” dimana hal ini berarti Allah yang aktif dan manusia pasif dan ini berarti pernikahan adalah inisiatif dan prakarsa Allah. Jadi, jika anda belum menikah di dalam rancangan Tuhan, berarti kita harus berkata, ”Menurut Tuhan masih aku sendiri.” jika menurut Allah tidak baik, pasti Tuhan akan memberikannya. Oleh karena itu jangan mengeluh.

2. Allah mengetahui dan melihat kebutuhan manusia (18).

3. Allah yang mengetahui, Dia juga menyediakan dan memberi (18, 21). Jika Tuhan melihat anda membutuhkan pasangan, pasti Tuhan sediakan.

4. Yang diberikan Allah (sesuai rancanganNya) adalah penolong yang sepadan. Jangan menikah agar ada yang mencuci pakaian atau menyediakan makanan bagi kita. Isteri tidak pernah jadi pembantu. Apa yang Allah berikan adalah penolong, yang maksudnya saling melengkapi. Tujuan Allah memberikan penolong dalam ranca- nganNya bagi keluarga adalah penolong yang sepadan dimana olehnya keduanya bertumbuh dan maksimal mengerjakan rancangan Allah.

5. Dalam ayat 23 dikatakan bahwa manusia itu berkata, ”Lalu berkatalah manusia itu, ”Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku, ...”. Keluarga dalam rancangan Allah akan melahirkan satu kesatuan yang sem- purna. Oleh sebab di dalam keluarga seperti ini tidak akan terjadi saling melukai atau menghancurkan. Oleh sebab itu, jika kita menyakiti pasangan kita, hal itu berarti kita menyakiti diri kita sendiri. Karena pasangan suami isteri tidak lagi dua tetapi menjadi satu.
Menjadi satu bukan berarti menghilang- kan/mengabaikan perbedaan antara suami dan isteri. Perbedaan kita tetap ada. Perbedaan karakter, pola pikir, latar belakang, akan tetap ada. Justru di dalam perbedaan itulah kita saling melengkapi, saling membangun dan menguatkan dan menolong. Kemudian kedekatan itu membuat keluarga saling menghargai dan tidak mau melukai pasangannya.

6. Keluarga dalam rancangan Allah adalah keluarga yang mandiri dan dewasa. Mari lihat ayat 24, ”Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” Keluarga ini mandiri dalam hal :
• Lepas dari ketergantungan pada orang lain, apakah secara finansial, semosi, karakter, dll.
• Merdeka dari intervensi pihak lain. Banyak kasus dimana keluarga hacur karena pihak mertua, adik, atau keluarga yang lain.
• Mampu menghadapi dan menyele- saikan persoalan konflik yang ada bersama-sam di dalam Tuhan (walau dalam beberapa kasus, pihak luar seperti konselor dibutuhkan sebagai alat Tuhan). Apapun kelemahan pasangan kita, jika keluarga kita adalah rancangan Allah, maka selesaikan bersama-sama di hadapan Allah. Ingat, konflik tidak mungkin tidak ada dan jangan takut dengan konflik. Kita harus menghadapi konflik dengan cara Allah, agar konflik tersebut tidak menjadi bumerang dalam pernikahan dalam satu keluarga.

7. Dalam ayat 25 dikatakan, ”5 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” Inilah intimacy yang baik dan openess-keterbukaan. Oleh karena itu dalam hubungan suami isteri mereka tidak malu untuk telanjang. Tetapi bukan dalam hal seks, tetapi ada keterbukaan dan tidak merasa malu mengakui kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu jika kita sedih, katakan kepada pasangan kita bahwa kita sedih. Hal ini bisa mengangkat beban yang kita miliki. Oleh sebab itu penting sekali keterbukaan dan kejujuran. Jangan sampai ada rasa curiga dan ketidak percayaan antara suami dan isteri.

Soli Deo Gloria!

1 comment:

tabithajulie said...

Shalom,
trimakasih utk setiap artikel2nya yang sangat membangun kerohanian dan spiritualitas yang teguh dan kokoh.
meski banyak moment MBA yang tdk dapat saya ikuti, namun saya tetap mendapatkan pendalaman Firman sesuai topik MBA di blog ini..
saya sudah membaca Family bgn I, dan saya sdg mencari Family bgn II ttpi belum aq temukan didaftar artikel blog MBA ini.mohon infonya..trimakasih banyak.
Tuhan Yesus memberkati