Tuesday, March 1, 2011

Eksposisi RATAPAN 3

Drs. Tiopan Manihuruk, M. Div

Ratapan 3:20-26
20 Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. 21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 24 "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. 25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. 26 Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.”

Kitab Ratapan merupakan bagian dari ungkapan nabi Yeremia yang ditulis sekitar tahun 575 SM dalam kondisi pembuangan. Kitab ratapan memiliki lima babak yang bersifat puitis yang terdiri dari lima puisi. Penulisan kitab ini sangat teratur di mana pasal 1, 2, 4, dan 5 terdiri dari 22 ayat, sedangkan pasal 3 terdiri dari 3x 22 ayat (66 ayat). Secara keseluruhan, kitab Ratapan diawali dengan jeritan, tangisan, atau ratapan (Rat 1:1-2). Melalui pergulatan teologis, muncullah pertobatan (Rat 5:21-22). Bisa dikatakan Ratapan memulai dengan sebuah ratapan oleh karena penderitaan tetapi diakhiri dengan lahirnya sukacita oleh karena pertobatan. Hal ini sering sama dengan kehidupan kita sekarang ini ini di mana kita sering mengawali hidup (atau sesuatu) dengan sebuah ratapan dan pergumulan yang dalam oleh karena penderitaan tetapi berakhir dengan sebuah sukacita melalui pertobatan.

Konsep teologia ada di dalam Rat 3:21-26, yang merupakan bagian yang akan kita bahas. Tema kitab Ratapan adalah dengan kacamata rohani melihat kebaikan dan kesetiaan Tuhan walau dalam penderitaan dan mendorong umat (bangsa Israel) untuk bertobat. Hal ini bukanlah sesuatu yang gampang karena di dalam penderitaan orang lebih banyak mengeluh dan sulit melihat siapa Tuhan. Dan keluhan dari umat Israel bisa kita temukan di sepanjang kitab Ratapan yang dituangkan oleh Yeremia oleh karena dosa mereka. Jadi mereka menderita karena mereka melakukan dosa. Yeremia tetap teringat dan tertekan karena sengsara yang terjadi (20). Ketika dia teringat akan kondisi Israel, jiwanya tertekan dan tidak memiliki ketenangan. Dia juga teringat akan sengsara dan penderitaan yang terjadi. Dalam ay 20 ia berkata, “Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.” Ada bebarpa hal yang membuat Yeremia tertekan. Pertama, Yerusalem runtuh dan sangat sunyi sekali (pemerintahan terakhir bangsa Yehuda) (pasal 1). Kedua, Allah murka kepada Sion (pasal 2). Ketiga, bangsa tercerai-berai dan dibuang ke Babel. Keempat, rakyat menderita sengsara oleh karena diperbudak oleh bangsa lain dan juga menjadi bahan ejekan. Israel yang dahulunya memiliki kebanggaan dan mengalahkan musuh-musuh kini diperbudak bangsa lain dan menjadi bahan ejekan.

Tetapi dalam kondisi seperti ini muncul sebuah pengharapan. Dalam ay 21 dikatakan, “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:”. Kalimat yang Yeremia untuk “ada hal yang kuperhatikan” adalah ‘I call to my mind’. Dia memunculkan kembali beberapa hal di dalam pikiran dan ingatannya. Pertama, Tak berkesudahan kasih setia TUHAN (22a). Jika di sepanjang hidup kita semuanya berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti, pasti akan gampang untuk berkata tidak berkesudahan kasih setia Tuhan. Tetapi mapukah kita untuk berkata ‘Tak berkesudahan kasih setia TUHAN’ jika dalam sengsara dan penderitaan? Mampu untuk tetap mengatakan bahwa kasih Tuhan tidak berkesudahan menjadi dasar untuk memunculkan pengharapan. Tidak akan ada sebuah pengharapan yang memberikan kekuatan dan penghiburan bagi kita tahun 2011 jika kita tidak bisa berkata kepada diri kita bahwa ‘Tak berkesudahan kasih setia TUHAN’. Apapun yang kita alami tahun 2010, mari mengawali tahun 2011 dengan tetap mengimani hal ini. Masih baikkah menurut kita Tuhan dalam hidup kita? Jika kita tidak bisa melihat kasih Tuhan yang tidak berkesudahaan itu, maka kita tidak bisa semangat menjalani tahun 2011 dan tidak ada keberanian untuk menghadapi tantangan dan tidak akan muncul ambisi untuk semakin mencintai Tuhan.

Hal kedua yang muncul dipikiran Yeremia adalah ‘tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi’ (22b-23a). Seperti matahari pasti terbit setiap pagi, rahmat Allah (His compassion) lebih terjamin lagi. Pemahaman yang baik akan hal ini akan memunculkan pengharapan bagi kita, sebuah pengharapan yang membuat kita semakin percaya kepada penyertaan Tuhan. Ingat, Allah tidak pernah ingkar janji, dan kita seharusnya lebih percaya dan berharap kepadanya. Hal ketiga adalah besar kesetiaan Tuhan (23b). Dengan kata lain cinta Tuhan itu besar bagi setiap kita. Jika kita mengalami ketiga hal in di dalam hidup kita maka kita akan berani untuk melangkah dalam tahun 2011 in dengan iman.

Yeremia mendoorong Israel untuk merasakan ketiga hal ini, meskipun mereka masih hidup dalam kesengsaraan. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Dan mari belajar untuk melihat bahwa kasih Allah tidak berkesudahan, walau apapun yang terjadi. Ini adalah sumber semangat baru dan kekuatan dari Tuhan. Meskipun penderitaan tidak akan lepas dari diri kita dan bahkan mungkin sampai mati penderitaan akan senantiasa bersama dengan kita karena penderitaan adalah bagian dari hidup. Karena itu mari mengingat karakter Allah yang penuh kasih dan kebaikan yang melahirkan iman dan percaya kepada kita yang akan melahirkan sebuah komitmen (ay 24). Dalam ay 24 dikatakan, "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” Sebuah komitmen yang muncul di tengah-tengah penderitaan. Yeremia berkata ‘The Lord is my portion’. Hal ini tidak dia katakan kepada orang lain tetapi keapda dirinya. Sesuatu yang tidak gampang untuk dilakukan jika tidak emmahami dengan jelas apa yang diuangkapkan dalam ay 22-23. Jika kita berbicara kepada orang lain bahwaTuhan itu baik, mungkin sesuatu yang gampang. Tetapi akan lebih bermakna jika kita berkata kepada diri kita Tuhan itu baik dan Tuhan adalah bagianku.

Dalam Mazmur 73 kita melihat bagaimana Daud sangat bergumul karena orang fasik medapat banyak berkat sedangkan dia menderita. Hal yang sama bisa kita temukan pada saat ini di mana mereka yang tidak taat kepada Allah memiliki hidup yang jauh dari masalah. Tetapi Daud dalam semua kondisinya dan dalam pergumulannya sampai pada sebuah titik kesadaran yang memampukan ia berkata, “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Maz 73:25-26). Komitmen yang melahirkan pengharapan ini juga akan menghasilkan sebuah sikap yaitu sebuah pengharapan kepada Tuhan. Itulah sebabnya kita berharap kepadanya, kita menantikan Tuhan berkarya, menantikan Tuhan menyatakan kuasa dan kehendakNya. Mari menantikan Tuhan berkarya dan berbicara pada waktuNya untuk memulihkan dan memberikan yang terbaik pada bagi kita.

Memiliki dan dimiliki Tuhan jauh melebihi apapun. Sering sekali kita lebih berfokus kepada berkat Tuhan tetapi tidak fokus kepada sumber berkat itu sendiri. Memiliki berkat Allah tidak sama dengan memiliki Allah, karena orang yang tidak beriman pun bisa diberkati Allah. Dan sering sekali orang Kristen pun lebih fokus dan mencintai berkat Allah dari pada Allah itu sendiri. Mari menyadari hal ini dan berubah. Mari memiliki ambisi untuk memiliki sumber berkat karena hal ini melebihi segala-galanya. Ketika kita memiliki Allah berkatnya pasti akan kita miliki, tetapi ketika kita memiliki berkatNya Sang Pemberi berkat belum tentu kita miliki.
Tuhan itu baik bagi setiap orang yang berharap kepadanya dan bagi semua orang yang mencari Dia (ay 25). Apakah kita masih merasakan Tuhan baik dalam hidup kita? Apakah kita hanya menganggap Tuhan baik bagi orang lain tetapi tidak baik bagi kita? Ingat, kita alami atau tidak kebaikan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan tetap baik. Kita terima atau tidak Tuhan tetap baik. Kebaikan Tuhan tidak pernah ditentukan pengalaman atau perasaan kita. Kebaikan Tuhan tidak pernah di tentukan dari apa yang kita telah atau belum terima. Apapun itu, Tuhan tetap baik. Hari ini kita belajar dari Yeremia dan bangsa Israel bahwa Tuhan itu baik, tetapi yang menarik adalah di dalam kondisi yang penuh dengan pergumulan mereka berani berkatabahwa Tuhan itu baik. Jika kita tidak melihat Tuhan baik, bagaimana kita bisa menyerakah diri kita kepadanya tahun 2011 ini. Tetapi karena Allah yang kta puja dan sembah itu adalah Allah yang baik memapukan kita menyerahkan diri dan melangkah kepada Dia. Mari di dalal situasi apapun kita betul-betul bisa merasakan dan menikmati Tuhan itu baik (band Luk 11:11-13, “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”).

Siapa yang diantar kita yang kuatir mengalami 2010? Tetapi kita tetapi melewati tahun 2010 bukan? Ingatlah karakter Allah (kasih, kesetiaan, kebaikanNya dst). Hal ini akan melahirkan iman percaya dan pangharapan dan membuat kita melangkah dengan tidak kuatir akan apapun (band Rom 8:32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia”.)

Ayat 26, “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” Mari menantikan Tuhan bekerja dan berkarya dengan iman dan pengharapan. Nantikan penuh iman Tuhan berkarya memulihkan dan memberikan (band Yes 30:15b, "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”) Kenapa bisa tenang dan teduh dalam menghadapi tahun 2011 ini adalah karena iman. Mari mendapatkan kekuatan baru karena pengharapan, komitmen, dan mengingat karakter Allah yang baik. Hal ini akan memberikan kekuatan baru yang akhirnya membuat kita dapat menantikan Tuhan dengan tenang dan dapat membuat diri kita menjalani tahun 2011 dengan percaya kepada Tuhan yang baik dan dalam rencana dan kedaulatanNya kita melangkah bersama-sama dengan Dia.
SoliDeo Gloria!

No comments: