Friday, January 23, 2009

Faith@Work - 03: OverComing Office Politic

[Kotbah ini dibawakan oleh Ir. Indrawaty Sitepu, MA dalam MBA]

Tempat yang aman dan nyaman bagi kita, anak-anak Allah adalah bersama-sama dengan Dia, Bapa kita di surga. Tetapi mengapa Allah menempatkan bahkan mengutus kita di tengah-tengah dunia ini? Bukankah pasti akan banyak pergulatan atau pergumulan? Pergulatan yang terjadi akibat ketegangan antara kebenaran dan nilai-nilai hidup surgawi yang kita pegang dengan arus dunia yang melawan nilai-nilai tersebut.

Kesulitan dan pergumulan di dalam dunia kerja sudah ada sejak dahulu. Masing-masing zaman memiliki kesulitan dan tantangan sendiri. Oleh karena itu setiap tantangan harus dihadapi dan dimenangkan. Kita sangat bersyukur kepada Tuhan dengan contoh yang ada di Alkitab yang bisa kita pelajari dan menjadi teladan bagi kita. Hal inilah yang akan kita pelajari bersama saat ini, bagaimana seorang manusia yang sama dengan kita, memiliki kelemahan dan kelebihan, tidak sempurna, tetapi mampu memenangkan setiap pergumulan dalam dunia kerjanya. Dia adalah Daniel.

Sebelum melihat sosok Daniel lebih jauh, mari kita melihat kondisi latar belakang dunia/lingkungan kerja Daniel di Babel. Ketika Daniel di Babel, namanya diganti menjadi Beltsazar yang merupakan nama Dewa di Babel (ay 7). Bukan hanya itu saja, makanan yang dihidangkan adalah makanan yang terlebih dahulu dipersembahkan untuk dewa. Kita bisa bayangkan pasti banyak hal lain lagi seperti orang-orang, suasana, sistem yang pasti berbeda dengan dunia Daniel sebelumnya. Dengan keadaan yang demikian sangat mungkin Daniel mengalami culture shock.

Kita akan melihat lebih dekat lagi sosok Daniel dalam Daniel 6:1-29.

1. Integritas, Kualitas, Kapasitas Daniel vs Niat Jahat Rekan Sekerja( ayat 1-6 ).
Raja Darius mengangkat 120 wakil-wakil raja atas kerajaannya. Untuk membawahi mereka diangkat tiga orang pejabat tinggi dan salah satunya adalah Daniel. Kepada mereka bertigalah para wakil-wakil tadi melapor agar raja tidak dirugikan. Pada ayat 4 dikatakan bahwa Daniel melebihi para pejabat tinggi lainnya karena roh yang luar biasa. Oleh karena itu raja bermaksud menempatkan Daniel atas seluruh kerajaannya. Daniel diberi kepercayaan karena kualitas dan kapasitas.

Kemudian para pejabat tinggi itu berusaha menjatuhkan Daniel, tetapi mereka tidak menemukan kesalahan Daniel. Hal ini menunjukkan bahwa Daniel bukan hanya punya kapasitas dan berkualitas tetapi juga berinteg- ritas. Rekan kerjanya tidak menemukan kesalahan apapun pada Daniel kecuali dalam hal ibadahnya.

2. Rencana jahat dituang dalam aksi (ayat 7-10).
Mereka berhasil merancang sebuah undang-undang (yang ditujukan untuk menghancurkan Daniel, tanpa disadari oleh raja), sehingga disetujui oleh Raja sehingga dan tidak dapat dirubah oleh siapa pun, yang isinya melarang rakyat menyampaikan permohonan kepada dewa atau ma- nusia kecuali kepada raja selama 30 hari.

3. Respon Daniel mendengar ancaman itu(ayat 11).
Ia berdoa serta memuji Tuhannya seperti yang biasa ia lakukan, tiga kali sehari. Daniel, seorang yang saleh. Tak tergoyahkan oleh tan- tangan dan hukuman yang menunggu di depannya.

4. Rekan kerja Daniel melanjutkan rencana jahat mereka(ayat 12-14).
Mereka sengaja bergegas untuk mendapati Daniel sedang berdoa kepada Tuhannya, sehingga dengan mudah mereka melaporkannya kepada raja untuk dimasukkan ke gua singa.

5. Respon atasan yang ‘terjepit’ (ayat 15-21)
Raja terjepit karena di satu sisi, raja telah mengeluarkan surat tersebut dan tidak bisa ditarik kembali. Di sisi lain kita dapat melihat bagaimana raja menghargai Daniel. Kira-kira apa alasan Raja sebagai atasan sayang kepada bawahannya Daniel? Keliha- tannya adalah karena Daniel seorang yang setia, dapat diandalkan, bertanggung jawab, berintegritas, bekerja sesuai dengan kapasitas yang ada pada dirinya dan memiliki kompetensi. Raja Darius sedih dan mencari jalan untuk melepaskan Daniel. Menarik sekali, seorang raja yang tidak mengenal Tuhan dapat bersikap seperti ini. Pasti semua ini tidak terlepas dari pemeliharaan Allah, namun hal ini tidak terlepas juga dari hasil kerja dan kesaksian Daniel selama ini. Tetapi karena surat telah dikeluarkan, walau dengan sangat berat, raja harus memberi perintah agar Daniel dilemparkan ke dalam gua singa.

6. Daniel bersaksi lagi akan Tuhan (ayat 22-23).
Daniel menjawab raja “Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk menga- tupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tidak bersalah di hadapanNya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”

7. Dampak perjuangan kemenangan pergumulan Daniel (Ayat 24-29).
Raja bersukacita atas keselamatan Daniel dari gua singa bahkan raja memberi perintah agar mengambil orang-orang yang menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik anak-anak maupun isteri-isteri mereka. Kemudian raja mengeluarkan surat kepada orang-orang di segala bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi yang isinya agar semua orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sementara itu Daniel dipercaya untuk posisi yang strategis dan berpengaruh.

Waktu masuk ke dunia kerja di Babel, Daniel mengalami culture shock. Kita juga banyak yang mengalami culture shock waktu memasuki dunia kerja, seperti yang disharingkan kepada saya, baik teman-teman guru, hakim, dokter, bagian marketing, yang kerja di pabrik, dll. Memang dunia kerja, sangat dekat dengan intrik dan arus deras yang melawan nilai-nilai kebenaran yang kita pegang. Jika demikian apa yang harus kita lakukan?

  1. Ingat dan teladanilah Daniel. Ia berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya (Dan 1:8). Hal ini penting karena dimanapun kita bekerja, seharusnyalah kita melakukan trans- formasi, bukan ikut arus dan mena- jiskan diri, karena kita adalah tangan Tuhan menghadirkan kerajaan Allah di sana.
  2. Ingat dan teladanilah Daniel. Ia selalu berlutut dan berdoa tiga kali sehari kepada Allah (Dan 6:11). Bagaimana ia terus menjaga kedekatan dengan Tuhan. Bila kita tidak semakin dekat dengan Tuhan, perlahan namun pasti kita akan menjadi sama dengan dunia ini, sebaliknya apabila kita semakin dekat dengan Tuhan, kita akan semakin serupa dengan Kristus. Daniel menunjukkan pada kita cara menjalani hidup rohani yang utuh dibawah tekanan dunia sekuler.
  3. Integritas, yaitu satunya kata dengan perbuatan. Inilah seharusnya style hidup kita.
  4. Kualitas, Daniel memberi teladan. Ia adalah contoh dari orang yang karirnya mencapai posisi dengan kekuasaan dan prestise yang besar dalam sistem dunia, namun yang tidak pernah mengkompromikan prinsip-prinsip dasar Alkitab. Banyak manusia sewaktu masih di bawah, masih setia dan takut akan Tuhan. Tetapi ketika dia berada pada level atas, ia mulai terbawa arus. Daniel tidak demikian. Tantangan demi tantangan ia hadapi tanpa kompromi.
  5. Kapasitas, Daniel telah melakukan bagiannya sesuai dengan kapasitasnya. Mari lakukan bagian kita sesuai dengan kapasitas kita. Be your self, do your best. 
  6. Allah yang menyertai Daniel, adalah Allah yang menyertai saudara dan saya.

Mungkin kita sekarang berada pada situasi yang sulit, mungkin posisi ditantang untuk tidak menajiskan diri, mungkin berada pada posisi akan dilemparkan ke ‘gua singa’ atau bahkan sudah berada di dalam ‘gua singa’, ingatlah…Tuhan menyertai kita.
Soli Deo Gloria!

No comments: