Tuesday, April 24, 2012

The Mission of God's People 6: New Creation

Tiopan Manihuruk

Hari ini kita bicara soal new creation, yang merupakan bagian akhir dari kisah penebusan. Dalam Kej pasal 1 Allah menciptakan langit dan bumi dan semua indah dan baik (Kej 1:30-31). Tetapi dalam perjalanannya, kehidupan yang harmonis ini terdistorsi ternoda oleh dosa (Kej 3). Peristiwa ini merupakan titik awal terjadinya kejahatan dan akhirnya manusia semakin jahat dan Tuhan melakukan pembersihan dengan memberikan air bah. Hanya Nuh dan keluarganyalah yang selamat. Ada pemulihan ada sebuah kehidupan yang baru melalui keluarga Nuh. Tetapi manusia tidak berhenti berbuat jahat. Ada kisah mengenai kejatuhan manusia dalam peristiwa pembangunan menara Babel yang membuat manusia akhirnya tersebar (Kej 11).
Kemudian Allah memanggil Abraham dari Urkasdim untuk pergi ke daerah yang masih asing baginya (yang adalah tanah Kanaan) dan menetap disana. Kemudian pada masa Yusuf terjadilah kelapaparan (Kej 37-39), dan kisah ini berlanjut ketika keluarga Israel kelaparan dan pindah ke Mesir. Begitu sampai di Mesir, Israel yang telah menjadi bangsa mengalami penindasan. Itulah sebabnya Allah memanggil Musa (Kel 2). Inilah juga penebusan bangsa Israel, dimana peristiwa ini membawa Israel keluar dari perbudakan politis, sosial, spiritual.
Setelah mereka tiba di Kanaan terjadilah pembagian tanah yang dilakukan Yosua dan setelah itu mereka hidup dengan rukun. Tetapi mereka akhirnya menyembah berhala lagi dan meminta seorang raja untuk memimpin mereka. Di sinilah titik lahirnya kerajaan Israel yang dipimpin oleh raja-raja. Pada masa raja Salomo terjadi perpecahan kerajaan Utara dan Selatan. Setelah itu, pada masa Yoyakim terjadilah pembuangan ke Babel. Selama 70 tahun mereka dibuang ke Babel. Allah kemudian menebus mereka kembali melalui raja Koresh dan mereka diijinkan keluar bersama dengan Nehemia dan Esra. Kemudian nabi-nabi memimpin umat Allah sampai pada kitab Maleakhi.

Mulai dari kitab Maleakhi sampai kepada Kristus ada masa 400 tahun dimana tidak ada nabi yang memberitakan kebenaran di Israel. Itulah sebabnya mengapa orang Yahudi sulit menerima Yesus sebagai Mesias karena 400 tahun tidak ada nabi yang bersuara di Israel. Kedatangan Yesus membawa penebusan yang mengarah kepada new creation. Jadi langit dan bumi yang indah dalam Kej pasal 1 akan bermuara kepada langit dan bumi yang baru yang merupakan hasil dari misi Allah melalui Kristus dan umatNya.
Kita akan melihat ciptaan yang baru ini dari dua bagian Alkitab yaitu 2 Pet 3:1-16 dan Wahyu 21:1-8. Dalam 2 Pet 3:1-16 ini kita melihat bahwa yang menjadi tujuan surat ini adalah mengingatakan Jemaat diaspora akan tiga hal, yaitu: pertama, Firman kebenaran yang telah diucapkan para nabi adalah sebuah fakta kebenaran yang harus diimani oleh setiap orang percaya (ay. 2a); kedua, ada perintah Tuhan Yesus yang disampaikan oleh para rasul mengenai posisi nabi-nabi dan para rasul yang adalah sama (ay. 2b); ketiga, para pengejek (scoffers) akan muncul di zaman akhir di mana mereka hidup menuruti hawa nafsu (ay. 3). Pengejek ini disebut juga gnostik yang mula-mula karena mereka menolak ide akan adanya masa penghakiman dan pertanggungjawaban moralitas hidup. Dan ‘zaman akhir’ yang dimaksud di sini adalah mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua kali.

Para pengajar palsu ini mengatakan bahwa tidak ada 2nd coming, tidak ada parousia. Kalau hingga saat ini belum juga datang, maka hal itu tidak akan pernah terjadi sama sekali (ay 4). Mereka mengatakan bahwa sejak penciptaan hingga kini semuanya tetap sama tanpa adanya perubahan. Mereka tidak mau tahu tentang kuasa atau kedaulatan Allah yang bekerja dalam penciptaan yang juga bisa melakukan perubahan (ay 5a).
Petrus mengoreksi pandangan ini. Dalam ay 7 dia berkata, “Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik”. Dengan berfirman Allah bisa mencipta dan menghanguskan segala sesuatu. Kemudian dalam ay 8 dikatakan, “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” Allah tidak memandang waktu seperti cara manusia melihatnya (menghitungnya). Ini bukanlah angka matematis. Allah berada di luar waktu dan jika waktu dilihat dari sudut kekekalan maka masa itu tidak lebih dari satu hari, dan satu hari juga tidak lebih singkat dari sebuah masa yang begitu panjang dalam ukuran Allah. Karena bagi Allah waktu itu adalah relatif, maka Allah menanti dengan segala kesabaran-Nya di mana manusia tidak sabar akan hal itu. Ingat, Tuhan tidak pernah lalai akan janji-Nya (ay. 9a). Allah sabar dan menghendaki agar tidak ada manusia yang binasa, melainkan agar semua orang berbalik dan bertobat (ay. 9b).

2nd coming atau harinya Tuhan tidak dapat diprediksi oleh siapapun, seperti pencuri (ay.10a). Mark 13:32 berkata, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja." Jadi, jika ada orang yang memperidiksi tanggal kedatangan esus kedua kali, itu bukanlah kebenaran.

Dalam kedatangan Yesus kedua kali memunculkan perdebatan, khususnya masalah Kerajaan 1000 tahun (Wahyu 20:1-6). Yang pertama adalah premilenium, yang mengatakan bahwa Kristus akan datang sebelum kerajaan 1000 tahun. Yesus datang dulu memerintah 1000 tahun di dunia (ingat, bukan hitungan matematis), kemudian setelah itu ada pengangkatan (rapture), dan kemudian Dia datang kembali. Kedua adalah postmillenium, di mana Kristus datang setelah Kerajaan 1000 tahun. Jadi Kerajaan 1000 tahun yang tidak pasti kapan mulainya, baru Yesus datang kedua kali. Ketiga adalah amillenium, yaitu pandangan yang mengatakan bahwa Kerajaan 1000 tahun telah dimulai ketika Yesus pertama kali datang ke dunia sampai kepada Kristus datang kedua kali yang kita tidak tahu kapan (pandangan ketika ini menurut kebanyakan teologia adalah pandangan yang lebih biblika). Kita tidak mempersoalkan akan ketiga pandaagan ini, apakah premillenium, postmillenium, atau amillenium, karena yang terpenting adalah Yeus pasti datang kedua kali. Kedatangan Kristus yang kedua kali berarti kebangkitan dan penghakiman bagi seluruh manusia, yang hidup maupun yang telah mati.

Pada masa kedatangan Yesus kedua kali akan terjadilah new creation. Dalam ay 10 dikatakan, “Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”, dan ay 12b dikatakan, “Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”. New creation adalah seluruh karya penebusan Allah atas manusia, seluruh tatanan sosial, aspek kehidupan manusia, dan seluruh alam ciptaan.

Dalam hal ini juga terjadi perdebatan antara pandangan nihilism dan annihilisme. Mari melihat 2 Pet 3:12b dikatakan, “Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”, dan mengacu kepada Wahyu 12:1, “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.” Kaum Lutheran lebih berfokus kepada nihilism dan mereka berkata bahwa langit dan bumi yang lama berlalu digantikan dengan langit dan bumi yang baru, bahkan laut pun tidak ada lagi. Tetapi Kalivinis memandang bahwa ini adalah sebuah pembaharuan (restorasi). Sampai sekarang pandangan ini masih bertahan dan belum ada titik temu. Tetapi, baik nihilism ataupun annihilisme, yang pasti akan ada new creation.

Jika kita perhatikan dari langit dan bumi yang Tuhan ciptakan dalam Kej 1 dengan segala pergolakan karena dosa dan dilanjutkan dengan penebusan yang dilakukan oleh Allah melalui hamba-hambanya, semua akan bemuara kepada karya Kristus di Kalvari dan berujung kepada langit dan bumi yang baru, sebuah tempat yang kita nantikan yaitu new creation. Akan ada langit dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran (ay. 13). Parousia (2nd coming) meresmikan penggenapan terakhir dari keseluruhan maksud sejarah, yaitu penebusan dan pembaharuan keseluruhan ciptaan Allah. Second coming juga adalah berlangsungnya realita penghakiman Allah yang adil, hancurnya kejahatan oleh Allah.

Apa yang terjadi dalam new creation itu? Dalam Wahyu 21:2-4 dikatakan, “Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.  Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Melalui bagian ini juga ada muncul pandangan atau perdebatan para teolog akan Sorga. Melalui bagian firman yang di atas, sebagaian teolog yang mengatakan bahwa Sorga bukanlah selama-lamanya, tetapi Sorga adalah tempat sementara. Tempat selama-lamanya adalah langit dan bumi yang baru. Berbeda dengan pemahaman teologia tradisional, yang mengatakan bahwa Sorga adalah tempat selama-lamanya bagi manusia.

Ada orang berkata bahwa Sorga itu adalah tempat hadirat Allah, sebuah tempat dimana manusia tidak tahu, tetapi ketika seseorang mati dia bukan ke Sorga, tetapi ke sebuah tempat bersama dengan Allah, dan inilah yang disebut dengan intermediate state (1 Tes 4:16-18). Ada kebangkitan dimana orang yang banar pertama-tama dibangkitkan untuk memperoleh hidup yang kekal, kemudian orang yang tidak beriman dibangkitkan untuk mendapatkan hukuman yang kekal. Ketika kebangkitan tubuh yang baru terjadi (1 Kor 15) maka tubuh yang baru menyatu dengan roh kita. Pengkotbah pasal 2 berkata ketika orang mati maka tubuh menjadi tanah tetapi rohnya kembali kepada pencipta. Bagi pemahaman tradisional, tempat kembalinya roh inilah yang disebut Sorga. Tetapi, ada juga pandangan yang lain yang mengatakan bahwa ada juga sebuah tempat yang disebut intermediate state, dengan sebuah pemahaman bahwa orang beriman with the presence of God tetapi yang tidak beriman without the presence of God. Ketika Kristus datang kedua kali, tubuh yang baru menyatu kedalam roh kita dan masuk dalam masa penghakiman. Itulah sebabnya dipahami, ketika parousia, Yerusalem yang baru akan turun dari Sorga dan tahta Allah ada di sana dan masuklah pada langit dan bumi yang baru, dan disitulah kekalan.

Jika diambil garis linier, Kedatangan Kristus kedua kali adalah awal dari kekekalan. Ketika kita meninggal pada saat Kristus belum datang untuk kedua kali, maka roh kita ada pada satu tempat yang disebut intermediate state (sekali lagi, bagi pemahaman tradisional menganggap tempat ini adalah Sorga). Sorga kekal, ya, tetapi tempat kita selama-lamanya adalah langit dan bumi yang baru. (yang juga bagi pemahaman tradisonal menganggap itu adalah sorga kekal, itu juga bisa). Hal inilah yang memunculkan perdebatan dimana ada orang juga berkata Sorga itu tidak kekal, tetapi yang kekal adalah langit dan bumi yang baru, dengan pandangan bahwa Sorga itu kekal. Perdebatan ini juga masih berkembang sampai saat ini. Tetapi suatu hal yang pasti bahwa kekekalan adalah langit dan bumi yang baru.

Dalam new creation akan ada kemah Allah di tengah-tengah manusia dan Dia akan diam bersama umat tebusan-Nya dan Allahlah yang menjadi Allahnya mereka (Why. 21: 3). Kemudian dalam ciptaan yang baru ini Allah akan menghapus segala air mata, maut tidak akan ada lagi (1 Kor 15:54), dan tidak ada lagi perkabungan dan tangisan atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu (Why.21: 4). Meskipun penderitaan yang kita alami dari berbagai aspek bahkan penderitaan karena iman kepada Kristus selama di dunia, pada saatnya dalan new creation Allah akan menghapus air mata.

Dengan memahami kondisi seperti ini di dalam Wah 21:5 dikatakan, “Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.” Dengan pemahaman bahwa Allah adalah Alfa dan Omega dan Kristus yang Alfa dan Ome itu adalah pribadi yang bertahta bersama-sama dan hidup mendampingi dan tinggal bersama dengan kita dan Dia adalah pemerintah atau Allah bagi kita bersama-sama dalam new creation. Dalam ay 6-7 dikatakan, “Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku”. Ini adalah sebuah relasi yang indah antara Allah dengan kita, umat tebusannya.

Dalam new creation ada sebuah pembaharuan dimana yang lama berlalu dan muncul langit dan bumi yang baru yang penuh dengan keindahan. Kita tidak bisa membayangkannya. Jika kita mengacu kepada Yes 64, 62, 65 semuanya hidup penuh dengan kerukunan seperti pasal Kejadian pasal 1. Dengan pemikiran seperti ini, bagi mereka yang tidak beriman kepada Yahwe (ay 8) akan mendapat bagian mereka dalam kematian yang kedua yang adalah kematian kekal.

Bagaimana seharusnya yang menjadi sikap kita. Mari kembali 2 Pet 3 tadi. Dalam ay 11-12a dikatakan, “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.” Dalam menantikan dan menyongsong new creation kita harus hidup suci dan saleh (holy and godly lives). Kesalehan yang dimaksud bukan hanya kesalehan spiritual, tetapi kesalehan sosial. Peristiwa kejatuhan bukan hanya berdampak kepada manusia secara pribadi, tetapi juga menimbulkan dosa sosial. Jadi tidak cukup hanya ketika kita tidak berdosa, tidak korupsi, rajin saat teduh, dll, tetapi bagaimana hidup kita membawa dampak kepada tempat dimana kita berada, dimana kedaulatan Allah ditunjukkan dan shalom Allah hadir melalui hidup kita. Sikap kita berikutnya dalam menantikan kedatangan Kristus kedua kalinya adalah dengan berusaha supaya kedapatan tidak bercacat dan tak bernoda dihadapan-Nya dan berdamai dengan Dia (ay. 14). Ketika kita gagal mengerjakan mandat dan misi dari Allah, itu adalah bagian dari kecacatan dan hidup yang tercela. Bukankah dunia (dan seluruh aspeknya) ini membutuhkan penebusan Kristus?

Kesabaran Allah berarti kesempatan untuk beroleh selamat (ay.15). Lahir baru memang sekali, tetapi bertobat harus setiap saat. Jadi bagi jemaat diaspora ini adlah pesan agar mereka bertobat dan sadar dari dosanya agar mereka kedapatan jika Yesus datang kedua kali mereka tidak bercela. Tetapi ini juga sekaligus bagi kita menjadi sebuah peringatan bagi kita dimana jika akan ada new creation yang begitu indah itu, seharusnya kita lebih giat bermisi secara integral kepada Allah.

Tidak ada keselamatan kecuali dalam kristus. Roma 1:16 berkata, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” Kemudian dalam Rom 10:13-15 juga dikatakan, “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Mari bermisi, yang vertikalistik dengan beritakan kabar baik (injil) dan yang horizontal dimana kita menyelesaikan dosa sosial dan menegakkan kedaulatan Allah dimanapun kita berada.
Solideo Gloria!

No comments: