Tuesday, October 16, 2012

Occultism: Principalities & Power


Aswindo Sitio

[Disampaikan pada Ibadah Mimbar Bina Alumni, Jumat,  27 Juli 2012)


Tidak diragukan lagi bahwa salah satu salah satu sisi kehidupan Kristen yang tidak gampang adalah apa yang kita sebut dengan peperangan rohani. Tentu saja hal ini berhubungan dengan si jahat, yaitu iblis itu sendiri. Konflik antara baik dan jahat (good vs evil) sudah berdiri dalam di tengah-tengah kekristenan masa Perjanjian Baru itu sendiri, bahkan jauh sebelum itu, konflik ini sudah dimulai pada masa pemberontakan malaikat kepada Allah (lih Yeh 28:13-19)

Principalities and Powers
Dalam Perjanjian Lama, setan merupakan figure yang tidak menonjol, yang muncul dalam tiga bagian sebagai malaikat yang sedang beroperasi sebagai musuh yang melawan umat Allah (Ayub 1-2, Zakharia 3:1, 1Tawarikh 21:1). Dan figure inilah yang Paulus sebutkan dalam setiap suratnya sebagai principalities and powers.

Apa sebenarnya principalities and powers ini? Frasa ini muncul sebanyak enam kali di dalam alkitab, khususnya dalam terjemahan King James Version (KJV) dan turunannya (NKJV, MKJV). Dalam Rom 8:37-39; Kolose 1:16; Kol 2:15; Efesus 3:10-11; Efesus 6:12; Titus 3:1.

Dalam beberapa terjemahan lain, frase ini diterjemahkan dengan berbagai variasi, misal: “rules and authorities”, “forces and authorities”, “rules and powers”. Walaupun demikian, di setiap bagian frase ini muncul, konteksnya sangat jelas mengarah kepada satu kuasa jahat atau si iblis yang luas dan berbahaya yang sedang bekerja melawan umat Allah atau dengan kata lain menentang sesuatu yang berasal dari Allah. Inilah yang disebut dengan kuasa jahat atau sering menarik umat Tuhan untuk beralih kepadanya dengan menawarkan beragam hal agar kita bisa bergantung kepada iblis ini khususnya sering terjadi dalam praktek okultisme.

Setan tidak dapat menaklukkan Allah, tetapi dia, sebagai malaikat yang jatuh, memiliki pengetahuan akan Allah. Setan memiliki pikiran, emosi, dan keinginan, dan memahami bagaimana Allah Tritunggal mengubah pikiran, emosi dan keinginan manusia. Kalah dari Allah membuat setan berusaha dengan berbagai cara untuk menaklukkan dunia, khususnya melakukan segala cara untuk menaklukkan umat Allah dalam hal panggilan, sebagai manifestasi dari pribadi Allah dalam menunjukkan hidup, kasih, dan kesatuan Allah Tritunggal di tengah dunia ini.

Strategi Iblis

Iblis menyerang manusia dengan berbagai cara karena dia adalah sang penipu, sang perusak, sang penguasa, dan sang pendakwa.
Sang Penipu (Yoh 8:44; Why 12:9)
Sebagai penipu Setan bisa:
  1. Memanipulasi pikiran kita. Jika kita bepikir bahwa iblis bisa kita permainkan, maka kita salah besar. Iblis adalah biang dari segala penipu, dan dia sudah sangat berpengalaman mulai dari masa kejatuhan para malaikat dimana mereka berusaha untuk menipu para anak-anak Allah. Setan menyerang manusia dalam pikirannya. Salah satu fungsi tertinggi dan termulia dari pikiran manusia adalah mendengarkan firman Tuhan, sehingga mampu membaca pikiran Allah dan memikirkan pikiran-pikiran Allah sesuai kehendakNya. Bayangkanlah jika Iblis berhasil menyerang kita dalam hal ini? Hal ini bisa membuat kita semakin buta akan kehendak Allah dalam hidup kita. Salah satu taktik dasar dari setan untuk menggoda manusia adalah tipu muslihat, yang berarti “to give false impression” atau dengan kata lain membuat distorsi dalam hal bagaimana kita memandang realita. Bahkan kita bisa mulai meragukan system nilai yang sudah kita bangun di dalam Kristus. Setan akan memulai membuat kita mulai meragukan kebaikan Tuhan dengan menekankan bagaimana Allah membatasi kebebasan manusia. Salah satu kisah yang sering kita baca mengenai penipuan si iblis ini adalah kisah kejatuhan dalam Kej 3. Pikiran-pikiran yang diserang seperti ini bisa membuat sense kita akan dunia supranatural menjadi tumpul kita bisa menjadi tidak percaya akan ‘dunia lain’ tersebut. Bahkan bermain-main dengan hal-hal yang bersifat kuasa gelap tanpa menyadari ketika kita mencoba menjulurkan tangan dalam territorial ini, maka kita akan terperangkap tanpa pernah tahu mana jalan keluarnya. Ingat, kita mungkin hanya berniat untuk bermain-main, tetapi tidak demikian dengan Iblis. Ia tidak pernah bermain-main untuk menyesatkan umat Allah. Seangan-serangan yang dilakukan ibliis tehadap pikiran kita akan membuat kita merasa ragu dan merasa benar akan kuasa penyembuhan yang dilakukan oleh dukun (baca: Iblis). Bahkan dalam pesta adat sering kita akhirnya kompromi dengan alasan-alasan yang kiat buat sendiri menjadi masuk akal bagi kita. Ini adalah trik Iblis! Kelicikan Iblis yang lain adalah bahwa Iblis mempengaruhi pikiran agar focus kepada Allah tetapi tidak secara utuh. Iblis mempengaruhi kita untuk mengerjakan kebenaran dan transformasi, tetapi tidak secara utuh. Sebagai penipu, tujuan terakhir iblis bukanlah ketika kita akhirnya berdosa, tetapi menipu manusia agar iblis dapat membuat semacam ikatan dalam hidup kita, sehingga ia dapat mempengaruhi dan menghancurkan kita. Kita bisa diikat jika membuka diri pada kuasa kegelapan dan praktek okultisme. Tulah sebabnya kita harus menawankan pikiran kita pada Kristus (2Kor 10:5) 
  2. Pemahaman kita akan dosa. Dr. Ed. Murphy berkata, “Setan selalu terlibat dalam dosa.” Di mana ada dosa, maka setan ada di sana. (band. Efesus 4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis). Mereka menyenangi lingkungan seperti itu karena memang habitat mereka. Perbudakan kepada dosa merupakan prioritas utama iblis yang sedang dikerjakan dalam dunia ini. [contoh: Jemaat Kolose yang merasakan bahwa selain dari anugerah, masih diperlukan ritual-ritual rohani agar bisa selamat, bahkan di Indonesia ada kasus dimana anggur dan roti disimpan untuk keperluan darurat). Setan secara aktif mempromosikan dosa dan pada saat yang sama berusaha untuk menyembunyikan semua dampaknya. Sehingga secara luas dosa dipahami dengan versi masing-masing; yang keinginan daginglah, masih hidup di dunialah, tuntutan budayalah, dll. 
  3. Pemahaman akan Kristus dan Roh. Iblis memang tidak bisa meniadakan dampak akan kemenangan Kristus di Kalvari, tetapi dia dapat dan akan terus berusaha merusak atau meminimalkan dampak kematian Kristus itu dalam mentransformasi hidup kita. 
Sang Perusak 
Apakah iblis bisa memberi penderitaan badani kepada kita? Saya kira kisah Ayub (khususnya pasal 1 dan 2) menjelaskan hal ini. Jika Iblis tidak bisa menyerang kita dengan pikiran kita, maka ia akan melakukannya melalui tubuh kita. Ada banyak kasus di dalam alkitab yang menunjukkan bagaimana sifat setan si perusak ini menyerang tubuh manusia. Ia menyebabkan seorang laki-laki menjadi bisu (Mat 9:32, 33), seorang perempuan menjadi bungkuk (Luk 13:11-17). Bahkan ia menyerang seorang anak hingga anak tersebut jatuh ke air dan api (Mat 17:14-18). Tidak ada pengecualian di sini, setan ingin menyerang dan merusak tubuh kita. Setan akan senantiasa menyerang tubuh kita dengan penderitaan-penderitaan yang ada yang bisa membuat ketekunan kita untuk melakukan kehendak Allah akan semakin terkikis.

Bahkan dalam berbagai kasus yang ada, kuasa jahat bisa dipakai untuk menyerang orang lain (santet, guna-guna, begu ganjang, dll). Untuk hal ini, kita harus mengingat apa yang Tuhan katakan dalam Ulangan 18:10-11, “Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.”
Sang Penguasa 
Iblis bisa melakukan hal yang supranatural? Ya, sangat bisa. Iblis tidak maha kuasa, tetapi bukan berarti iblis tidak memiliki kuasa. Dalam tatanan ciptaan, posisi malaikat (termasuk iblis) lebih tinggi dari manusia (tetapi kelak manusia akan lebih dari malaikat). Ia memilikinya dan sering melakukan tanda-tanda yang supranatural. Ia bisa menyembuhkan. Ia bisa membuat fenomena-fenomena gaib. Ia adalah penguasa kerajaan angkasa bahkan penguasa dunia ini.

1Yoh 5:19 berkata, “5:19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Itulah sebabnya ia juga memberikan kekuasaan-kekuasaan palsu bagi mereka yang menginginkannya. Ia menggunakan kesombongan manusia sebagai senjatanya agar manusia tidak selalu bergantung kepada kehendak Allah. Begitu banyak orang yang merindukan kekuasaan sampai-sampai menggunakan cara yang Tuhan benci. Mereka pergi kepada orang pintar. Menggunakan jimat-jimat, pengasih, dll.
Sang Pendakwa
Mungkin kita berpikir bahwa setelah membawa orang melakukan dosa maka setan akan membiarkan orang itu mengalami penderitaan sebagai akibat dosanya. Namun, kenyataannya tidak begitu. Setan mempunyai satu tipu daya lainnya yang akan membuat orang Kristen yang tidak taat mengalami kekalahan ganda. Ia senantiasa mendakwa kita dengan dosa yang kita lakukan sehingga kita merasa bahwa kasih karunia Tuhan tidak akan bisa menyelamatkan kita. Jika kita terus menerus mendengarkan dakwaan iblis, kita sedang membuka diri kepada keputusasaan dan kelumpuhan rohani. Ini adalah sebuah tanda di mana jika kita merasa tidak tertolong lagi dan tidak ada harapan, kita dapat memastikan bahwa setan sedang mendakwa kita. Setan ingin kita merasa bersalah, dan selain terus menerus merasa bersalah maka kita akan semakin lama semakin jauh dari Tuhan dan tidak maksimal lagi sebagai alat Tuhan dalam mengerjakan misiNya.

Senjata Rohani
Ini adalah bagian yang harus kita waspadai. Bagaimana caranya agar kita bisa melawannya? Paulus dengan jelas menuliskannya dalam Efesus 6:10-20.

Berdirilah teguh! Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan dan kenakanlah perlengkapan senjata Allah. Apa saja yang menjadi senjata bagi kita?
  1. Ikat pinggang kebenaran. Karena setan adalah pendusta, maka kita harus melawannya dengan kebenaran Allah. Pinggang adalah pusat tindakan, gerakan dan arah. Jika kita tidak diarahkan dan digerakkan oleh kebenaran, maka kita akan dikalahkan musuh. Ikat pinggang bukanlah senjata untuk menyerang, tetapi untuk perlindungan. 
  2. Bazu zirah keadilan. Perlengkapan senjata ini menutupi tubuh prajurit bagian depan, mulai dari leher sampai pinggang. Bazu zirah ini melindungi organ tubuh yang paling penting. Yang dimaksudkan Paulus di sini adalah keadilan di dalam Kristus yang kita terima saat kita percaya kepadanya. Keadilan sering diterjemahkan dengan pembenaran, yaitu satu prakarsa Allah yang penuh rahmat membenarkan manusia yang berdosa melalui Kristus. Setan adalah penuduh, dan ia akan menyerang kita dengan cara mengingatkan kita akan dosa-dosa kita. Melalui iman di dalam Kristuslah, maka kita akan memiliki keadilan yang diikatkan kepada kita. 
  3. Sepatu (kasut) damai sejahtera. Tentara Romawi mamakai sepatu berpaku agar stabil dan lincah. Seberapa teguh anda berdiri menentukan kemenangan anda. Jika seorang pejuang kehilangan tempat berpijak, dia bisa kalah dalam perang. Orang Kristen yang memiliki tempat berpijak yang kokoh akan memiliki keyakinan saat dia menghadapi musuh. Kita berdiri teguh oleh karena Injil. 1Kor 15:3-5 berkata, “3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, 4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; 5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.” Kemenangan Kristus inilah yang memberi tempat berpijak yang aman dan kokoh pada saat kita berperang melawan Iblis. 
  4. Perisai Iman. Perisai romawi berukuran sekitar 60 x 120 cm, terbuat dari kayu dan dilapisi kulit dan logam. Perisai ini berguna sebagai dinding yang bisa digerakkan di mana para prajurit bisa bersembunyi dan melindungi diri mereka sendiri dari panah-panah api yang ditembakkan oleh musuh. Iman kita kepada Kristuslah yang memadamkan panah-panah api ini. Panah-panah api seperti apa yang ditembakkan kepada kita? Warren W. Wiersbe mengatakan bahwa panah-panah api ini berupa pikiran-pikiran yang datang satu persatu – keragu-raguan, ketakutan, kekuatiran, dst. Memercayai janji-janji Allah dan memegang FirmanNya akan memadamkan panah-panah api ini. Alangkah pentingnya bagi prajurit Kristen unuk belajar Firman. 
  5. Ketopong Keselamatan. Dalam 1Tes 5:8 dikatakan, “8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.” Paulus disini merujuk kepada pengharapan yang dimiliki oleh orang percaya, yaitu apabila Yesus datang kembali. Setan seringkali menggunakan keputusasaan dan ketidakberdayaan sebagai senjata untuk melawan kita. Pada saat kita sedang kecewalah, kita paling mudah diserang. Kita akan membuat keputusan-keputusan bodoh dan mudah sekali terkena pencobaan. Apabila pikiran kita dilindungi oleh “pengharapan yang mulia” bahwa Tuhan akan datang kembali, maka setan tidak akan menggunakan kekecewaan kita untuk menyerang dan mengalahkan kita. 
  6. Pedang Roh. Inilah senjata penyerang – perlengkapan senjata rohani yang lain untuk bertahan. Pedang rohani, yaitu firman Allah, berbeda dari pedang biasa yang digunakan oleh orang. Pedang materi dapat tumpul jika digunakan, namun firman Tuhan tetap tajam. Yesus sendiri menggunakan pedang Roh ketika Ia bertemu dan mengalahkan setan di padang gurun. 
Inilah semua senjata rohani yang harus kita kenakan yang akan memampukan kita berdiri teguh. Semua ini hanya menjadi lambang saja bagi orang-orang Kristen kecuali jika kita mengetahui cara menggunakannya. Dan jawabannya adalah, “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” (ay 18).

Mari mengenakan semua persenjataan rohani kita disertai dengan doa, agar kita siap melalui peperangan rohani kita dan senantiasa berdiri teguh dan berkemenangan setiap harinya.










No comments: