Saturday, March 28, 2009

[Sei Christian Life - 04]: Dealing With Failure & Depression

By: Denni Boy Saragih, M. Div

Hari ini kita akan belajar mengenai depresi, suatu pengalaman kehidupan yang lebih dalam daripada stress. Mari kita membaca bagian dari Firman Tuhan mengenai seorang hamba Tuhan yang mengalami depresi dalam hidupnya, yaitu Elia di dalam 1 Raja 19:1-8.

Seorang ahli bernama Vance Hafner, mangatakan bahwa hidup manusia dibagi dalam tiga pembagian besar. Pertama adalah hari dimana kita mengalami apa yang disebut dengan mountaintop days, yaitu hari dimana kita mengalami puncak kehembiraan, hari yang menyenangkan, luar biasa, dan biasanya memiliki ketegangan dan gairah yang luar biasa (misalnya ketika kita dipromosikan menjadi direktur atau saat bermain game). Hal ini jugalah yang dialami Elia ketika dia berhadapan dengan nabi-nabi palsu di gunung Karmel. Pada saat itu Elia menghadapi sesuatu yang luar biasa. Dia membunuh banyak nabi-nabi palsu dengan pedangnya. Biasanya masa-masa seperti ini berlangsung dengan singkat, dikarenakan kemampuan hormon manusia untuk menghasilkan yang seperti ini sangat terbatas. Kedua adalah Ordinary days, yaitu hari-hari yang biasa dimana kita tidak terlalu tertarik ataupun susah. Kita beraktifitas biasa tanpa beban. Ketiga adalah Dark days. Menurut satu penelitian 4%-9% dari populasi di dunia mengalaminya. Menurut satu survey yang lain, ada 25 % mahasiswa mengalami hal ini di dalam hidupnya. Dan depresi termasuk dalam bagian dark days.

Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan depresi? Depresi itu sangat beragam, dalam hal bahayanya (ringan atau berat), dalam hal frekuensinya (sekali atau berulang-ulang), dalam hal durasinya (singkat atau panjang), dan dalam hal sumbernya (dari dalam diri sendiri atau dari luar). Tanda-tannda umum depresi dapat kita lihat pada point di bawah ini :

  • Orang yang depresi biasanya mengalami kesedihan yang disertai dengan rasa pesimis dan rasa tidak berdaya. Jika kita melihat Elia, setelah mengalami ketegangan yang tinggi, dia mengalami apa yang disebut dengan Postadrenalic Depression. Setelah berhada- pan dan membunuh nabi palsu, dia masuk dalam satu depresi, lemas tidak berdaya, sedih, bahkan ingin bunuh diri.
  • Biasanya orang yang depresi mengalami Apathy dan Inertia. Ini adalah situasi dimana seseorang itu malas melakukan kegiatan apapun.
  • Orang depresi mengalami rasa lelah disertai hilangnya tenaga dan ketertarikan pada kerja. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami depresi ringan ketika mereka mulai mengeluh ketika akan memulai kerja. Mereka juga tidak tertarik untuk memimpin kelompok atau ikut persekutuan maupun hal yang lain. Anak-anak Tuhan juga sering sekali tidak mengakui bahwa mereka depresi karena pemahaman yang mengang- gap bahwa depresi itu adalah tanda dari iman yang kurang kepada Tuhan. Bukan hanya sebatas kerja, mereka juga kehilangan ketertarikan akan hobi ataupun seks.
  • Orang yang depresi juga mengalami low self esteem, yaitu rasa rendah diri dan merasa dirinya tidak berharga. Itulah sebabnya dirinya ingin bunuh diri, meski bertanya-tanya kenapa dirinya seperti ini.
  • Orang yang depresi juga kehilangan spontanitas. Ketika semua orang sudah tertawa, dia baru tertawa bebrapa saat kemudian. Respon mereka terlambat diban- dingkan dengan orang yang tidak stress.
  • Orang depresi juga akan mengalami insomnia (walau ada beberapa kasus mereka suka tidur) dan sulit untuk berkonsentrasi. Pikirannya mengawang dan pandangan mereka kosong.
  • Mereka juga akan kehilangan selera makan.

Bila anda mengalami gejala-gejala seperti ini, berarti kemungkinan besar anda depresi. Ini bukanlah masalah yang terlalu besar. Yang penting adalah kita menyadari bahwa diri kita sedang depresi, karena memang kita anak-anak Tuhan sering menyangkal bahwa kita sedang depresi. Kita tidak ingin dianggap lemah atau gagal karena kita adalah PKPA atau pengurus. Tidak ada salahnya jika suatu waktu kita mengalami kelelahan dan menjadi lemah. Elia dan para pemazmur pun mengalami masa dimana mereka mengalami depresi, baik yang berat maupun ringan.

Banyak faktor-faktor penyebab depresi baik faktor fisik maupun faktor kognitif psikologis yang sering dialami oleh manusia.

Faktor Fisikal
1. Orang mengalami depresi disebabkan oleh masalah biologis sederhana seperti kurang tidur dalam waktu yang lama, kurang olah raga, efek samping dari obat, sakit fisik, dan diet yang buruk. Depresi seperti ini biasanya bisa hilang bersamaan dengan waktu, jika istirahat yang cukup, berolah raga, dan hidup yang teratur. Sama halnya dengan Elia, ketika dia melarikan diri, lalu depresi, kemudian ingin mati. Tuhan tidak memberikan kepadanya kuasa rohani, tetapi Tuhan memberikan makanan dan minuman.

2. Depresi juga dapat disebabkan oleh Premenstrual Syndrome (PMS). Jadi depresi yang terjadi menjelang masa menstruasi. Kemudian ada juga yang dinamakan Postpartum Depression, dimana depresi yang dialami seorang ibu pasca melahirkan. Seorang ibu yang baru melahirkan biasanya mengalami kurang tidur karena si bayi harus makan dua atau empat jam sekali. Dengan rutinitas seperti ini seorang ibu akan mengalami kelelahan yang luar biasa dan menjadi marah ketika anaknya membandel. Ketika dia marah kepada anaknya dia merasa bahwa dirinya bukanlah ibu yang baik, tidak mengasihi bayinya dan menjadi benci pada diri sendiri. Tetapi hal ini bisa dibantu dengan dukungan dari suami atau dari konselor bahwa sang ibu mengalami depresi dan dia tidak boleh terlalu keras terhadap dirinya sendiri.

3. Depresi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Hal ini belum terbukti tetapi ada beberapa kasus dimana jika ada kakeknya pernah mengalami depresi maka keturunannya pun cenderung depresi.

4. Depresi juga dapat disebabkan oleh Postadrenalic Depression. Biasanya jika ada seseorang yang menonton seharian penuh, maka malamnya dia akan mengalami depresi oleh karena adrenalinnya telah muncul terlalu banyak. Karena menonton maka otaknya bekerja terus, padahal manusia tidak mampu tegang terus menerus. Hal ini juga akan kita lakukan ketika kita menikmati ketegangan atau kenikmatan apa saja, seperti masa tenang setelah badai berlalu.

5. Penyakit seperti tumor otak, gangguan kelenjar, malfungsi neurokimia dalam tubuh juga dapat menyebabkan stress.


Faktor Kognitif Psikologis
1. Seseorang bisa mengalami depresi karena latar belakang keluarga dan masa kecil yang kurang bahagia. Orang-orang yang punya latar belakang seperti ini cenderung mengalami depresi setelah mereka dewasa tanpa sebab yang jelas. Mungkin bagi orang lain sesuatu itu masih biasa saja tetapi bagi mereka merupakan sesuatu yang menekan, membuat mereka tidak berdaya, dan depresi. Jika kita mengalami depresi karena latar belakang seperti ini, penting sekali bagi kita untuk kembali ke keluarga kita dan berbuat sesuatu bahwa kita juga berarti ditengah-tengah keluarga kita. Jika memang keluarga kita kurang harmonis, kelak ketika pulang, kita mencoba menjalin relasi yang baik. Itulah satu-satunya cara yang diperlukan agar kita bisa pulih dari depresi masa kecil kita. Kita menunjukkan teladan dalam keluarga, menun -jukkan kasih kepada mereka dan menerima mereka.

2. Orang juga depresi karena pemahaman tentang ketidakberdayaan. Ini adalah satu depresi karena dia belajar bahwa keadaan yang dia alami tidak bisa diubah. Dalam situasi seperti inilah kita perlu contenment di dalam Tuhan, bahwa kita sebagai anak-anak Tuhan menya -dari sesuatu yang buruk terjadi kepada kita. Kita harus berdamai dengan situasi yang kita hadapi. Ingat, salah satu refleksi dari keselamatan adalah ketika kita berdamai dengan Tuhan maka kita akan belajar berdamai dengan diri sendiri. Kita harus menerima keberadaan kita. Jangan mengukur kenikmatan hidup dari harta yang kita miliki, tetapi kepada kedekatan kita dengan Allah, apakah kita hidup bersama dengan Allah atau bagaimana kita bisa menerima sesuatu dengan rasa syukur yang dalam kepada Allah. Orang yang kaya dan orang yang miskin akan memiliki kebahagian yang sama jika mereka hidup bersama dengan Tuhan. Tidak ada hubungan kebahagian dengan harta yang banyak. Contenment sangat penting-rasa puas dengan apa yang Tuhan berikan pada kita. Menyadari bahwa ini adalah kondisi yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan pada saat ini.

3. Orang juga depresi karena pikiran-pikiran negatif tentang diri sendiri. Sama seperti stress yang kita pelajari minggu lalu, jika seseorang berfokus pada hal-hal yang negatif atau kekurangan-kekurangannya maka dia juga cenderung stress. Mereka melihat bahwa orang lain memiliki lebih dari apa yang mereka memiliki. Bagaimana mengatasinya? Mari mencoba melihat sisi positif dari kehidupan. Mari merefleksikan dua atau tiga hal yang anda sangat syukuri di dalam kehidupan anda. Jika anda sampai pada kesimpulan bahwa anda ingin menjadi orang lain karena merasa kehidupan mereka lebih baik, berarti ada sesuatu yang belum beres di dalam diri anda. Tetapi jika anda memilih untuk hidup seperti kehidupan anda sekarang ini, anda berada pada jalan yang benar. Kita bisa melihat bahwa penderitaan, tantangan, cobaan yang kita alami sejak kecil sampai sekarang ini pasti membawa satu hal yang positif yang kita syukuri dalam kehidupan kita.

4. Kemarahan yang dipendam juga bisa menye- bakan depresi. Situasi inilah yang dinamakan hidden emotion dan hal ini sangat berbahaya. Ketika kita depresi, kita tidak mengetahui apa yang menyebabkan kita depresi, karena sumber- nya telah lama kita tekan. Oleh sebab itu kita perlu mengalami satu releasing seperti tertawa, rekreasi, ataupun kegiatan lain. Hal ini akan menyehatkan dan menyegarkan jiwa kita.

5. Dosa dan rasa bersalah juga bisa menyebabkan depresi. Agar bisa bertahan dan tidak jatuh, kita harus memfokuskan diri kita pada Kristus karena jika fokus kita pada pencobaan, kita tidak akan berhasil.

Depresi juga memberikan dampak yang tidak baik bagi diri kita. Ada beberapa dampak dari depresi, yaitu :

1. Unhappiness and Inefficiency
Orang yang depresi tidak akan bahagia dan tidak efisien. Tugas yang bisa dilakukan dalam satu minggu dapat mereka kerjakan dlam satu tahun.

2. Physical Illness
Ketika depresi, tubuh kita akan lemah dan mudah menjadi sakit. Bisa saja disebabkan karena kita ingin mendapat perhatian dari orang lain.

3. Low Self Esteem and Withdrawal.
Seseorang yang stress dapat menarik diri dari komunitas dimana dia berada. Sese- orang yang menarik diri dari pelayanan bisa saja disebabkan karena dia mengalami dep- resi. Jika kita mengalaminya, istirahatlah yang cukup sama seperti Elia.

4. Bunuh diri
Orang yang depresi akan merasa dirinya tidak berharga, tidak berarti, dan tidak punya tujuan. Hal ini akan menyebabkan dia memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya.

5. Hypochondriasis
Ini adalah kondisi dimana kita memiliki ambang sakit yang rendah karena depresi. Kita akan merasa penyakit kita sangat parah sekali sedangkan pada orang lain penyakit tersebut biasa saja.

6. Depresi juga dapat mengakibatkan perilaku yang kompulsif seperti marah atau memukul secara tiba-tiba.

7. Depresi juga dapat mengakibatkan masalah dalam hal seksual.

Depresi perlu ditangani dengan serius. Mari kita kembali melihat bagian Firman yang telah kita lihat di awal tadi, dari 1 Raja 19:1-8. Dari ayat 5-8, kita dapat melihat ada empat hal yang penting kita ingat jika kita mengalami depresi.

1. Sewaktu kita mengalami depresi, kita perlu berbaring dan beristirahat. Terkadang kita begitu lelah karena pekerjaan kita. Mari malakukan sesuatu yang dapat membuat kita rileks. Jangan terlalu pelit dengan tabungan, sekali waktu mari kita memuaskan diri kita.

2. Jagalah kesehatan fisik. Sewaktu kita mengalami depresi, sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik kita. Dalam 1 Raj 19 tadi, kita melihat bagaimana Allah menyediakan roti dan air bagi Elia.

3. Mari kita melihat ayat 7, ” Untuk kedua kalinya malaikat TUHAN datang menyentuh nya dan berkata, "Bangun, Elia, makanlah, supaya kau dapat tahan mengadakan perjalanan jauh." Dari bagian ini kita belajar agar tidak menuruti seluruh keinginan. Orang depresi cenderung ingin lebih. Kita perlu makan tetapi tidak makan berlebihan. Kita perlu istirahat, tetapi bukan istirahat berlebihan.

4. Datanglah menghadap Tuhan.
Dalam ayat delapan kita melihat bagaimana Elia berjalan selama 40 hari 40 malam. Bukan bermaksud untuk menafsir secara alegoris, tetapi kita bisa melihat bagaimana Elia berjalan selama itu untuk sampai dan bertemu dengan Tuhan. Tidak gampang bagi Elia untuk bertemu dengan Tuhan. Orang yang depresi pun punya pengalaman yang sama, dimana mereka susah untuk berdoa, membaca alkitab, dan untuk bernyanyi. Semua tidak ada rasanya. Orang yang depresi mungkin perlu ‘berjalan selama 40 hari 40 malam’ sama seperti Elia. Kita harus ekstra untuk bisa sungguh-sungguh untuk menghadap Tuhan. Walaupun berdoa sangat susah, tetaplah berdoa. Jika ketika kita tidak merasakan apa-apa dalam persekutuan, kita juga harus datang. Mungkin ada orang yang mengatakan, “Untuk apa saya harus datang MBA, toh saya tidak mendapat apa-apa!” Sesungguhnya mereka adalah orang yang paling perlu datang MBA, paling perlu untuk mendapat pengisian secara rohani.

Kenapa orang tidak merasakan apa-apa ketika hadir di dalam pengisian rohani adalah karena dia telah kehilangan sensifitas kerohanian, dan perlu segera dipulihkan. Sama seperti orang yang tidak selera makan, manakah yang lebih baik dia tetap makan atau dia tidak makan sama sekali? Tentu saja dia tetap makan jauh lebih baik dan lebih menolong bagi kondisinya. Demikian juga dengan kondisi rohani yang depresi, jika tidak selera berdoa, baca alkitab, atau ikut persekutuan, tetaplah berusaha melaukannya. Pada akhirnya kita akan dipulihkan oleh Tuhan. Tidak gampang memang, tetapi Firma Tuhan berkata di dalam Yes 42:3, : “Buluh yang terkulai tak akan dipatahkannya, pelita yang kelap-kelip tak akan dipadamkannya, ...”
Soli Deo Gloria!

No comments: