Sunday, March 29, 2009

Knowing God 2009-1: God Unchanging

By: Drs. Tiopan Manihuruk, M. Div

Hari ini kita belajar mengenai Allah yang tidak berubah. Mari melihat beberapa ayat penuntun. Dalam Mzm 93:2 kita melihat bahwa Allah ada dari kekal; Yer 10:10 menyatakan bahwa Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal; Rom 1:23 manyatakan Allah itu tidak fana; 1 Tim 6:16 menyatakan bahwa Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut; Mzm 102:26 dst menyatakan bahwa Langit dan bumi akan binasa, tetapi Allah tetap ada; Yesaya 48:12 menyatakan bahwa ”Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian”. Demikian juga, Yesus yang adalah Tuhan juga kekal adanya. Ibrani 13:8 mengatakan ”Yesus Kristus tetap sama, baik klemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”. Ibrani 7:25b mengatakan ”Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Wahyu 1:17-18 juga mengatakan, ”Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” Dari Wahyu ini kita melihat ada tiga penekanan: Yang Awal, Yang Akhir, dan yang terakhir adalah Yang Hidup.

Eksistensi Allah Tidak Berubah
Topik kali ini berbicara soal God Unchanging-Allah yang tidak berubah. Hal ini berarti eksistensi Allah tidak berubah. Semua benda atau materi memiliki titik awal dan titik akhir. Tetapi Allah tidak demikian adanya. Benda atau materai masuk ke dalam sistem waktu dan dibatasi oleh waktu dan ruang, tetapi Allah sang pencipta tidak demikan. Jika benda dan materi ada di dalam dimensi, Allah berada di luar dimensi. Oleh sebab itu dikatakan Allah tidak bermula dan Allah tidak berakhir. Dan dari segi keberadaannya, Allah tidak pernah mengalami perubahan di dalam diriNya. Hal ini terjadi oleh karena Allah tidak dibatasi waktu dan ruang. Allah juga tidak masuk dalam sebuah proses menjadi. Allah bukan dari tidak ada menjadi ada; Dia ada sebelum yang ada itu ada dan tetap Dia ada sesudah yang pernah ada itu menjadi tidak ada. Dia bukan hanya alpha dan omega tetapi pencipta dari segala sesuatu yang pernah ada dan yang akan ada. Artinya apa yang pernah ada dan akan ada semua adalah oleh Allah.
Allah tidak masuk dalam proses perkembangan. Allah tidak pernah muda dan menjadi tua. Oleh sebab itu jangan pernah membayangkan wajah Allah setelah sekian ribu tahun. Oleh karena itu, Allah juga tidak pernah dari lemah menjadi kuat atau sebaliknya; semakin bijaksana atau ’salah’; mendapat atau kehilangan sesuatu yang baru karena Dia tetap Dia apa adanya (sempurna).

Karakter Allah yang Tidak Berubah
Ketegangan, goncangan dan lobotomi (gangguan pada syaraf otak) dapat mengubah sifat seseorang, termasuk kita semua. Dalam moment tertentu kita bisa gampang senyum, tetapi di situasi lain dia kita menjadi gampang marah. Tetapi bukan demikian halnya dengan Allah. Manusia yang baik dpt berubah menjadi jahat, mengalami kepahitan, tersinggung, sinis, tidak punya perasaan dst. Kita sering bertemu dengan orang yang mengingkari janjinya. Inilah manusia. Allah tidak pernah mengalami perobahan yang demikian. Nama Allah sekaligus menyatakan sifatNya yang kekal dan tetap Dalam Kel.3:14-15 dikatakan, ”Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” Segala sesuatu mengenai Allah adalah sempurna dan tidak pernah mengalami perubahan. Allah tidak pernah semakin baik atau jahat, semakin lebih peduli atau jadi cuek, semakin lebih mengasihi atau menjadi kejam dst. Keadaan, waktu, dan situasi apapun tidak akan pernah mengubah karakter Allah. Ketika Allah berkata ‘Aku adalah Aku’, itu adalah pernyataan kesempurnaan Allah yang tidak akan pernah berubah.
Jika kita memahami hal ini dengan jelas, kita bisa melihat bahwa karakter Allah yang tidak pernah berubah membuat kita percaya dan tidak berhenti berharap dan yakin akan kasih setiaNya (band. Rat 3:21-26,). Ratapan 3 ayat 21-23 mengatakan, ”21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”. Inilah Allah yang tidak berubah kasihn setiaNya dan karakternya. Jika manusia, yang cinta dan janjinya masih bisa berubah masih ada yang mau dekat bahkan hidup dan melangkah bersama dengan dia, bukankah kita, yang sudah mengklaim bahwa Allah tidak berubah kasih setiaNya, seharusnya lebih berharap dan lebih tenang, dan berani melangkah di tahun 2009? Atau masih adakah diantara kita yang menganggap bahwa Allah telah berubah dan mengasihi dirinya lagi?
Dalam Ratapan 3:24 Yeremia mengatakan, "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” Kemudian dilanjutkan pada ayat 25, Yeremia mengatakan, ”TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.” Kebaikan Allah 5 tahun, 10 tahun, 100 tahun, 1000 tahun, atau 1000000 tahun yang lewat, tidak akan pernah berubah, hari ini atau sampai kapan pun. Kasih setia dan kebaikan Allah yang tidak pernah berubah seharusnya melahirkan ketenangan batin di dalam diri kita. Pertanyaan bagi kita, bisakah kira merasakan bahwa Allah itu baik dalam situasi sulit? Jika semua bisnis atau pekerjaan kita semua lancar pasti kita gampang mengatakan bahwa Allah baik (jangankan kita, seorang ateispun akan mengatakan hal yang sama dan jika kita hanya menganggap Allah baik, maka kita menempatkan Tuhan tidak lebih sebagai mamon dalam hidup kita). Ketika kita berkata God Unchanging, maka kita menyadari bahwa kita harus bersandar penuh kepada Allah karena kita meyakini bahwa Allah baik kapanpun dan dalam situasi apapun. Apakah ketika kita gagal PNS, diputusin pacar, di PHK, atau dalam situasi sulit lainnya, kita masih berani mengatakan bahwa Allah baik. Pemahaman akan Allah yang tidak berubah membuat kita berani menjalani hidup ini.

Pengalaman bersama Allah yang tidak pernah berubah di masa lalu memberi jaminan bahwa perjalanan hidup umatNya ada dalam tuntunan dan pemeliharaanNya. Yosua memiliki ketakutan dalam memimpin bangsa Israel untuk menuju tanah Kanaan. Pertama, Musa, sang Pemimpin Besar mati; kedua, bangsa yang dipimpin itu keras kepala; ketiga, sebelum menyeberangi sungai Yordan dan akan memasuki tanah Kanaan, banyak peperangan yang akan dihadapi untuk dikalahkan. Oleh sebab itu, sangat wajar Yosua menjadi kecut dan tawar hati. Tetapi mari kita perhatikan apa yang terjadi. Ketika Allah berkata, ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, Aku akan menyertai engkau.”, Yosua menjadi berani. Pengalaman dan pemahaman seperti ini, bahwa Allah yang tidak berubah kuasa dan kasih setianya, akan menolong kita untuk melalui tahun ini, walau ada ancaman PHK maupun ancaman lainnya yang akan dan sedang menanti kita.

Oleh karena Allah yang tetap dan Yang Maha Kuasa maka kita tidak perlu takut karena Dia dapat diandalkan sepanjang masa sebagai tempat kita bersandar. Jika orangtua kita seorang pejabat pasti kita akan mengandalkannya dalam menghadapi persoalan. Demikian juga dengan hubungan kitadengan Allah. Jika kita memahami bahwa Allah maha kuasa dan akan tetap maha kuasa dan Allah tetap bisa diandalkan. Oleh sebab itu jangan pernah meragukan kuasa, kesetiaan, dan kemampuan Allah. Hal inilah yang membuat kita berani karena Allah mampu melakukan segala perkara.

Allah yang tetap sabar,lembut dan penuh kasih sayang menjadikan Dia sahabat yang sejati tempat kita mencurahkan perasaan dan pergumulan. Mzm 62:9 mengatakan, ”Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.” Ketika kita mencurahkan isi hati kita kepada orang, dia bisa saja menyalahkan kita dan memojokkan kita, tetapi Allah yang kepadanya kita mencurahkan isi hati, selalu peduli dan mengerti sampai kapanpun. Jangan pernah meragukan kesabaran dan kelembutanTuhan. Allah yang setia dan tetap peduli dan mendengar seruan, membuat kita rajin dan tidak jemu-jemu berdoa. Allah tetap penuh anugerah dan pengampunan membuat kita berani mengaku dosa dan memohon belaskasihanNya. Allah tidak berubah dalam mencintai dan memeliharakita dan hal inilah yang menghilangkan kekhawatiran atau kecemasan karena Dialah Gembala kita.

Kebenaran Allah tidak Berubah
Manusia kering seperti rumput, tetapi firman Allah tetap untuk selama-lamanya. (Yes.40:6-8, ”6Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. 7Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. 8Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."; bd. Mzm.119:89, 151-152). FirmanNya tidak pernah usang atau out of date. Tidak ada hal yang dapat membatalkan kebenaran Allah (Yoh.10:35, ”Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan --,). Allah dan firmanNya yang tidak berubah membuat kita tetap berpegang dan hidup sesuai firman. Firman Tuhan tetap menjadi standar kebenaran yang mutlak dan patron dalam hidup kita sehari-hari. Itulah sebabnya kita senantiasa percaya bahwa janji Allah sesuai firmanNya tidak berubah, membaut kita tegar dalam pengharapan. Karena firman Allah tidak berubah, maka janji Allah juga tidak berubah.

Jalan-Jalan Allah Tidak Berubah
Allah tetap bertindak pada semua manusia dengan cara yang Ia kerjakan dalam kisah Alkitab. Artinya orang jahat tetap dihukum dan orang yang setia dan benar dihadapanNya akan dipelihara dan diberkatinya. Jalan Allah adil dan benar baik bagi orang percaya maupun yang tidak percaya. Allah tetap membenci dosa dan mencintai kebenaran sampai kapan pun. Tujuan dan prinsip tindakanNya tetap konsisten. Allah tidak pernah bertindak di luar karakterNya.

Rencana Allah Tidak Berubah
Ia yang adalah kemuliaan Israel tidak berdusta atau mengubah pikiranNya, sebab Ia bukanlah manusia yang harus menyesal (1 Sam.15:29, “Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal." bd. Bil.23:19). Rencana Allah dibuat berdasarkan pengetahuan (foresight and foreknowledge) dan kontrol sepenuhnya terbentang dari segala hal pada masa lalu, kini dan yang akan datang (Mzm.33:11). Kisah dalam dalam Kej.6:6;1 Sam.15:11; 2 Sam.24:16; Yun.3:10 dan Yoel.2:13 dikatakan bahwa Allah menyesal dan menarik keputusanNya. Dalam kasus tersebut perubahan perlakuan Allah sebelumnya terhadap orang-orang tertentu, berkaitan dengan reaksi mereka terhadap perlakuan tersebut. Tetapi tidak ada indikasi bahwa reaksi ini tidak diketahui oleh Allah sebelumnya (foreseen), atau perubahan itu dilakukan Allah secara mendadak dan perubahan itu tidak pernah ada dalam rencana kekal-Nya sebelumnya.

Dunia dan zaman berubah, tantangan dan ancaman berubah, manusia berubah dan masih banyak perubahan lainnya. Satu hal yang perlu kita ingat adalah Allah tidak berubah. Inilah sukacita dan penghiburan serta dasar pengharapan orang percaya. Bersama Allah yang tidak pernah berubah itu kita berani menatap masa depan dan menjalani tahun 2009 dengan sukacita dalam pengharapan.
Solideo Gloria!

No comments: