Saturday, March 28, 2009

[Seri Christian Life - 01]: Ordering Your Private Life

 [Drs. Tiopan Manihuruk, M.Div]

Hari ini kita akan belajar mengenai Christian Life dengan topik Ordering Your Private Life- menata kehidupan pribadi. Hal ini penting kita pelajari karena sering sekali kita terjebak dalam dua ekstrim. Ekstrim yang pertama adalah orang-orang yang terjebak dalam ’pimpinan Roh’. Jadi apa yang mereka lakukan tergantung kepada Roh, tanpa ada satu penataan dalam hidupnya. Ekstrim yang kedua adalah orang yang begitu menata hidupnya sampai-sampai Allah terlupakan atau terabaikan. Kita harus menghindari kedua ekstrim ini.

Ada beberapa dasar pemikiran yang dipakai kenapa kita perlu menata hidup kita. Pertama, karena hidup kita hanya sekali, sesudah itu akan mati. Oleh karena itu hidup kita harus berarti, bukan dari uang, harta, jabatan, ketenaran, atau gelar yang kita miliki. Arti hidup kita diukur dari dampak hidup kita bagi Allah untuk sesama, yaitu menghasilkan Kerajaan Allah di dunia ini. Dasar yang kedua adalah bahwa dalam kehidupan ini tidak ada profan/sekuler. Jadi, pendikotomian antara sekuler dan rohani harus dibuang. Semua adalah Alkitabiah dan rohani dimana ada satu totalitas hidup yang dipersembahkan bagi Tuhan. Itulah sebabnya dalam Kol 3:17, 23 dikatakan, ”Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.", ayat 23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia". Hal ini harus kita sadari. Semua baik itu kerja, pacaran, menonton, semua alkitabiah. Jangan ada pemikiran atau dibuat segmen dimana ketika kebaktian, baru kita menjadi rohani. Seluruh hidup kita adalah ibadah bagi Allah. Ketiga, penting sekali hidup yang terencana (teratur dan tertib) jika kita tidak tertib, akan sulit memaksimalkan hidup kita bagi Allah. Anda bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika manusia diciptakan pada hari yang pertama. Dimana mereka tinggal? Apa yang akan mereka makan? (Kej 1) Karena hidup kita hanya sekali, maka kita harus membuatnya efisien dan efektif. Efisien berbicara tentang penghematan tenaga, waktu, dan dana, sedangkan efektif berbicara soal hasil, dampak, dan kemaksimalan di dalam hidup kita. Jika kita menginginkan hidup kita maksimal, mari hidup dengan meninggalkan karya bagi Allah, menghasilkan Kerajaan Allah di dunia ini. Mari kita refleksikan, jika kita mati, kira-kira apa yang akan diingat oleh orang lain tentang kita? Yesus menyatakan dalam Yoh 17:4, ”Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya." Inilah juga cara kita mempermuliakan Tuhan, dimana kita mau megerjakan apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Keempat adalah pentingnya sense of direction -arah atau target yang ingin kita tuju, bukan melangkah kemana-mana dengan sembarangan. Itulah sebabnya jika kita tidak memiliki penataan hidup yang baik, maka akan muncul rasa dimana kita tidak tahu mau mengerjakan apapun. Kelima adalah demi kemaksimalan hidup kita. Dalam hal ini, Allah menentang dua hal yaitu kemalasan dan workaholic (gila kerja).

Dasar utama untuk menata hidup adalah Visi. Dalam Ef 1:18 dikatakan, ”Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus”. Visi yang dimaksudkan oleh Paulus di sini adalah ”mata hati yang terang untuk mengerti...”. Dengan visi hidup inilah kita memulai penataan hidup. Dalam hal ini penting sekali visi dan strategi hidup. Yang ingin saya katakan adala:
  • Visi itu penting karena visi membantu kita menentukan semua pilihan-pilihan, keputusan, dan tindakan kita. Tindakan dan reaksi kita ditentukan oleh apa yang ada di dalam diri kita (nilai hidup).
  • Dengan visi, kita bisa menghargai hidup dan membuat hidup menjadi benar-benar berharga. Yang dimaksudkan di sini adalah kita, sebagai manusia, katakanlah hidup hanya sampai 87 tahun. Jadi, jika kita mengisi hidup ini dengan hal-hal yang berharga, maka kita dengan sendirinya akan menghargai hidup kita dan membuatn hidup kita benar-benar berharga. Jadi hidup kita akan berdampak bagi Allah, maupun orang lain dan kita menjadi berkat. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa kita adalah orang yang paling malang di dunia. Jika, kita sendiri tidak menghargai diri kita sendiri, siapa lagi yang akan melakukannya? Oleh sebab itu mari kita membuat hidup kita berharga di hadapan Allah. Mari mengisi dengan hal-hal yang hakiki bukan sesuatu yang tidak bermakna. Hidup yang bermakna adalah hidup yang berpusat pada Allah bukan diri kita sendiri. Pusat dari visi kita adalah Allah. Dan dengan hal ini kita akan memuliakan Allah dan kita berguna bagi orang lain, bukan untuk diri sendiri. Dalam hal inilah mengapa kita harus ordering our private life.
  • Dengan visi kita akan menyadari pentingnya strategic planning dalam hidup kita yang didasarkan pada satu analisa yang tajam dan akurat. Orang yang gagal berencana adalah orang yang berencana untuk gagal-fail to plan, plan to fail.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam perencanaan hidup.
  1. Mari membaca Mzm 127:1, ” Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Dari ayat ini kita bisa melihat abhwa kita harus melibatkan Allah karena kita adalah milikNya, agar kita hidup menurut apa yang Dia mau dari kita. Dalam hal ini adalah doa dan relasi yang dekat dengan Allah. 
  2. Pentingnya sebuah analisa yang tajam dan akurat. Dalam hal ini kita akan melihat kepada analisa S W O T (Strength, Weakness, Opportunity, Treaten). Dalam hal ini kita akan melihat beberapa hal yang penting. Strategi SO yaitu strategi dimana ’kekuatan’ kita manfaatkan untuk menggunakan ’peluang’ yang ada. Strategi ST yaitu dimana kita memanfaatkan ’kekuatan’ untuk mengatasi ’ancaman’. Strategi WO yaitu strategi dimana kita meminimalkan ’kelemahan’ untuk memanfaatkan ’peluang’. Strategi WT yaitu strategi dimana kita meminimalkan ‘kelemahan’ untuk menghindari ‘ancaman’. 
  3. Dalam perencanaan, kita harus rasional, realis, dapat diukur, dan juga harus fleksibel dan pragmatis (sesuai dengan perkembangan zaman) dan juga menantang.
  4. Kita harus mengerjakan berdasarkan prioritas, sesuai dengan visi. Dalam hidup, kita akan bertemu dengan banyak pilihan, keinginan, kesempatan, dan peluang. Kita tidak bisa mengerjakan semuanya karena dibatasi waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kita wajib memilih dan menentukan prioritas. Kita bukan hanya tidak boleh mengerjakan apa yang tidak berguna dan jahat, tetapi bukan semua yang baik harus kita kerjakan. Tidak pernah seorang pun di dunia ini yang bisa mengerjakan semua hal. Karena itu pilihan berdasarkan visi dan nilai hidup wajib dilakukan. Dalam hal ini, prioritas yang kita maksudkan adalah apakah semua yang kita tetapkan dalam jalan kehidupan kita sesuai dengan tujuan hidup Kristen menurut Allah. Dalam menentukan prioritas, kita harus melihat kepada skala prioritas. Yang sangat penting dan sangat mendesak yang pertama dikerjakan, kemudian sangat penting – tidak mendesak, dst. 
  5. Dalam melihat prioritas, kita harus mengkorelasikannya dengan waktu. Ada dua pengertian dalam waktu ini, kronos dan khairos. Kronos adalah suatu gambaran dimana waktu adalah garis lurus yang tidak pernah kembali ke titik awal. Tidak bisa ditunda atau ditabung atau dihentikan. Khairos adalah chance-kesempatan. Ingat, kesempatan tidak pernah datang dua kali. Ada penulis yang mengatakan bahwa orang bodoh mem- buang kesempatan, orang sedang-sedang memakai kesempatan, dan orang pintar mencari kesempatan. Di dalam kronos dan kairos itu ada dua ekstrim yang terjadi. Ada orang yang merasa waktu berjalan dengan lambat, tetapi sebaliknya, ada orang yang merasa waktu berjalan dengan cepatnya. Waktu dari setiap orang adalah sama yaitu 24 jam. Dalam satu hari. Tetapi karya setiap orang berbeda. Dalam waktu 24 jam, ada orang yang bisa mengerjakan lima hal, dan dalam waktu yang sama orang lain tidak mengerjakan apa-apa. Dalam tiga tahun, kita hanya memiliki satu ketrampilan yang bertambah, sedangkan teman kita memiliki lima ketrampilan yang bertambah. Hal ini dapat terjadi karena kita tidak menata hidup sedemikian rupa sehingga kronos dan khairos kita tidak bisa menciptakan peluang. Pekerjaan, hidup, bahkan pelayanan tidak berkembang sama sekali.
Ada berbagai bidang dalam hidup kita yang perlu ditata.
  1. Spritual Life. Mari kembali menata kehidupan doa, saat teduh kita agar kita tidak menjadi kering dan hanya mekanik. Dalam saat teduh, misalnya, mari memulai untuk menggali sendiri, bukan hasil ’kunyahan’ orang lain. Memakai bahan tidak salah. Tetapi menggali sendiri pasti lebih baik.
  2. Family. Ada dua hal yang perlu diperhatikan. Bagi yang belum menikah, keluarga adalah orang tua dan saudara. Mari mengatur sedemikian rupa agar kita menjadi berkat bagi mereka. Untuk yang akan menikah, segera rencanakan dengan baik.
  3. Pekerjaan. Rencanakan jenis pekerjaan yang anda pilih, bukan sebatas lulus PNS atau masuk ke swasta. Kita juga harus memikirkan, khususnya bagi pegawai swasta, apakah tetap disana atau memikirkan peluang yang lebih lagi.
  4. Pelayanan. Kita juga harus menata pelayanan kita. Secara pribadi menata pelayan saya dengan menerima semua pelayanan mahasiswa jika ada bisa. Tetapi jika pelayanan di luar mahasiswa akan saya pilah-pilah. Hal tersebut saya lakukan karena visi.
  5. Social Relation. Hal ini bisa dilakukan dengan berkun- jung atau merencanakan mengirim email kepad teman-teman setiap minggunya.
  6. Olah Raga. Olah raga juga perlu ditata sedemikan rupa agar kita makin sehat dan bisa lebih maksimal dalam mengerjakan sesuatu.
  7. Leisure. Sering sekali orang menganggap bahwa leisure itu kurang rohani. Hal ini kurang benar. Mari mengatur leisure kita, misalnya bacaan (seperti : novel), tonto -nan, dll. Jangan terlalu kaku dan mari menikmati hidup. Kita bisa mengatur cuti kerja atau weekend kita.
  8. Waktu dan uang. Kita sangat memerlukan time manage- ment. Mengenai uang, mari atur berapa persembahan, tabungan, uang untuk leisure, keluarga atau pos-pos lain yang kita miliki. Sebagai anak Tuhan yang bertanggung jawab, walaupun orang tua kita memiliki uang, adalah sangat baik memberi kepada mereka.

Untuk mengelola hidup kita, sangat penting mendisiplinkan diri. Stephen Tong mengatakan bahwa kita harus memaksa diri untuk rela dan rela untuk memaksa diri. Inilah disiplin.
Dalam visi dan aktualisasi ada beberapa hal yang dapat kita lihat.

Visi + Energi + Kompetensi :
A Great Builder

Visi + Kompetensi – Energi :
A Great Dreamer

Kompetensi + Energi – Visi :
A Great Destroyer

Dalam kehidupan, kita harus mem- bangun yang pertama dan membuang yang kedua dan ketiga. Oleh karena itu perlu ada evaluasi dan revisi. Bila kita memiliki satu hari kosong, alangkah baiknya jika kita bisa menggunakan untuk evaluasi, refleksi, atau revisi hidup. Melalui evaluasi dan revisi ini kita dapat melihat hidup yang kita lewati dan kembali menata hidup yang akan kita jalani. Hidup kembali diatur apakah kita telah mencapai sasaran, atau masih on the track atau sudah lari dari jalur. Jadi ada satu evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan, membangun, menstrukturisasi sehingga kita kembali ke dalam track Allah. Mari menata hidup kita karena fail to plan, plan to fail. Jangan sampai disorder tetapi harus ordering our private life. Hidup kita hanya sekali dan sayang jika kita tidak menggunakan dan memaksimalkan hidup kita dan hanya berlalu tanpa bekas. Mari menata hidup kita secara pribadi.
Soli Deo Gloria!















Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
(Mzm 119 : 2-3)

No comments: