By: Drs. Tiopan Manihuruk, M. Div
Hari ini kita akan membahas mengenai Christian Spirituality dalam hal Roh Kudus. Mari kita melihat satu bagian dari Alkitab, yaitu dari Gal 5:16-26.
Jika kita memperhatikan Galatia pasal 1-4, kita akan menemukan bahwa bagian tersebut berbicara soal adanya pertentangan di dalam jemaat Galatia, dimana mereka mengatakan bahwa seseorang itu tidak cukup hanya menerima Kristus. Ia juga harus dilengkapi dengan sunat dan mematuhi hukum taurat. Itulah sebabnya Paulus di dalam Gal 1:8-9 menyatakan bahwa terkutuklah orang-orang yang memberitakan injil yang berbeda dari yang telah mereka terima. Yang ingin dikatakan Paulus di dalam bagian ini adalah bahwa keselamatan itu merupakan anugerah Allah, di dalam Kristus yang telah mati di kayu salib, dan telah bangkit bagi kita, sudah cukup. Tidak perlu ditambahi dengan sunat atau taurat atau yang lainnya. Oleh sebab itu terjadilah percecokan, bagaimana seharusnya hidup bagi orang Kristen. Jadi terjadi hal-hal yang kontras dimana jika orang sudah percaya kepada Kristus dan sudah menikmati anugerah keselamatan, maka harus mentaati taurat dimana salah satunya adalah sunat. Disisi yang lain muncul liberti- nisme, yaitu pemahaman dimana jika kita sudah menikmati keselamatan karena anugerah Allah, bukan karena taurat dan perbuatan baik, maka marilah kita hidup dengan bebas. Itulah sebabnya di dalam Gal 5:13, Paulus mengatakan, : ”... memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemer- dekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”. Inilah dua situasi yang terjadi di dalam jemaat di Galatia pada saat itu.
Christian Spirituality yang berbicara tentang Holy Spirit yang kita bahas hari ini akan kita bahas di dalam empat aspek.
1. Hidup oleh Roh
Di dalam ayat 16, Paulus berkata : “Hidulah oleh Roh...”. Hidup oleh Roh berbeda dengan hidup dipimpin oleh Roh. Hidup oleh Roh artinya lahir baru (bd Yoh 3:5-9). Roh Allah melahirkan kembali orang yang percaya kepada Kristus. Roh itu menyatakan keselamatan dan di dalam hal inilah manusia menyadari kebutuhannya. Ketika Roh Kudus menyadarkan seseorang akan dosa, penghakiman, keselamatan, Roh Allah sekaligus memberikan iman (1 Kor 12:3). Artinya, tidak seorang pun bisa berkata bahwa ’Yesus adalah Tuhan’ kalau bukan karena Roh Kudus. Maka saat yang sama Roh memberikan iman dan melahirkan kembali seseorang di dalam Kristus. Jika kita menerima Roh Allah, kita akan berkata ya Abba, ya Bapa, karena kita adalah anak-anakNya. Karena kita adalah anak-anakNya Allah, maka Allah akan mengaruniakan RohNya bagi kita dan kita juga akan menjadi ahli waris ( Rom 8:14-15). Ini adalah pekerjaan Roh Allah, yang bukan hanya melahirkan kembali, tetapi sekaligus memateraikan (Ef 1:13-14) dan menyucikan. Dalam Ef 1:13-14 kita melihat bahwa Roh Allah memberikan jaminan. Itulah sebabnya kita memiliki jaminan keselamatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (bd Rom 8:31-39).
Dalam ayat 16 juga dikatakan : ”...tidak akan menuruti keinginan daging”. Ketika seseorang menjadi percaya dan dilahirkan kembali, hal ini bukan berarti tanpa perjuangan. Di dalam dirinya ada satu peperangan dan pergumulan yang sangat besar. Ada satu self-conflict. Hal ini dapat kita lihat pada ayat 17 : ”Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”. Ada satu pemahaman teologia yang berkata bahwa situasi ini hanya terjadi bagi mereka yang belum lahir baru. Bila kita perhatikan surat-surat Paulus, ternyata orang yang lahir baru pun-termasuk kita- bergumul dan berjuang untuk dapat hidup dengan taat. Kita pasti pernah dalam situasi dimana kita ingin berbuat baik tetapi kita tidak mampu melakukannya. Dalam hal ini, kognitif dan afektif kita dapat tidak sejalan. Paulus sendiri mengalami hal ini (Rom 7:19-20). Tetapi peperangan rohani ini dapat kita kalahkan dengan ayat 18 ” jika kamu mau dipimpin oleh Roh,...”. Di dalam ayat 19-21, Paulus memaparkan perbuatan daging yang bertentangan dengan Roh Kudus.
• Seksualitas : Percabulan, kecemaran dan hawa nafsu.
• Olkutisme : Penyembahan berhala dan sihir
Mungkin di dalam olkutisme kita tidak telibat, tetapi dengan penyembahan berhala kita sering. Berhala modern bukan jimat atau sihir, tetapi siapa atau apa saja yang menggeser posisi Kristus dari urutan yang pertama. Misalkan jika kerja kita nomor satu, berarti penyembahan berhala.
• Relasi dengan orang lain : perseteruan, perselisihan, iri hati, dengki, percideraan dan roh pemecah.
• Emosi/karakter : amarah, egois, kemabukan, pesta pora.
Jadi ada satu kehancuran total. Itulah sebabnya Jhon Calvin berkata ”nothing is good in me”. Tetapi orang yang lahir baru memiliki inner renewal, satu pembaharuan dari dalam diri manusia sehingga dimampukan untuk menang dari dosa.
2. Hidup yang dipimpin oleh Roh
Mari kita perhatikan ayat 8, 24, dan 25.
Orang yang lahir baru dan dilahirkan oleh Roh sebaiknya hidup dipimpin oleh Roh. Belum tentu yang lahir oleh Roh dan lahir baru, hidupnya setiap saat dipimpin oleh Roh. Hidup yang dipimpin dan dikontrol oleh Roh adalah cara untuk menang dari keinginan daging. Pikiran kita akan jernih dan memikirkan hal yang baik jika kita memberikan pikiran kita dipimpin oleh Roh. Kita juga memberikan diri kita kepada Kristus memimpin mata kita sehingga tidak ada mata kebencian atau zinah dll. Tidak ada cara untuk menang dari keinginan daging kecuali membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh Allah. Perhatikan kata yang dipakai Paulus, ’biarkanlah’, ’izinkanlah’, artinya adalah bahwa Roh Kudus tidak bisa memaksa diri kita untuk tunduk kepadaNya. Oleh karena itu, yang diminta oleh Allah adalah sikap kerelaan atau tunduk dan sikap kemauan kita untuk memberikan diri dipimpin oleh Roh Allah. Pertanyaan bagi kita adalah berapa banyak ddari kita mau menundukkan diri kepada Allah setiap hari? Adakah ketika kita tergoda dengan pikiran yang tidak benar, hati yang tidak benar kita bisa langsung menolaknya. Ini adalah hidup yang dipimpin oleh Roh. Dalam ayat 25 kita melihat jalan untuk menang, yaitu : ” Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Mari kita melatih diri. Spiritualitas yang akan kita tabung hari ini adalah bagaimana melatih diri untuk tunduk, dikendalikan, oleh Roh Allah. Dari ayat 24 kita melihat bahwa barang siapa yang menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan kedagingannya dan hawa nafsunya. Sejauh mana di dalam pengalaman kita sendiri, kita mengembangkan spiritualitas dalam arti ketaatan dalam Roh Allah? Sejauh mana kita dipimpin Roh Allah sehingga ada satu tekad setiap hari untruk mati bagi ke-aku-an (menyalibkan kedagingan) dan hidup untuk Kristus? Hal ini tidak gampang. Jika tidak melatih diri dengan tekun, tidak akan pernah seorang pun menang, kecuali ada kuasa khusus yang diberikan oleh Tuhan. Dalam kasus tertentu kita bisa menang dengan sekali berdoa saja, tetapi dalam kasus yang lain, berkali-kali pun berdoa belum tentu menang. Mari membiarkan diri kita dikendalikan dan diatur oleh oleh Roh, bukan hati dan bukan pikiran. Kita juga harus melatih untuk menyangkal kedagingan kita, karena Roh Kudus menuntut kita untuk menjadi serupa dengan Kristus dan juga memberikan kemerdekaan bagi kita.
Roh Kudus memberikan keselamatan/kesem- buhan bagi kita. Akar kata ’keselamatan’ berasal dari kata salvare dan salus (bahasa latin) yang berarti pembebasan dari bahaya dan kesembuhan dari penyakit. Inilah sebabnya, orang yang sudah diselamatkan dan dilahirkan kembali oleh Roh, maka diapun diselamatkan dengan hidup yang dipimpin dan dikendalikan oleh Roh. dia merdeka dari perbudakan dosa, kebiasaan masa lalu. Bapak gereja, Agustinus, berkata bahwa orang yang belum percaya kepada Kristus tidak mampu untuk tidak berdosa, tetapi orang yang dipimpin oleh Roh dimampukan untuk tidak berdosa. Inilah sebabnya Roh Kudus memerdekakan kita. Adakah dosa yang masih mengikat atau menghantui hidup kita bahkan memperbudak hidup kita? Hari ini, izinkanlah Roh Kudus memimpin engkau agar bisa menang dan bebas dari dosa masa lalu. Banyak orang yang sudah lahir baru tetapi masih tetap terikat denagn kebiasaan buruknya, sehingga dari segi karakter dia tidak berubah. Kita harus mengijinkan diri kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus agar kita kita menjadi merdeka dari dosa masa lalu, kuasa dosa, dan kebiasaan buruk. Bukan hanya ini saja, kita juga merdeka untuk menjadi diri sendiri, menyalibkan kedagingan dan mau melakukan kebenaran. Banyak orang mengenal kebenaran tetapi tidak tahu melakukan kebenaran. Hanya hidup yang mau dipimpin oleh Rohlah yang mampu melakukan kebenaran yang ia tahu dan merdeka untuk melayani. Jika iblis masih sering mendakwa kita karena dosa, ingatlah memang benar kira berdosa, tetapi semua dosa kita telah diselesaikan di kayu salib.
Hidup yang dipimpin oleh Roh akan menghasilkan buah (Gal 5:22-23) yaitu : kasih (1 Kor 13:4-8), sukacita (Fil 4:4), damai sejahtera (Mat 5:9; Fil 4:7), kesabaran (Rom 12:11; 2 Tim 4:2,5), kemurahan (Mat 5:7), kebaikan (Fil 4:5; 1 Pet 2:12), kesetiaan (Ibr 10:32-36), kelemahlembutan 1 Tes 2:7-8), dan penguasaan diri ( 1 Pet 4:7). Buah Roh ini adalah bukti seseorang telah menyerahkan hidupnya dipimpin oleh Roh dan menyalibkan kedagingan.
3. Karunia Roh
Karunia Roh atau charisma berarti a gift of God’s love (1 Kor 12:1-11). Dalam hal ini ada beberapa perintah terhadap Roh Kudus supaya kita memiliki karunia.
• Tidak menolak atau menentang Roh Kudus di dalam diri kita (Kis 7:51)
• Di dalam 1 Kor 14:1 mengatakan kita berhak untuk meminta dan berdoa.
• Untuk mendapatkan karunia Allah, jangan memadamkan Roh (1 Tes 5:19-21) dan mendukakan Roh (Ef 4:30)
Memadamkan berbeda dengan mendukakan. Kalau memadamkan berarti ketika suatu saat Roh Kudus mengingatkan kita u ntuk berdoa atau melakukan kebenaran yang lain, tetapi kita mengabaikan suara ini, kita memadamkan Roh. Mendukakan adalah ketika kita tergoda untuk melakukan hal yang jahat dan pada saat yang sama Roh bekerja untuk melarang kita, tetapi kita tetap melakukannya. Orang seperti ini tidak akan bertumbuh dan dikaruniai karunia Roh.
• Janganlah hendaknya kamu mabuk anggur karena mabuk anggur menimbulkan hawa nafsu. Tetapi hendaklah kamu dipenuhi oleh Roh Kudus (Ef 5:18-21)
Semua hal ini adalah perintah. Tensesnya dalam bahasa Yunani adalah dalam bentuk present, yang berarti berlakuku setiap saat dan perintah yang wajib bagi orang percaya. Orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh akan memiliki hidup yang penuh pujian dan mazmur kepada Allah. Hidup dipenuhi oleh Roh tidak didapat dengan kebaktian atau metode-metode yang lain, melainkan mau dipimpin oleh Roh dan mau menyalibkan kedagingan.
4. Kuasa Roh Kudus.
Mengusir setan bukan masalah suara tetapi kuasa. Kotbah juga bukan masalah suara atau metode, tetapi soal kuasa. Begitu juga dengan memimpin kelompok, bukan masalah keahlian (walaupun hal ini perlu), melainkan kuasa ketika kita mengajar. Itulah sebabnya di dalam Christian Spirituality dalam konteks Roh Kudus, kkta berbicara soal the power of Holy Spirit yang bekerja melalui kita. Masih ingat ketika Yesus berkata kepada murid-muridNya, ketika mereka tidak mampu mengusir setan, Ia mengatakan bahwa setan tersebut tidak dapa di usir kecuali dengan doa dan puasa. Apa yang ingin dikatakan disini adalah bahwa kuasa Roh Kudus ataupun otoritas surgawi ada bagi kita. Karena itu, dalam menjalani kehidupan kekristenan, hidup untuk dipimpin dan dipenuhi oleh Roh adalah cara bagi kita untuk mendapatkan wibawa dan kuasa daripada Roh Kudus. Jika kita ingin menang dari dosa, tidak ada cara lain, kuasa Roh Kudus adalah kunci utama. Kita juga perlu menyadari bahwa kuasa Roh Kudus ini tidak akan ada jika kita tidak hidup di dalam kekudusan. (1 Pet 1:15-16; 2 Tim 2:21). Ketika Musa berdiri di hadapan bangsa Israael, mereka melihat wajah Musa bercahaya dan berwibawa karena Musa telah berdiri di hadapan tahta Allah di dalam kekudusan. Ketika kita menegur orang lain, jika hidup kita benar, maka otoritas dan kuasa akan kita alami. Tetapi jika hidup kita tidak benar, maka perkataan kita tidak akan memiliki kuasa apapun.
Spiritualitas Kristen dalam arti yang keempat adalah bagaimana kita telah mengalami kuasa Roh Allah sehingga ada satu wibawa rohani, bukan soal penampilan fisik, tetapi wibawa karena hidup dalam kesucian. Jika ingin kuasa rohani untuk memimpin kelompok, mari hidup dengan benar. Jika orang yang hidup dalam kesucian akan melihat yang abu-abu semakin gelap, dan orang yang hidupnya tidak dalam kesucian akan melihat yang abu-abu semakin putih. Inilah sebabnya jika kita hidup dalam kekudusan di hadapan Allah, wibawa sorgawi akan ada, dan kita pun akan semakin berani untuk menolak dosa. 2 Tim 2:21 di tulis : ”Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. Perhatikan, dalam ayat ini ada sinergisme. Jika seseorang menjauhkan dirinya dari hal-hal jahat, maka ia akan diku- duskan oleh Allah. Lahir baru itu monergis, mutlak karya Allah. Tetapi hidup baru dipimpin dan memiliki kuasa Roh adalah sinergis. Ada bagian kita dan ada bagian Allah. Jika seseorang menyucikan dirinya dai hal-hal yang jahat, ia akan dikuduskan oleh Allah dan dipakai utnuk tujuan yang mulia. Jika kita ingin dipakai oleh Tuhan di dalam hidup, mari kita hidup di dalam kekudusan. Wibawa akan muncul jika hidup kita benar.
Mari kita melihat ayat 26. Ayat ini seolah-olah tidak ada hubungannya dengan hal yang diatas. Tetapi sesungguhnya sangat berhubungan. Kembali Paulus mengingatkan ayat 14 dan 15, karena terjadi perpecahan. Pada ayat 15 dikatakan ’saling menggigit’. Paulus ingin mengatakan jangan hidup seperti yang dikatakan ayat 26 yaitu, : ”dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. Supaya jangan terjadi hal-hal seperti ayat 15 katakan, : ”Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan”. Jika kita mematikan keinginan daging dan hidup dipimpin oleh Roh akan ada wibawa Rohani yang menghasilkan buah Roh dan pasti memiliki relasi yang baik dengan orang lain. Jadi ada panggilan untuk harmoni (sebuah tema para pengajar kuno) dan relevan dengan kehidupan orang Kristen yang didasarkan oleh kasih. Jika hidup kita dikendalikan oleh Roh Allah, pasti hubungan kita dengan siapapun akan berjalan dengan baik. Itulah sebabnya dikatakan hubungan yang dalam dengan Allah akan terpancar melalui persekutuan dengan sesama. Mari melatih diri untuk hidup dipimpin oleh Roh Allah dan hidup menyalibkan kedagingan. Inilah hidup yang di kehendaki oleh Roh Allah.
Soli Deo Gloria !!
No comments:
Post a Comment