Kita Diantara Lembaga Pelayanan Lain
Drs. Tiopan Manihuruk, M. Th
Jika minggu lalu kita bicara mengenai komunikasi dan relasi kita dengan saudara seiman, sebagai saudara yang tidak bisa dipisahkan oleh apapaun, maka hari ini kita akan membahas relasi dan komunikasi kita dengan orang seiman yang sama-sama melayani Tuhan tetapi beda gereja atau lembaga.
Satu hal yang harus kita sadari bahwa ada sebuah dunia yang harus dijangkau, dan tidak seorangpun atau sekelompokpun yang mampu mengerjakannya. Tidak ada satu gereja atau lembaga apapun yang bisa menjangkau dunia yang semakin luas karena terbatas oleh waktu dan kemampuan. Tetapi setiap orang percaya dan lembaga Kristen termasuk gereja dipanggil untuk mengerjakan dua hal, yaitu mandat budaya (Kej. 1: 28), sebuah mandat untuk mengeksplorasi dunia yang membawa kebaikan kepada manusia dibumi, dan kedua adalah mandat Injil (Mt. 28: 19-20).
Kedua mandat ini berjalan bersama dengan adanya kesalehan vertikal (individu) dan kesalehan horizontal (sosial). Sering sekali orang terjebak dalam dikotomi, mana yang harus didahulukan dan paling penting antara dua kesalehan ini. Kesalehan ini tidak berjalan sendiri-sendiri. Kesalehan yang vertikal akan terpancar dari kesalehan horizontal. Tidak akan mungkin ada orang yang saleh secara vertikal tetapi tidak memiliki kesalehan horizontal (band dengan Mat 25:31-46 yang berbicara soal kesalehan vertikal). Kedua mandat ini juga untuk menghadirkan keselamatan eskatologis dan presentis. Melalui mandat budaya dan mandat Injil orang percaya menghadirkan shalom Allah di bumi yang luas ini.
Di dalam dunia yang luas ini visi umum harus dimiliki semua orang yang percaya atau lembaga atau gereja, dan terlibat dalam visi umum. Menghadirkan shalom Allah dengan mandat budaya wajib dikerjakan. Visi umum yang kedua adalah amanat agung. Tetapi selain soal visi umum ada sesuatu yang harus kita sadari yaitu visi khusus. Artinya, dunia ini memiliki banyak jenis pelayanan (kepada anak jalanan, kepada anak kecil, ke penjara, profesi, dll) dan semua jenis pelayanan ini didasarkan atas mandat bahwa visi khusus dalam rangka menggenapi amanat agung (visi umum). Misalnya, Perkantas mendapatkan visi khusus untuk melakukan pelayanan kepada kaum intelektual, tetapi ini dalam rangka penggenapan mandat umum yaitu amanat agung itu. Jadi visi umum dikerjakan melalui visi khusus berdasarkan panggilan Allah sesuai potensi, talenta, dan karunia serta geografisnya.
Misi (mandat budaya dan mandat Injil) berbicara mengenai satu hal yaitu apa peperangan sebenarnya yang kita hadapi masa kini. Hal ini tentu saja berbicara mengenai tantangan dan peluang dan sebagai orang Kristen kita harus menjadikan tantangan menjadi peluang. Dalam kondisi ini bagaimana anak-anak Tuhan berkarya sesuai dengan profesi, keluarga, gereja dan masyarakat/negara yang sesuai visi. Kalaupun ada teman-teman mendirikan lembaga baru bukan karena sakit hati tetapi oleh karena visi dan untuk menjawab kebutuhan yang dibutuhkan masa kini yang didasarkan kepada mandat budaya dan mandat Injil.
Penjangkauan dunia tidak diartikan harus menjadi satu lembaga/organisasi atau gereja. Hal ini ahrus kita pahami dengan baik agar kita tidak alergi jika ada persekutuan atau lembaga yang lain muncul. Ingat, kita tidak bisa mengerjakan semua hal karena keterbatasan kita. Visi umum (mandat budaya dan mandat Injil) direalisasikan berdasarkan visi khusus yang diberikan Tuhan kepada seseorang atau organisasi tertentu. Karena itu, dengan kosep ini, maka dalam kacamata Allah kita harus menyadari bahwa semua kita (lembaga pelayanan) adalah alat-Nya. Jadi tidak ada pemikiran bahwa lembaga lain adalah saingan. Ada sinergisme atau mitra untuk pencapaian visi dan misi Allah. Jadi ada sinergisme yaitu antara kerjasama dan sama-sama kerja. Ketika kita bisa bekerja sama atau ada kondisi dimana kita hanya sebatas sama-sama kerja, ingatlah bahwa kita adalah mitra Allah.
Dalam Kis 1:8;2:414-41 kita menemukan janji dan kuasa Roh Kudus di dalam misi yang bermula dari Yerusalem ke ujung dunia. Demikian juga dengan apa yang mungkin terjadi sekarang ini. Munculnya lembaga-lembaga pelayanan untuk menjangkau dunia digerakkan oleh kuasa Roh Kudus. Dan melalui Kis 8 kita menemukan bahwa penyebaran firman Allah terjadi juga karena penganiayaan paska kematian Stefanus. Kemudian di dalam Kis 15:35-41; 16:1-3, kita menemukan kisah mengenai konflik dan misi. Kisah dimulai ketika Markus (Yohanes Markus) diminta melakukan pelayanan tetapi ia tidak setia. Hal ini menimbulkan konflik antara Barnabas dan Paulus dalam sebuah perjalanan pelayanan. Paulus berpendapat bahwa orang seperti Markus tidak layak lagi untuk melayani dan tidak boleh ikut dnegan mereka, tetapi Barnabas tidak setuju. Ketika terjadi perbedaan pendapat maka diputuskan bahwa Paulus dan Barnabas akhirnya berpisah. Tidak berarti konflik diharapkan, tetapi meskipun dalam konflik bisa dipakai Tuhan untuk pelayanan. Tuhan tidak menginginkan perpecahan, jika Tuhan mengizinkan konflik itu terjadi adalah karena kedegilan manusia. Tetapi itupun bisa dipakai oleh Allah dalam rangka menggenapi misiNya. Akhirnya perpecahan antara Paulus dan Barnabas membuat mereka berpisah dimana Barnabas dengan Markus dan Paulus dengan Timotius (Dan dalam 2 Tim 4 ada perdamaian antara Paulus dan Markus).
Berdasarkan visi dan panggilan dasar kita melakukan pelayanan. Dalam Rom 11:13 Paulus mengatakan, “Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi (gentiles), aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku”. Petrus ditetapkan oleh Tuhan melayani orang-orang Yahudi dan Yohanes juga ke pulau Patmos (meskipun karena pembuangan). Berbeda tidak harus berpisah dan serupa tidak harus bersama.
Mari melihat 1 Kor 1:10-17. Dari bagian ini kita melihat dasar kesatuan hanya satu yaitu Yesus Kristus (ay 10). Dan bentuk kesatuan adalah seia sekata (agree with one another) dan erat dan sehati sepikir (perfectly united in mind and thought). Maka terjadinya separasi (perpecahan) adalah karena isme (ay. 12-13). Kelompokisme tanda ketidakdewasaan dan tabiat manusia duniawi. Dalam 1 Kor 3: 1-4 dikatakan, “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?”. Semua melayani menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya (1 Kor.3: 5). Paulus dan Apolos mengerjakan pelayanan Tuhan yang diberikan kepada mereka. Melayani sesuai karunia adalah hal yang penting. Ada orang yang ‘Menanam dan ada yang menyiram’, tetapi Tuhan yang memberi pertumbuhan. 1 Kor. 3: 6-8 berkata, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri”. Penanam dan penyiram, statusnya sama-sama hamba yang akan menerima upah sesuai tugas dan tanggungjawabnya (pekerjaannya) (1 Kor. 3: 8). Sesama hamba dan pekerja tidak seharusnya cekcok! Ingat, Semua pelayan adalah kawan sekerja Allah (1 Kor. 3: 9, “Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”). Ingat sinergis antara bekerja sama dan sama-sama bekerja. Jika program kerja kita saling mendukung sesuai visi yang Tuhan berikan maka kita bisa bekerja sama. Tetapi jika visi khusus yang Tuhan berikan berbeda, maka kita sama-sama kerja. Tetapi mari menyadari bahwa kita sama-sama alat Tuhan, mitra Allah menjangkau dunia bagi Kristus.
SoliDeo Gloria!
No comments:
Post a Comment