Friday, October 28, 2011

Integral Mission

Esni Naibaho, M. Div

Ada dua dua sikap (orang Kristen) yang mungkin muncul bila berhadapan dengan dunia: pertama, sikap melarikan diri atau menarik diri dari dunia (escape), dan kedua adalah terlibat di dalamnya. Apa yang dimaksud dengan menarik diri (escape) adalah membelakangi persoalan dan mengabaikan apa yang terjadi di dunia serta mencuci tangan dari tanggung jawab untuk membenahinya. Kita menjadi orang yang tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di sekeliling kita. Hal ini bisa terjadi karena kita merasa bahwa kita tidak mungkin melakukannya. Orang yang melarikan diri menganggap bahwa persoalan yang terjadi di tengah-tengah bangsa adalah urusan mereka yang ‘di atas sana’, bukan urusan mereka. Orang yang melarikan diri adalah orang yang self centre dan merasa tidak punya kewajiban akan apa yang terjadi. Sedangkan orang yang terlibat mengarahkan perhatian terhadap persoalan dunia dan merelakan tangan kita kotor dan terluka karena menolong.

Mengapa orang Kristen harus terlibat dalam social involvement? Hal yang harus kita pahami adalah siapa Allah kita. Karakter pribadi Allah kita adalah Allah atas dunia ciptaan dan seluruh umat manusia. Allah juga Allah adalah Tuhan atas segala bangsa dan atas umat pilihanNya. Allah juga adalah Tuhan atas keadilan dan yang bertindak untuk keadilan (Maz 146:7-9). Allah yang sedemikian aktif dengan memperhatikan apa yang terjadi di tengah-tengah dunia ini. Allah juga adalah Allah yang memperhatikan orang miskin dan terlantar yang di mana manusia luput untuk memperhatikannya.

Selain dari alasan karakter Allah, alasan kedua mengapa kita harus terlibat dalam persoalan sosial adalah karena kita adalah manusia (manusia diciptakan segambar dengan Allah). Semua manusia sama dihadapan Allah dan membutuhkan kasih Allah. Alasan ketiga adalah karena teladan Kristus (Yesus menunjukkan kepedulianNya kepada orang-orang miskin dan tertindas). Bagaimana Yesus hidup dan melakukan sesuatu merupakan model bagi gereja untuk melakukan misi yang sama pentingnya dengan kotbah yang gereja lakukan. Teladan Kristus mebuktikan bahwa apa yang terjadi di dunia ini (persoalan dunia) masuk dalam kepedulian Allah kita. Alasan keempat adalah karena dunia dicemari oleh dosa (bukan sebatas personal tetapi meliputi personal, komunitas, dan sistem). Dosa membawa dampak personal juga komunitas dan sistem yaitu timbulnya persoalan kemiskinan, kejahatan, korupsi, terorisme, dan kejahatan sosial-ekonomi lainnya.

Integral Mission

Integral mission dianggap sebagai istilah dan konsep yang baru muncul padahal sebenarnya tidak demikian. Dengan kata lain, misi yang integral ini bukanlah temuan yang baru melainkan merupakan konsep yang tertuang dalam alkitab sendiri. Integral mission mengacu kepada apa yang dipraktekkan oleh Yesus Kristus dan gereja abad pertama. Banyak gereja yang bertumbuh telah melakukan misi ini sekalipun belum mengenal dan menggunakan istilah tersebut.

Apa arti misi sebenarnya? Bicara tentang misi maka kita harus memahami “Mission Dei” (God’s mission), yang berarti Allah yang bermisi untuk mengembalikan dunia ciptaanNya yang telah jatuh ke dalam dosa kepada rancanganNya semula sewaktu diciptakan melalui pemulihan transformasi dan pemulihan di dunia ini. Dalam pengerjaannya, Allah mengundang kita untuk terlibat didalam misiNya. Jadi misi yang kita lakukan bukanlah misi gereja atau organisasi melainkan misi Allah. semua gerakan misi yang kita lakukan adalah misi Allah. Misi bukanlah sekedar program atau proyek serta kegiatan tambahan pertanda gereja atau persekutuan itu bertumbuh dan berkembang. Juga bukan sekedar dilakukan menunggu sampai Tuhan datang kedua kalinya dan tidak merasa terlibat dalam menghadirkan kerajaan Allah di tengah dunia. Lesslie Newbigin menyatakan: “the mission Dei is the ongoing work of God in the world in which we are invited to participate” [Misi Allah adalah pekerjaan Allah yang sedang berlangsung di dalam dunia ini di mana kita diundang untuk berpartisipasi di dalamnya]. Allah sekarang sedang dan terus bekerja melalui kita untuk menghadirkan kerajaanNya ditengah-tengah dunia.

Pemahaman yang berbeda disebabkan karena pengaruh pendekatan yang dianut. Pertama pendekatan tradisional tentang misi. Pada akhir abad ke 18, misi dipahami sebagai misi ke luar (dari dunia barat ke dunia yang non Kristen). Jadi pergi mengirim misionaris ke suatu daerah dan melayani di sana dan bertujuan menyelamatkan jiwa dan mendirikan gereja lokal. Misi bersifat lintas budaya dan geografi. Agen misinya adalah orang yang menerima panggilan khusus dikenal dengan nama misionaris. Setelah selesai masa melayani para misionaris kembali ke negara asalnya. Kedua pendekatan modern tentang misi. Misi integral bisa dilakukan melalui dan tanpa lintas budaya. Sama dengan pendekatan tradisional, misi integral bertujuan untuk menembus batas yaitu antara yang beriman dengan yang tidak beriman. Tujuan misi yang integral adalah bukan untuk menambah jumlah anggota, bertambah kaya secara financial, dan bertambah dari segi kuasa melainkan menginkarnasikan nilai kerajaan Allah ke tengah dunia, dan menyaksikan kasih dan keadilan yang diwujudkan dalam Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus bagi pembaharuan hidup manusia dalam seluruh aspek baik secara individu maupun komunitas. Jadi dalam pendekatan modern, misi bukan hanya dilakukan misionaris tetapi oleh semua orang yang telah mengenal Kristus. Misi adalah bagaimana kita sebagai umat kerjaan Allah menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini.

Dapat disimpulkan bahwa misi tidak hanya berfokus kepada lintas geografi (daerah non Kristen dan penyembah berhala) melainkan mencakup sosial, budaya, ekonomi, politik, dan aspek hidup lainnya. Seluruh dunia adalah ladang misi dan seluruh kebutuhan manusia merupakan kesempatan bagi pelayanan misi. Misi dalam alkitab tidak pernah memisahkan antara pekabaran injil dengan aksi sosial. Misi bukanlah keistimewaan dan tanggung jawab dari segelintir orang yang merasa terpanggil melainkan tanggung jawab seluruh umat kerajaan Allah yang telah dipanggil untuk membawa terang (I Pet 1:9). Jika kita merasa bahwa misi adalah masalah tawaran, berarti kita kehilangan makna panggilan Allah kepada manusia. Pelayanan misi bukan tawaran tetapi panggilan. Lesslie Newbigin menyimpulkan bahwa “mission is as broad as human life-all of life is mission-because the church is sent to make known the good news that God is restoring the whole creation. Sending, however, is not the sending of some people to other parts of the world but the sending of the whole community to make known the good news (John 20:21).” [Misi sama luasnya dengan kehidupan manusia-semua kehidupan adalah misi-karena gereja diutus untuk mengabarkan kabar baik bahwa Allah memulihkan semua ciptaan. Mengutus bukanlah mengirim sebagian orang ke salah satu bagian di bumi ini tetapi mengutus semua komunitas untuk mengabarkan kabar baik (Yoh 20:21)]. Mengutus kita sebagai alumni, menutus kita sebagai guru, PNS, birokrasi, banking, dll.

Berdasarkan Micah Declaration (2001) dinyatakan bahwa “Integral Mission is the proclamation and demonstration of the gospel. It is not simply that evangelism and sosial involvement are to be done alongside each other. Rather, in integral mission our proclamation has sosial consequences as we call people to love and repentance in all areas of life. And our sosial involvement has evangelistic consequences as we bear witness to the transforming grace of Jesus Christ. If we ignore the world, we betray the word of God which sends us out to serve the world. If we ignore the word of God, we have nothing to bring to the world.” Ketika kita melayani orang untuk bertobat kita tidak hanya menekankan bahwa dia menerima keselamatan saja. Bukan hanya itu. Dia juga harus menyadari bahwa seluruh totalitas hidupnya sekarang menjadi alat Tuhan untuk memberikan dampak dengan lingkungan sekelilingnya. Proklamasi memiliki konsekuensi sosial. Keterlibatan kita secara sosial juga memiliki konsekuensi penginjilan. Dengan kata lain jika kita mengabaikan dunia berarti kita mengkhianatai Injil Allah sendiri. Jika kita juga mengabaikan Injil kita sebenarnya tidak membawa apapun untuk mengubah dunia ini. Bukan sekedar melakukan penginjilan dan melakukan aksi sosial. Bukan masalah dilakukan terpisah. Tetapi misi integral melihat kedua hal ini sebagai satu kesatuan yang harus dikerjakan sebagaimana dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan.

Proklamasi adalah menceritakan injil kepada orang lain. Biasanya disebut penginjilan. Demontrasi adalah menunjukkan kepada orang bagaimana artinya menjadi bagian dari kerajaan Allah melalui berbagai usaha misalnya mengurangi kemiskinan (kemiskinan fisik maupun politik); Demonstrasi ini dikenal juga dengan istilah aksi sosial karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan society (masyarakat). Fakta yang ada menunjukkan bahwa gereja menginterpretasikan misi secara tidak utuh (catt: gereja di sini maksudnya adalah kita, sebagai orang percaya, bukan gedung atau instansinya). Beberapa gereja memfokuskan misi mereka pada segi kemiskinan kerohanian. Mereka melihat orang miskin dari sudut spiritualitasnya saja. Di sisi yang lain ada juga gereja yang lebih berfokus kepada memperhatikan kebutuhan fisik manusia dan mengabaikan sisi kebutuhan rohani manusia. Dan ada juga sebagian gereja melakukan penginjilan dan aksi sosial secara terpisah dengan alasan jika bisa, mampu, dan ada orang yang mengerjakannya.

Hubungan demonstrasi dengan proklamasi

Proklamasi memimpin seseorang kepada pertobatan dan pembaharuan bukan hanya dari segi rohani melainkan dari seluruh aspek hidup termasuk kepedulian sosialnya. Jika ada orang yang bertobat tetapi dia tidak memiliki aspek sosial yang semakin dibaharui maka kita harus berjuang untuk membenahi ini. Proklamasi seharusnya memimpin sesorang kepada keterlibatan sosial. Demikian juga dengan demonstrasi memiliki konsekuensi untuk memproklamasikan injil Kristus. Demonstrasi dan proklamasi keduanya harus dilakukan tanpa berusaha untuk memisahkan dan mendahulukan yang satu karena menganggap yang satu lebih penting dari yang lain. Ini harus menjadi pemahaman kita. Jika ada alumni yang berjuang dikantor sampai-sampai tidak banyak terlibat dalam pelayanan di PAK, kita harus melihat bahwa dia juga sedang melayani Tuhan dan mengerjakan misi dari Allah. Allah menghendaki dia disitu untuk melakukan perubahan. Demonstrasi dan proklamasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Proklamasi diperkuat oleh sosial involvement kita. Injil diinterpretasikan dalam konteks kehidupan dan tindakan manusia. Jika kekristenan menceritakan Injil tanpa menunjukkan bukti melalui kepedulian terhadap sesama maka akan memperlemah nilai dari Injil itu sendiri. Sosial involvement merupakan papan penunjuk jalan bagi proklamsi Injil kita. Kegiatan sosial tanpa proklamasi akan memimpin ke arah yang salah. Biasanya akan mengarah ke diri bukan lagi keTuhan dan ada pergeseran makna bahwa keselamatan juga harus melalui perbuatan baik bukan sekedar iman dan akan menghilangkan pentingnya perdamaian pribadi kepada Allah karena menganggap Injil sekedar perubahan sosial semata.

Berdasarkan kesepakatan The Cape Town Commitment menyatakan bahwa misi integral ada memproklamasikan dan menghidupi bahwa Injil adalah berita sukacita dari Allah melalui Yesus Kristus kepada individu, masyarakat, dan seluruh ciptaan. Karena ketiga bagian ini telah jatuh dan rusak oleh karena dosa dan ketiga-tiganya membutuhkan penebusan. Maka ketiganya harus menjadi misi yang menyeluruh dari umat Allah.

Apa peran kita sebagai umat Tuhan dalam misi ini? Kita seharusnya memperlengkapi dan menggerakkan pria dan wanita bagi misi Allah bukan secara eksklusif di dalam gereja melainkan dalam seluruh aspek kehidupan: di rumah, di tempat kerja, di rumah sakit, di kampus, di kantor, di setiap tempat sebab tidak ada tempat yang bebas dari mempertuhankan Tuhan (Brian D. McLaren). Kita juga seharusnya tidak hadir hanya untuk memuaskan permintaan jemaatnya melainkan hadir untuk memperlengkapi dan memobilisasi umatnya bagi misi Allah di dunia (Rene Padilla). Misi integral sesungguhnya ada hubungannya dengan integritas gereja yaitu konsistensi antara apa itu gereja dan apa yang diproklamirkannya. Gereja dipanggil untuk menyatukan baik dalam teologinya maupun dalam prakteknya, apa yang selalu dipersatukan Allah Tritunggal dalam penuturan alkitab: being dan doing; rohani dan jasmani; individual dan sosial; kudus dan sekuler; keadilan dan kemurahan hati; kesaksian dan kesatuan; mengkotbahkan kebenaran dan mempraktekkan kebenaran, dst. (Vinoth Ramachandra). Hal-hal inilah yang seharusnya menjadi perjuangan kita sebagai umat Tuhan.
Mari melihat Mat 5:1-16. Pasal sebelumnya berkisah mengenai Yesus memilih murid-muridNya. Dan ketika Yohanes Pembaptis ditangkap, saat itulah Yesus mengajar dan mengatakan: ”Bertobatkah sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” Yesus memproklamirkan kerajaan Allah yang datang melalui diriNya. Dia telah memproklamasikan Kerajaan Allah sekaligus menunjukkan bahkan menampilkan Kerajaan Allah melalui hidupnya. Kemudian Dia memilih murid-muridNya. Dia menghendaki muridnya ini kelak memprolamasikan Kejaan Allah ini. Maka dalam pasal 5 inilah kalimat Yesus kepada murid-muridNya ini. 35 10. Yesus sedang mengingatkan bahwa apa yang ditulis dalam Mat 5:1-16 adalah hidup sebagai umat kerajaan Allah. Ketika hal ini terjadi kepada para murid, berbahagialah. Inilah kebahagiaan umat Kerajaan Allah yaitu ketika kita dianiaya oleh karena kebenaran. Apa yang tertulis dalam Mat 5:1-16 adalah kebahagiaan kita sebagai umat Kerajaan Allah. Misi integral adalah bagian yang akan kita kerjakan dan kita akan berbahagia jika dalam melakukan integral misi ini kita mendapat banyak tantangan.

No comments: