Thursday, October 13, 2011

Seri tokoh: PAULUS

(Pelayanan, Misi, dan Gereja)
Iventura Tamba


Hari ini kita akan melihat kehidupan tokoh bernama Paulus, yang mungkin sudah sering kita dengar dan belajar dari hidupnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu tokoh selain yang sangat berpengaruh dalam kekristenan adalah Paulus. Hal ini bisa kita lihat dari tulisan-tulisannya yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Kita tidak akan membahas keseluruhan hidup Paulus, tetapi akan melihat satu bagian kecil dari perjalanan hidup Paulus, bagaimana dia melayani dan mempersembahkan hidupnya kepada Kristus.

Kita akan emlihat sedikit kisah Paulus dan pelayanannya melalui Kis 16:1-18. Ketika kita membaca Kisah Para Rasul dan beberapa surat dari Paulus kita melihat bagaimana gamblangnya kehidupan Paulus diungkapkan termasuk kesetian, pelayanan, dan bagaimana dia merintis dan bertekun memelihara gereja dan pelayanan yang sudah dirintisnya. Kis 16 ini merupakan perjalanan misi Paulus yang kedua. Kisah ini didahului oleh sebuah sidang di Yerusalem mengenai apakah orang non Yahudi mempunyai kesempatan untuk menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus (Pasal 15). Dalam sidang ini didapatlah keputusan bahwa orang-orang non Yahudi juga berhak mendengar injil. Keputusan inilah yang mendasari perjalanan misi Paulus yang kedua ini. Dalam perjalanan ini, Paulus membawa serta Timotius.
Ada empat hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan Paulus dalam Kis 16:1-18 ini.

Pertama, dalam ayat 5 dikatakan, “Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.” Dalam perjalanan misi yang pertama kita melihat Paulus mengerjakan pelayanannya, merintis dari kota ke kota dan mendirikan persekutuan atau gereja. Apa yang dilakukannya dalam perjalanan misinya yang kedua adalah mengunjungi gereja-gereja yang sudah dirintis untuk meneguhkan dan menguatkan mereka. Mungkin dalam pemikiran kita alangkah lebih efektif jika Paulus merintis daerah baru dan memdirikan persekutuan atau gereja di sana. Tetapi dalam perjalanan misi Paulus kita menemukan bahwa ia mengunjungi dan menguatkan iman murid-murid di dalam gerjea ynag sudah dirintis. Sering sekali di dalam mengerjakan pelayanan satu pola yang sangat digandrungi adalah pola pelayanan kick and run. Pelayanan yang sering dilakukan saat ini adalah pelayanan massal. Tanpa pernah memikirkan kelanjutan dan apa yang sudah dikerjakan dalam pelayanannya tersebut. Jika kita melihat pelayanan Paulus, begitu besar dampak dan pertumbuhan gereja yang dilayani oleh Paulus. hal ini bukan terjadi oleh karena pelayanan yang instan tetapi ketekunan Paulus memelihara pelayanan tersebut.

Kedua. Dalam ayat 6-7 dikatakan, “Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.” Ada kejadian yang dihadapi oleh Paulus dan teman-temannya. Ketika mereka ingin melakukan pelayanan ke Asia, Allah bertindak dengan melarang mereka. Dan ketika mereka ingin masuk ke daerah Bitinia, Yesus juga tidak mengijinkan mereka. Dengan jelas hal ini menunjukkan bahwa yang memimpin pelayanan Paulus adalah Kristus sendiri. Paulus boleh berencana, tetapi Allahlah yang memutuskan dan Paulus taat kepada Allah. Pelayanan yang benar adalah pelayanan dimana Yesus menjadi pemimpinnya. Ditengah-tengah kehidupan kita sebagai alumni, pekerjaan maupun pelayanan, mari kita merenungkan apakah di dalam semua keputusan yang kita ambil, Kristuslah yang memimpin. Paulus taat kepada Tuhan bahwa Allah memimpin dia bukan ke Asia atau Britinia tetapi Makedonia.

Ketiga. Dalam ayat 13 dikatakan, “Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.” Paulus akhirnya menyeberang ke Makedonia dan tiba di Filipi. Satu hal yang pertama kali mereka lakukan adalah datang ke tempat orang Yahudi beribadah. Kita melihat bahwa strategi yang dilakukan Paulus adalah memilih datang ke tempat ibadah dan memulai dari sana. Banyak para ahli mengatakan bahwa Paulus merupakan rasul yang dipersiapkan bagi orang non Yahudi, tetapi dia senantiasa memulai pelayanannya dari tempat ibadah agama Yahudi. Ini adalah strategi pelayanannya. Ketika Paulus memiliki sebah kerinduan untuk memberitakan injil kepada non Yahudi, dia tidak mengabaikan orang Yahudi karena dia tahu bahwa orang Yahudi adalah kelompok orang yang strategis untuk misinya, mengubah gereja, mendorong pertumbuhan gereja agar gereja menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia dan kemudian orang Yahudi bisa mengenal Kristus melalui kehidupan orang Yahudi tersebut.

Keempat. Awalnya kita melihat bahwa Paulus merencanakan pelayannya ke Asia, tetapi dihentikan oleh Kristus dan dituntun untuk melayani di Makedonia. Mungkin Paulus sudah datang dengan harapan bahwa kedatangannya ke Makedonia akan disambut dengan pertobatan yang besar-besaran. Tetapi dalam pelayanannya di Makedonia, dan kita menemukan hanya sedikit orang yang bertobat, yaitu: Lidia dan keluarganya, hamba perempuan, dan kemudian kepala penjara. Jika seandainya kta disuruh mengerjakan pelayanan dengan penglihatan yang sama seperti Paulus alami, tentunya kita akan datang dengan harapan bahwa Allah telah mempersiapkan jalan dan akhirnya akan dihasilkanlah pelayanan yang luar biasa besar. Tetapi yang terjadi kepada Paulus adalah, ketika ia memasuki daerah Makedonia itu, tidak banyak orang yang bertobat dan hanya sedikit yang berespon dan mereka bukanlah orang yang penting dan hanya perempuan. Ingat, pada masa itu keberadaan seorang perempuan tidak dianggap penting. Tetapi Lukas mengungkapkan bahwa orang yang bertobat pertama kali adalah Lidia dan keluarganya kemudian hamba perempuan dan akhirnya kepala Penjara. Kemudian apa yang terjadi pada Paulus, dia kemudian dianiaya dan diteguhkan oleh Tuhan. Kita mungkin akan berpikir dan bertanya apakah hanya sedikit orang bertobat kita diutus ke sini, jauh-jauh menyeberang laut dan mengubah perencanaan dan mengalami penindasan hanya untuk melihat pertobatan orang yang sedikit. Wajar jika reaksi kita adalah kecewa. Tetapi tidak demikian dengan Paulus. dia melihat itu sebagai anugerah Tuhan. Kita mungkin sudah lama bekerja dalam tempat kita atau sudah lama merintis pelayanan tetapi sampai saat ini apa yang kita lakukan tidak berdampak apa-apa. Kita mungkin kecewa. Tetapi mari belajar dari Paulus. dia belajar satu hal seperti apa yang terungkap dalam 1 Kor 3:5 dikatakan, “Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya”. Dia melihat jika memang hanya Lidia, hamba perempuan, dan kepala penjaralah yang bertobat, maka inilah yang dianuerahkan Tuhan kepadanya sebagai buah pelayanannya. Pada tahun-tahun berikutnya kita melihat bahya jemaat Filipi menjadi teladan dalam kesungguhan dan kerendahan hati. Mungkin Paulus tidak pernah membayangkan bahwa daerah yang hanya tiga orang bertobat dan bukan orang yang penting akan bertumbuh menjadi satu jemaat yang bukan hanya sekadar kuantitas tetapi kualitas. Bertumbuh bukan dalam kelimpahan atau kenyamanan tetapi dalam kekurangan dan penganiayaan.

Inilah Paulus yang mengerjakan pelayanan yang besar. Tetapi ia senantiasa tekun memelihara pelayanan, ketaatan dalam pimpinan Tuhan, dan kesungguhan dalam memikirkan strategi yang tepat dan kesabarannya menjalani penderitaan dan penganiayaan. Mari meneladani apa yang dikerjakan oleh Paulus. Sebagai alumni di tengah-tengah pekerjaan kita mari belajar dar kehidupan Paulus.

SoliDeo Gloria!

No comments: