Thursday, October 13, 2011

Seri tokoh: Yohanes Pembaptis

"Kerendahan Hati"

Aswindo Sitio


Siapakah
Yohanes Pembaptis?
Tidak banyak informasi Yohanes Pembaptis yang dicatat dalam Alkitab. Tetapi, semua kitab Injil mencatat mengenai Yohanes ini. Hal ini membuktikan bahwa ia adalah tokoh yang penting dan berpengaruh dalam pelayanan Yesus. Yohanes Pembaptis adalah seorang anak dari imam yang melayani di kuil Herodes, Zakharia dan isterinya bernama Elisabeth (Luk 1:5). Kelahirannya juga merupakan kelahiran yang dinubuatkan sama seperti Yesus. Jika kita melihat kisah kelahirannya, maka kita akan menemukan hal-hal yang luar biasa. Yang pertama adalah bahwa Elisabeth itu seorang yang mandul (Luk 1:7); kedua, mereka berdua telah lanjut usia (Luk 1:7). Dari segi mana saja sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak akan pernah memiliki keturunan. Kemudian, ketika Zakharia menunaikan kewajibannya sebagai imam, ia masuk ke dalam bait suci dan tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Malaikat ini menubuatkan kelahiran seorang anak bagi mereka, tetapi Zakharia tidak percaya dan berkata, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." (Luk 1:18). Oleh karena perkataannya ini maka Zakharia akan menjadi bisu sampai pada saat ia memperoleh keturunan. Ini adalah latar belakang dari kelahiran seorang yang bernama Yohanes Pembaptis.

Munculnya Yohanes Pembaptis
Yohanes dewasa di padang gurun Yudea (Luk 1:80) dan di sanalah ia menerima panggilan sebagai seorang nabi atas bangsa Isreal (band Luk 3:2). Segera setelah Roh kenabian menghinggapi dia, segera ia terkenal sebagai penghotbah yang memanggil seluruh umat untuk bertobat. Berbondong-bondong orang datang mendengar dia dan banyak dari mereka yang dibaptis di sungai Yordan, sesudah mereka mengakui dosa-dosa mereka. Para penulis Injil mencatat dengan jelas sekali bahwa Yohanes pembaptis menyerukan dua pesan yaitu kedatangan Kerajaan Sorga dan, kedua, pentingnya pertobatan untuk menyambut kedatangan Kerajaan Sorga ini [Mat 3:2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!; Mar 1:4 "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."; band Luk 3:3].

Bukan hanya menyerukan pertobatan kepada seluruh umat Israel, bahkan dengan berani pula Yohanes Pembabptis menegur kehidupan orang Farisi dan orang Saduki di tepi sungai Yordan sebagai keturunan ular beludak (Mat 3:7). Ia kemudian dengan lantang melanjutkan, “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Bukan hanya menegur kehidupan orang Farisi dan Saduki, bahkan lebih berani lagi, ia menegur raja akan pernikahannya yang tidak sah karena mengambil istri saudaranya menjadi isterinya. Ini adalah tindakan yang amat berani. Menegur raja pada zaman itu adalah perkara hidup dan mati. Oleh karena tindakannya inilah Yohanes akhirnya dipenjara dan kemudian dihukum penggal (Mat 14:1-14; Luk 3:19-20).

Dari semua yang dilakukannya, ia adalah orang yang memiliki kebesaran. Tetapi dalam setiap hal yang ia lakukan maupun ia terima, apakah ia menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri? Apakah ketika banyak orang yang mengatakan bahwa ia adalah yang akan datang itu, ia menikmatinya sebagai hal yang akan membuat pelayanannya semakin hebat? Tidak! Dengan kelahirannya yang mengherankan seharusnya Yohanes Pembaptis bisa menyombongkan diri; ia dikandung oleh Elisabeth yang mandul, ayahnya bisu selama ia dikandung dan bisa berbicara ketika ia sudah dilahirkan, dan ia masih memiliki hubungan saudara dengan Yesus. Ia bisa menggunakan hal ini semua untuk mendongkrak pelayannya, tetapi ia tidak melakukannya.
Semua keistimewaan itu tidak membuat ia tinggi hati, ia justru memandang dirinya rendah. Justru hal inilah yang menunjukkan kebesarannya. Kebesaran Yohanes Pembaptis terletak pada kualitasnya: kerendahan hatinya.

Ada tiga hal yang menunjukkan bagaimana kualitas keredah hatian dari Yohanes.

Pertama adalah ketika orang bertanya apakah ia Mesias. Dalam Luk 3:15-16 kita melihat bagaimana ketika ada yang bertanya kepada Yohanes Pembaptis, "Apakah kamu ini Mesias? Apakah kamu ini nabi besar? Lalu siapakah kamu?" Yohanes Pembaptis menjawab, "Tidak, aku bukanlah Mesias. Aku bahkan tidak layak untuk membuka tali kasut Mesias. Jangan sebut aku Mesias. Aku bahkan tidak layak untuk membasuh kaki-Nya." (Luk 3:15-16). Perhatikan jawaban Yohanes! Ia tidak menonjolkan dirinya, bahwa ia adalah seorang pendahulu yang memiliki kisah yang juga sangat hebat.

Kebanyakan orang, ketika mereka menjadi Kristen, berpikir, "Sungguh beruntung Kristus mendapat orang Kristen sepertiku! Aku lulus sarjana dengan penghargaan utama. Yesus bisa mendapatkan seseorang dengan penghargaan utama di Gereja-Nya! Sungguh beruntung Yesus karena Dia mendapatkan murid seperti aku! Dia layak bersyukur untuk itu! Dan kalau aku dibaptis di gereja ini, sungguh merupakan suatu kemuliaan bagi gereja ini. Pikirkan saja: gereja ini punya catatan bahwa aku pernah dibaptis di sini. Dalam sejarah nanti, akan disebutkan bahwa aku dibaptiskan di gereja ini. Sungguh merupakan suatu berkah bagi sang pendeta untuk bisa mendapatkan aku duduk di antara jemaat mendengarkan khotbahnya!” Jujur saja. Berapa banyak dari kita yang tidak pernah mempunyai pikiran semacam ini terlintas di benak kita?
Ingat, kelahiran Yohanes Pembaptis diberitakan oleh seorang malaikat. Dia berasal dari keluarga yang sangat hebat di Israel, dari keluarga imam yang mendapat tempat tertinggi di tengah bangsa Israel. Dia dipenuhi oleh Roh sejak lahirnya. Dia memiliki riwayat yang luar biasa. Dia bisa saja berkata, "Yah, jika ada orang yang harus mempersiapkan jalan bagi Mesias, pasti aku orangnya. Maksudnya, siapa lagi yang layak selain aku?" Tetapi tidak. Adakah orang di sini yang kelahirannya diberitakan oleh malaikat? Dan bukan sekadar malaikat biasa, tetapi oleh malaikat berpangkat tinggi yaitu Gabriel sendiri? Utusan Allah yang paling tinggi kedudukannya yang memberitakan kelahiran Yohanes! Saya yakin bahwa ibunya bercerita padanya tentang hal ini. "Kamu adalah bayi spesial. Saat kamu dilahirkan, malaikat tinggi Gabriel yang memberitakan hal itu padaku. Kamu akan mempersiapkan jalan bagi Mesias." Wah! Jika kita memiliki riwayat semacam, pikirkanlah hal itu, kepala ini akan semakin membesar setiap waktu: Aku orang yang sangat khusus di dalam sejarah! Dalam terang seperti itu, Anda mestinya bisa memahami kerendahan hati Yohanes Pembaptis. "Aku bahkan tidak layak untuk melepas tali kasutnya."

Kedua, ketika orang banyak mendesak agar ia mengatakan identitasnya sebenarnya. Dalam Yoh 1:19-28 kita melihat orang banyak bertanya, "Jika kamu bukan Mesias, bukan Nabi itu, lalu siapakah kamu?", Yohanes Pembaptis menjawab, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.“ (Yoh 1:23). Ini adalah nubuatan nabi Yesaya yang mengatakan, “Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”(Yes 40:3). Jadi dapat dikatakan bahwa Yohanes menyamakan dirinya sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun. " Hanya suara! Yohanes adalah orang yang berkhotbah di depan ribuan pendengar, dan ribuan juga orang yang bertobat. Ini sungguh suatu sukses yang sangat hebat. Perhatikanlah dia, orang dengan sukses yang besar! Segenap Israel berlutut di kakinya. Bahkan para pemimpin agama di Israel datang untuk dibaptiskan olehnya. Sungguh dia seorang pengkhotbah yang sukses! Itulah yang namanya keberhasilan! Kata yang sangat kita agungkan: Sukses. Setiap orang datang kepada Yohanes Pembaptis. Berduyun-duyun orang datang padanya, akan tetapi dia tidak berbangga akan hal itu sedikitpun. Dia hanya meminta satu hal: Ingatlah aku sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun. Dia mungkin tidak hebat di mata manusia melainkan di mata Allah, dan itu sangatlah berharga; jauh melebihi yang lainnya. Semakin Anda meninggikan diri, semakin Allah merendahkan Anda. Semakin Anda merendahkan diri, semakin Dia meninggikan Anda.
Ketiga adalah ketika para muridnya (murid Yohanes) protes kepada dia. Dalam Yoh 3:26-30, beberapa muridnya dan juga beberapa orang Yahudi mendatangi Yohanes Pembaptis dan berkata, "Tahukah kamu? Yesus membaptis lebih banyak orang daripada kamu. Kamu mulai dikalahkan oleh-Nya. Dia mendapat sukses yang lebih besar daripadamu. Ada apa denganmu? Kamu terus saja berkata, 'Dia adalah Mesias, Dia adalah Orang itu,' jadi sekarang orang banyak datang pada-Nya. Tidak ada yang mau mendengarkanmu sekarang. Kamu sudah tersingkirkan. Dulu kamu sangat berhasil dan segenap Israel datang padamu. Tetapi sekarang mereka tidak datang kepadamu; mereka pergi kepada Yesus."

Apakah jawaban Yohanes Pembaptis? Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Ia kemudian melanjutkan dengan berkata, "Aku bersukacita akan hal itu. Sama halnya dengan sahabat mempelai laki-laki. Aku bersukacita demi Dia. Aku bahagia mendengar suara-Nya." Tak ada jejak kecemburuan, tak ada tanda kepahitan yang membayang pada dirinya. Dia sudah menjalankan tugasnya dengan setia, dan sekarang apa yang terjadi? Dia ditinggalkan kesepian. Namun dia melanjutkan ucapannya dengan kalimat yang terkenal ini, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yoh 3:30). Dia berkata, "Yesus harus melanjutkan sampai pada kemuliaan, namun aku, Yohanes Pembaptis, aku harus menuju titik nol dan menghilang."

Penutup
Apakah Yohanes Pembaptis adalah orang dengan latar belakang hebat tetapi bukan siapa-siapa? Salah! Tentang Yohanes Yesus berkata, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya (Mat 11:7-11).

Itulah keindahan dari hal merendahkan diri. Ketika kita merendahkan diri kita, maka Allah meninggikan kita. Kelak kita akan melihat bagaimana kita berada di tempat yang sangat tinggi di samping Allah. Kita mendapat bagian yang lebih baik. Dengan kasih karunia Allah, marilah kita memahami rahasia kehidupan Kristen; menujulah ke tempat yang rendah agar kita akan tiba ke tempat yang tinggi. Mark 10: 43-44 berkata, “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.” Inilah kerendahan hati.

SoliDeo Gloria!

No comments: