Denni B. Saragih
Topik Personal Hope merupakan bagian yang pertama dari seri Christian Hope. Kita akan memulai dengan pertanyaan, apakah yang paling kita harapkan dalam hidup ini? Pasti ada yang mengharapkan teman hidup, ada yang pekerjaan dengan gaji yang besar, ada yang ingin dikasihi dan mengasihi, dan ada yang mengharapkan agar orang tuanya dapat mengenal Tuhan, dst. Jika kita merenungkan pengharapan-pengharapan yang kita miliki, kita mungkin mengharapkan sesuatu yang lebih dalam dari yang hanya nampak di permukaan. Ketika kita mengharapkan untuk punya pacar atau isteri/suami, mungkin yang sebenarnya kita harapkan adalah untuk mencintai dan untuk dicintai. Ketika mengharapkan memiliki pekerjaan dengan gaji yang besar dimana kita dapat memiliki rumah dan menikmati makanan yang lebih mahal, mungkin kita sedang mengharapkan kenikmatan dan kepuasan. Dan ketika kita dengan sungguh-sungguh mengharapkan dengan uang yang kita miliki kita dapat membantu biaya adik-adik kita, mungkin yang kita cari adalah kelegaan dan kelepasan dari pergumulan hidup.
Jika kita berbicara mengenai apa yang paling diharapkan oleh manusia dalam hidup ini, maka diperoleh lima hal. Pertama adalah keadilan. Mereka yang tanahnya diambil perusahaan atau yang dituduh melakukan kejahatan padahal bukan akan memiliki kerinduan dimana yang menyatakan benar adalah orang benar dan orang salah adalah salah. Kedua adalah kasih. Kasih bukan sekedar memiliki atau dimiliki seseorang, tetapi kasih dimana kita diterima sebagaimana adanya kita dan kita juga menerima sebagaimana adanya. Ketiga adalah Tuhan. Kita merindukan Tuhan yang kita sembah dan kita yakin menyembah Tuhan yang benar. Kita menyembah Tuhan bukan hanya sekedar konsep, tetapi Tuhan yang kita alami secara nyata dan yang hadir di dalam hidup kita. Keempat adalah keindahan yang kita lihat dengan mata kita. Dengan melihat keindahan dimana dengan keindahan mata, telinga dan rasa kita dipuaskan. Kelima adalah kebenaran dimana pertanyaan dan pencarian kita semuanya dijawab dan dipuaskan. Dalam satu dan lain hal kita menantikan kapankah semuanya ini bisa terjadi.
Hal inilah yang dijawab oleh pengharapan Kristiani. Pengharapan Kristiani adalah keyakinan bahwa semua pencarian ini akan dijawab Tuhan pada satu waktu. Pengharapan Kristiani bukan hanya sekedar ’jika saya mati maka saya akan masuk Surga’! Pengharapan Kristiani bukan hanya sekedar bahwa kelak kita akan naik ke awan-awan dan meninggalkan dunia! Jika pengharapan kita hanya sedangkal ini, kita kehilangan satu esensi mengenai apa yang dicari oleh manusia, dan mungkin apa yang sebenarnya dan sesungguhnya kita cari dalam hidup kita.
Kebenaran bahwa Tuhan akan menjawab hal ini berlabuh dalam beberapa ajaran. Tuhan kita Yesus Kristus yang naik tahta yang naik tahta dengan cara menjungkir balikkan apa artinya kekuasaan, suatu hari kelak akan kembali. Ia yang menunggang keledai ketika raja menunggang kuda, Ia yang dicabuk ketika raja disembah-sembah, Ia yang dimahkotai duri ketika raja dimahkotai dengan emas, Ia yang memikul salibNya ketika raja ditandu oleh budak-budak, Ia yang menaiki Viadolorora menuju bukit Golgota ketika raja naik tahta, Ia yang tersalib penuh luka dan menghembuskan nafas terakhirnya di sana ketika raja dilayani oleh dayang-dayangnya. Kita percaya bahwa Yesus dalam prosesi maut dan mengerikan itu sedang melakukan sesuatu yang luar biasa dimana dalam peristiwa itu ada penjungkirbalikan makna apa artinya punya kuasa. Kedatangan Yesus yang kedua akan menjawab pengharapan-pengharapan kita. Kedatangan yang kedua akan menjadi penghakiman atas dunia, dimana orang jahat yang mati tanpa pernah mengalami penghukuman atas perbuatannya dan orang benar yang mati tanpa pernah dinyatakan dia benar dan tidak pernah menerima reward atas kebenarannya itu, pada akhirnya masing-masing akan menerima bagiannya sendiri. Terkadang sebagai orang Kristen kita bingung menggabungkan antara ajaran keyakinan keselamatan bahwa Tuhan suatu hari akan menghakimi kita sesuai dengan totalitas hidup kita, akan apapun yang kita lakukan. Kedua hal ini ada di dalam alkitab dan kita harus pegang bersama-sama. Penghakiman bukan sekedar masuk surga atau tidak, tetapi soal ditegakkannya keadilan bagi orang yang benar.
Dalam kedatangan kedua kali itu akan ada kebangkitan tubuh/daging orang Kristen. Kita akan mengalami tubuh yang baru dimana segala kelemahan dan cacat kita sebagai mahluk yang bertubuh ini pada akhirnya akan disempurnakan. Kita akan mengalami hidup kekal dalam langit dan bumi yang baru yang tidak bisa kita jelaskan bagaiman bentuknya tetapi kita yakini segala pengharapan kita yang paling dalam, semuanya akan dijawab pada waktu itu.
Mari membaca 1 Tes 4:13-18. Dari bagian Firman Tuhan ini, kita akan merenungkan empat hal. Pertama adalah masa depan dan pengharapan yang digambarkan iu adalah misteri yang kita seperti orang buta mengerti warna. Kedua adalah bahwa pengharapan dalam bagian ini jelas sekali dalam konteks penghiburan jika ada orang percaya yang meninggal dunia. Ketiga adalah pengharapan ini didasarkan pada kedatangan Yesus yang kedua kali. Dan keempat adalah kedatangan ini adalah satu pembenaran dari orang percaya bahwa orang percaya memang percaya apa yang benar dan orang yang tidak percaya telah tidak percaya pada apa yang benar.
Misteri Masa Depan Pengharapan
Apa yang akan terjadi ketika Yesus datang kedua kali? Bagaimana konkritnya? Apa yang kita alami? Ketika kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita sebenarnya sedang berbicara mengenai sesuatu yang tidak bisa ditampung dan digambarkan dengan pikiran dan perasaan manusia. Siapa yang bisa menggambarkan atau mendeskripsikan ketika Yesus datang kedua kali, ketika kita meninggal dunia dan bertemu dengan Tuhan? Kata-kata apa yang bisa menggambarkan Surga atau Allah? Hal ini sama dengan pertanyaan pernahkah kita menjelaskan warna kepada orang yang buta sejak lahir? Bagaimana kita menjelaskan warna merah, hijau atau warna lainnya kepada mereka? Tentu saja sangat sulit. Yang bisa kita lakukan adalah memakai ’jembatan-jembatan’ yang mereka kenal untuk meyampaikan ide yang ingin kita sampaikan. Kita mungkin memakai jembatan suara dengan menyakan merah itu seperti suara yang keras, hijau seperti suara yang lembut, dan kuning seperti suara yang tajam. Ilustrasi/metafora ini tidak akan membuat orang buta tersebut mengeri apa itu merah, hijau atau kuning. Tetapi hal ini lebih baik daripada dia samasekali tidak memahami sama sekali bagaimana warna merah itu. Dengan demikian, orang buta ini setidaknya memiliki jembatan apa itu warna merah, hijau, atau kuning. Hal inilah yang terjadi ketikan anda menjadi Paulus dan anda harus menjelaskan kepada orang-orang di Tesalonika apa yang terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Paulus harus mencari metafora untuk menggabarkan hal ini. Meski metafora ini tidak sempurna tetapi perlu dan dibutuhkan dan menolong orang Tesalonika memahami bagaimana kedatangan Yesus kedua kali dengan lebih baik. Point yang ingin disampaikan kepada orang Tesalonika adalah bahwa Tuhan akan menciptakan sebuah dunia yang baru. Oleh karena itu jangan kuatir dan sedih dengan kematian. Pada saat itu, orang-orang di Tesalonika biasa menjerit-jerit ketika ada keluarganya yang meninggal. Dunia yang tidak mengenal Tuhan kadang-kadang memiliki bentuk dukacita yang tidak punya logika dan menggambarkan dunia yang kafir. Tetapi Paulus ingin mengatakan kepada orang Tesalonika tidak demikian. Orang-orang percaya memiliki tempat dalam dunia yang baru ketika Yesus datang kedua kali.
Pengharapan Kristiani adalah Penghiburan Atas Kematian
Hal ini adalah sebuah dasar untuk penghiburan bagi kematian. Paulus punya tujuan yang praktis ketika ia menuliskan kalimat-kalimat di sini, dimana agar duka orang Kristen tidak seperti duka orang kafir. Di dalam Kristus kita akan mengalami pengalaman Yesus, mati tetapi kemudian akan bangkit (ay 14, ”Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia ”). Mereka yang mati dalam Tuhan dikumpulkan Allah dan ada bersama-sama dengan Yesus. Kita tidak tahu bagaimana keadaannya --- apakah kita sadar betul atau mengalami apa. Alkitab tidak memberi gambaran yang jelas apa yang terjadi pada masa penantian setelah kita meninggal dunia sampai Yesus datang yang ke dua kali. Sebagian orang percaya bahwa kita tidur dan tidak sadar sampai tiba-tiba kita bangkit dan menyadari sudah akhir zaman. Mungkin melewati beratus-ratus tahun, tetapi bagi kita hanya seperti semalam saja. ada juga yang berpandangan bahwa begitu kita mati maka kita akan langsung ke Surga. Surga itu adalah tujuan akhir hidup kita dan di sana kita akan mendapat mahkota. Ini adalah gambaran lain seolah-olah Surga itu sama realnya dengan dunia hanya sekarang, hanya semua lebih berkualitas.
Jika kita melihat Alkitab dan mempelajari bagaimana Alkitab memandang tubuh manusia, manusia itu tidak bisa sempurna tanpa ada tubuh fisik. Tubuh fisik kita adalah bagian yang penting dalam keselamatan Tuhan. Yesus juga, ketika bangkit dari kematianNya, tidak membuang pengalaman atau tubuh fisik yang Ia miliki. Orang masih mengenal Yesus yang sama dan bekas paku serta tusukan lembing yang sama. Di Surga kita belum memiliki tubuh. Jadi selama kita belum dibangkitkan, maka kita belum memiliki tubuh. Artinya adalah kemanusiaan kita belum sempurna dan kita masih menantikan sesuatu yang sempurna. Tujuan akhir kita bukan roh yang tidak bertubuh, tetapi menjadi manusia baru yang telah diperbaharui oleh Allah dengan memberikan tubuh yang baru, tubuh kebangkitan seperti tubuh Yesus. Bumi dan langit yang baru akan terjadi ketika Yesus datang kedua kali. Bukan hanya tubuh jasmani yang kita miliki tetapi pencarian kita akan keindahan, kebenaran dan Tuhan, akan dijawab. Jadi Surga hanya sementara, tetapi tubuh kebangkitanlah yang selama-lamanya. Inilah teologia Alkitab sebenarnya. Perlu ,kita ketahui bahwa teologi kita, yang menyatakan bahwa Surga adalah tujuan akhir, dipengaruhi oleh mitologi Eropa dengan khayangan dan dewa-dewinya. Ketika agama Kristen masuk ke Eropah, maka Surga ditransformasi menjadi tujuan akhir orang Kristen. Tetapi orang Yahudi dan Yesus sejak semula mengharapkan kebangkitan. Lihat Paulus! Ketika dia berbicara mengenai tujuan hidupnya adalah mengenal Dia (Yesus) dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Fil 3:10-11). The final purpose adalah kebangkitan. Kita tidak meninggalkan kesengsaraan dunia, dunia yang lelah atau capek, atau dunia yang penuh penderitaan, lalu kita masuk Surga dan hidup dengan tenang dan nyaman serta penuh kegembiraan. Surga seperti ini, yang penuh kenyamanan dan meninggalkan kesengsaraan dunia, adalah Surga para pengecut. Tujuan akhir dari orang yang sungguh-sungguh hidup dan sungguh-sungguh percaya kepada Allah adalah sebuah dunia dimana keadilan ditegakkan dan kebenaran dinyatakan, dimana keindahan ditemukan, dan dimana cinta dialami, dan Tuhan menjadi nyata. Dan semua ini hanya bisa terjadi ketika kita mengalami tubuh fisik dan diri kita kembali mengalami daging dalam dunia serta langit yang baru yang Allah ciptakan dan kita untuk selama-lamanya akan melayani Allah dan menemukan pengharapan dan pencarian kita. Pengharapan Kristiani seperti ini menjadi penghiburan akan kematian, karena kematian bukanlah akhir tetapi sebuah perjalanan baru. Perjalanan penantian akan kesempurnaan melalui kebangkitan daging kita. Inilah pengharapan Kristiani.
Pengharapan oleh Kedatangan Yesus Keduakali
Pengharapan ini terjadi bukan karena perbuatan atau kehebatan kita, tetapi pengharapan yang terjadi karena kedatangan Yesus yang ke dua kali. Ketika Paulus berbicara mengenai hal ini, Paulus terpaksa menggambarkan dengan ilustrasi seperti dari Perjanjian Lama. Paulus menggunakan Penghulu Malaikat yang berseru, sangkakala berbunyi dan menyongsong Tuhan di angkasa. Ini adalah gambaran Paulus dimana ia mencoba menggambarkannya kedasyatan peristiwa itu sama seperti menggambarkan warna kepada orang buta. Gambaran-gambaran ini mengambil ilustrasi yang ada pada zaman itu. Pada zaman dahulu, warga Roma biasanya menyambut Raja yang mengunjungu kota koloni Roma di luar kota dan bersama-sama masuk ke dalam kota. Inilah gambaran yang dipakai Paulus.
Ada resiko yang terjadi dalam penggunaan gambaran ini dimana orang membacanya secara literal. Banyak orang menafsirkan ayat ini secara literal sehingga muncullah ajaran mengenai Rapture (pengangkatan orang Percaya). Jika kita memahami apa arti kebangkitan orang Kristen, maka kebangkitan adalah pemulihan bumi menjadi satu dunia dimana segala pengharapan manusia dijawab oleh Allah. Kita tidak perlu mengartikannya secara litereal. Paulus bukan berbicara mengenai ajaran Rapture atau pengangkatan seolah orang akan tiba-tiba menghilang dari rumah, mobil, dan pesawat ketika waktu pengangkatan. Kata ”Tuhan turun” adalah sebuah metafora yang diambil dari kitab Daniel tentang kisah Anak Manusia yang datang dari awan-awan. Ini adalah penggambaran tentang Anak Manusia yang dibenarkan. Dalam Kol 3:4 tidak dipakai kata ’turun’ tetapi ’menyatakan diri’---Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, meyatakan diri kelak...(Eng: Appearing).
Surga dan bumi dalam Alkitab bukanlah tempat yang berbeda, seolah-olah Surga ada di atas dan bumi di bawah. Tidak demikian! Bumi dan Surga dalam Alkitab adalah satu tempat dengan dimensi yang berbeda. Itulah sebabnya ada waktu-waktu tertentu ketika Allah membukakan dimensi ini, pada tempat yang sama dan posisi yang sama, manusia dapat melihat penglihatan Surgawi (seperti Stefanus melihat Yesus dan Yohanes yang melihat kemuliaan Yesus di Patmos). Sebenarnya Surga dan Kerajaan Allah selalu berada ditengah-tengah kita. Tetapi dimensi itu adalah dimensi yang tertutup dan dimensi ini suatu hari kelak akan dibukanan sehingga bumi dan Surga idak lagi memiliki batas-batas dimensi dan Yesus menyatakan diri dan kemualiaannya. Dan kita akan berkata, ”Wow...Inilah yang kami nanti-nantikan!” Sekali lagi diingatkan bahwa metafora ’turun’ dan ’menyatakan diri’ ini adalah sebuah metafora untuk menggambarkan ’warna’ kepada kita, orang-orang yang buta. Tetapi intisari dari pada pengharapan kita, pencarian-pencarian kita akan makna hidup dan kemanusiaan, akan Tuhan jawab dan puaskan.
Pengharapan Kristiani adalah Pembenaran Orang Percaya
Pada waktu kita mengalami pengharapan Kristiani, ketika kita dibangkitkan Tuhan dari antara orang mati, maka peristiwa ini adalah penyataan Tuhan secara deklarasi kepada semua manusia bahwa kita mempercayai Tuhan yang benar. Kita berada berada dipihak yang benar, kita menemukan keindahan ditempat yang benar, dan kita menemukan Tuhan yang benar. ’Menyongsong Tuhan’ diangkasa dalah sebuah ilustrasi dari Daniel 7 dimana Anak Manusia yang menerima kekuasaan yang kekal itu terbang diawan-awan dan orang percaya naik ke atas dan bertemu dengan Dia. Daniel 7 bukan berbicara mengenai cerita Khayangan atau dewa-dewi, yang terbang diawan-awan. Bukan pula bercerita mengenai bagaimana orang percaya akan tinggal di negeri Khayangan. Daniel 7 pada dasarnya berbicara mengenai pembenaran dari orang percaya. Orang yang percaya kepada Allah adalah orang yang benar dan sungguh-sungguh berkenan kepada Allah meskipun mereka menderita, meskipun Gereja di bakar dan banyak orang menganggap orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang naif dan tidak masuk akal seperti kita. Tetapi pengharapan kita menyatakan suatu hari kelak semua yang kita yakini itu, secara publik, akan Tuhan beritakan kepada seluruh dunia, dan semua lutut akan bertelut dan lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal ini penting bagi jemaat di Tesalonika yang menderita dan menantikan pembenaran yang dari Tuhan.
Kita adalah orang-orang yang mencari keadilan agar orang benar dinyatakan benar dan yang salah dinyatakan salah. Kita adalah orang-orang yang mencari cinta dimana kita akan dicintai sebagaimana adanya kita dan mencintai sebagaimana adanya orang yang dicintai. Kita adalah orang yang mencari Tuhan dan rindu mnemukan bahwa apa yang kita percayai mengenai Tuhan adalah sungguh-sungguh benar dan kita mengalami Tuhan secara nyata. Kita juga adalah orang-orang yang mencari keindahan dimana mata, telinga, dan rasa kita bisa dipuaskan dengan keindahan itu. Kita adalah orang-orang yang mencari keindahan dimana pertanyaan dan pencarian kita butuh dijawab dan dipuaskan. Pada waktu Yesus datang keduakali semuanya akan dipuaskan sampai selama-lamanya.
Solideo Gloria!
No comments:
Post a Comment