Denni B. Saragih
Mari membuka Firman Tuhan dari 1 Korintus 15: 35-49. Melalui bagian ini kita akan merefleksikan apa itu kebangkitan.
” 35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?" 36Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. 37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. 38 Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. 39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. 40 Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. 41 Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. 42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. 43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. 44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. 45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. 46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. 47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. 48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. 49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi”
Seandainya kita yang sekarang bertemu dengan kita yang akan dibangkitkan, apakah yang akan terjadi? Yang terjadi adalah, kita akan tersungkur jatuh, sujud di hadapan pribadi yang kita temui, karena mengira bahwa kita sedang bertemu dengan malaikat. Tubuh kebangkitan adalah sesuatu yang luar biasa. Kita tidak akan bisa mengungkapkan dengan kalimat manusia mengenai apa yang terjadi ketika kebangkitan Yesus ditransfer ke dalam tubuh jasmaniah kita. Mari melihatnya dengan ’jembatan’ ilustrasi berikut, ilustrasi showroom mobil teknologi baru tahun 2500 AD. Bayangkan kita mengunjungi showroom ini dan kita melihat sebuah mobil yang kelihatannya sama dengan mobil biasa pada zaman ini. Kita tidak melihat ada bedanya. Tetapi seseorang mengatakan kepada kita, meski dari luar mobil itu tampak sama, tetapi di dalamnya benar-benar berbeda. Lalu si pencipta mobil ini menerangkan bahwa mobil ini adalah mobil yang tidak menggunakan bensin atau solar, tetapi menggunakan sebuah energi baru yang baru saja ditemukan. Lebih menarik lagi energi ini adalah energi yang aman, bersih tanpa asap, tidak terbatas, dan membuat mesinnya abadi. Ilustrasi ini akan kita gunakan untuk menggambarkan jawaban kepada pertanyaan bagaimanakah tubuh kita ketika mengalami kebangkitan? Dengan cara apa tubuh kita itu akan hidup? Dan apa yang menjadi energi dari tubuh kita yang baru yang akan dibangkitkan oleh Tuhan?
Jantung dari 1 Kor 15: 35-49 ini ada pada ayat 44. Di dalam ayat 44 ada satu pembedaan antara tubuh yang sekarang dengan tubuh yang akan datang. Dikatakan, seperti menaburkan benih, tubuh kita adalah tubuh yang alamiah. Seperti benih itu tumbuh, yang dibangkitkan adalah tubuh yang rohaniah. Apa yang dimaksud Paulus dengan tubuh rohaniah? Seorang pakar PB, NT. Wright, menerjemahkan bagian ini dengan cara sedikit berbeda. Dikatakan ”Its sown as the embodiment of ordinary nature, and raised as the embodiment of spirit.” [embodiment; penampungan]. Jadi, Nt Wright mengatakan, kata yang dipakai sangat kosmis dan bukan sedang berbicara mengenai bahan baku yang membuatnya tetapi perbedaan soal apa yang menggerakkan tubuh yang baru itu. Jadi, bukan masalah tubuh kita yang sekarang terdiri dari daging dan tubuh kita yang akan datang terbuat dari Roh. Bukan perbedaan dimana sekarang kita memiliki tukang, otot, atau jaringan-jaringan, sementara tubuh yang akan datang bersifat semancam hologram. Tetapi perbedaannya adalah apa yang menggerakkan. Mari kita membaca beberapa bagian Alkitab tentang bagaimana hal ini dijelaskan.
Tubuh yang baru ini adalah tubuh yang digerakkan oleh Roh Allah. Perhatikan roma 8: 10-11, “10Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Roh Kudus yang ada di dalam diri kita akan membangkitkan tubuh kita ini dan akan menjadikan kita menjadi manusia yang baru. Inilah klimaks dari pengharapan orang Kristen. Jika klimaks yang kita harapkan adalah mati masuk Surga, maka kita hanya mengerti sebagian dari kisah mengenai pengharapan Kristiani. Pengharapan Kristiani tidak berhenti pada mati masuk Surga karena Alkitab mengatakan Surga itu sementara dan dunia ini selama-lamanya. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana pengalamannya, tetapi tubuh kita ini akan mengalami satu transformasi yang tidak bisa dibayangkan dengan pikiran manusia, bangkit kembali, menjadi seperti tubuh kita sekarang ini, menjadi tubuh kebangkitan. Jika ilmu pengetahuan berkata bahwa orang mati tidak bisa bangkit, maka pengharapan Kristiani menantang kita dimana dalam pengharapan kita, Yesus Kristus yang telah mengalami kebangkitan akan mentransfer kebangkitan itu juga ke dalam diri kita. Tubuh kita yang baru akan dipelihara oleh Allah sehingga menjadi kekal adanya.
Mari melihat beberapa bagian Alkitab lain yang menjelaskan hal yang sama. 1 Kor 15:51-52, ”51Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,...” Perhatikan disini, bahwa kembali Alkitab menekankan kepada kita bahwa yang utama buka roh tetapi tubuh jasmani yang akan dirubahkan menjadi tubuh yang baru. ”52 ... dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” Filipi 3: 20-21 menjelaskan hal yang sama, ”20Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, 21yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.” Dengan jelas dikatakan bahwa tubuh kita yang bangkit akan serupa dengan tubuh Yesus. Tubuh yang seperti kita miliki sekarang tetapi pada saat yang sama tubuh yang juga tidak dibatasi kehidupan seperti yang kita alami sekarang. Inilah yang menjadi objek pengharapan Kristiani kita.
Jika kita membaca ayat 42-42 dalam 1 Kor 15 tadi, Paulus memberikan kontras antara tubuh yang baru dengan tubuh yang sekarang. Kontrasnya bukan yang satu daging dan satu lainnya roh, tetapi nature yang berbeda antara kedua tubuh tersebut. Ada dua kontras yang Paulus bicarakan antara tubuh yang sekarang dan tubuh kebangkitan. Yang pertama adalah kontras antara yang dapat rusak dan tidak dapat rusak. Tubuh yang sekarang adalah tubuh yang jatuh sakit, menua, membusuk, mati, dan menjadi debu. Kita semua ingin cantik, indah, dan keabadian. Sebenarnya dibalik semua pencarian manusia, dengan segala jenis usaha-usaha kesehatannya, adalah satu benih yang Tuhan tanamkan bahwa kita merindukan satu keindahan yang sempurna. Jika tubuh kita sekarang akan mengalami penuaan dan mati, tubuh kita yang akan datang tidak akan mengalami hal-hal ini. Kedua adalah kontras antara kehinaan dan kemuliaan. Tubuh kita ini akan dirusak pembusukan dan akan mengalami kerusakan. Semaksimal apapun kita menjaga kesehatan dan kecantikan kita, kita tidak akan bisa menghindari kerusakan dalam tubuh kita. Kita juga malu tehadap kematian dan kerapuhan yang kita alami. Tubuh yang baru akan menjadi tubh yang mulia dan agung dan tidak akan membuat kita malu lagi.
Hal inilah yang Paulus ingin gambarkan dalam ayat 35-38 melalui iliustrasi benih. Di sini sebenarnya Paulus ingin memberikan prinsip transformasi melalui ilustrasi benih. Jika kita ingin menanam salak, kita tidak bisa menanam salaknya utuh, tetapi menanam biji salak. Dan dari biji itu lahirlah sebuah kehidupan yang merupakan kesinambungan dari kehidupan yang lama tetapi berbeda dengan apa yang ditanam di dalam tanah. Di tanam hanya sebuah biji, tetapi tumbuh menjadi tumbuhan yang lengkap. Ini adalah prisip transformasi. Demikian juga dengan tubuh kita. Tubuh kita ini seperti benih yang ditanam dan harus melewati kematian dan kemudian akan muncul kehidupan dari kematian itu. Tubuh kebangkitan maupun tubuh maupun tumbuhan itu terjadi karena tindakan Tuhan. Kebangkitan adalah tindakan sang pencipta, bukan hanya sekedar kita mati lalu bangkit lagi (resusitasi), tetapi sebuah transformasi dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru.
Kembali dalam ayat 39-41 menceritakan ilustrasi perbedaan kenyataan fisik yang digambarkan dengan perbedaan yang ada di dalam dunia penciptaan. Dalam ilustrasi kedua ini Paulus menceritakan abhwa daging ada berbagai macam, kemuliaan ciptaan seperti matahari dan bulan juga ada berbagai macam. Ada perbedaan fisikalitas dunia ciptaan ini antara binatang-binatang dan perbedaan kemuliaan antara bintang-bintang dan matahari, semuanya menjadi ilustrasi tentang tubuh kebangkitan yang memiliki dimensi fisikalitas yang berbeda dengan apa yang kita miliki sekarang ini. Tubuh kebangkitan bukanlah roh tetapi daging yang baru yang berbeda dan unik. Di balik uraian Paulus ada konsep mengenai penciptaan dan kini penciptaan Ulang ada di dalam kebangkitan.
Oleh karena itu ayat 42-49 menjelaskan mengenai kemanusiaan yang baru. Kontras tertinggi dari tubuh kini dengan tubuh kebangkitan adalah perbedaan antara dua bentuk kemanusiaan. Yang satu adalah kemanusiaan yang dikuasai oleh dosa, oleh kehinaan, yang dari debu tanah kembali menjadi debu tanah, tetapi manusia yang baru adalah manusia yang mengikuti pola Yesus Kristus. Di dalam diri manusia baru terdapat inkarnasi yang bukan hanya dari Allah, tetapi inkarnasi dari pelayanan, pengabdian, dan pengorbanan, kasih, suka cita, serta segala karakter mulia yang telah ditunjukkan Yesus ketika di dunia. Tuhan telah memiliki model kemanusiaan yang akan diberikan kepada kita. Kemanusiaan kita sekarang ini adalah kemanusiaan yang lemah, terbatas, rapuh, dan tidak berdaya. Oleh sebab itu kita menantikan satu prototype kemanusiaan yang kita lihat dalam diri Yesus. Yesus adalah semacam prototype dari kemanusiaan yang akan kita miliki. Dia seperti mobil dalam ilustrasi showroom di atas. Dari luarnya sama dan fisiknya sama, tetapi dalam diri Yesus ini ada satu dimensi yang berbeda. Kita merindukan hidup yang seperti ini. Sewaktu ia di salib, mati dan bangkit, kita juga ingin bangkit seperti ini. Kebangkitan Yesus menunjukkan kuasa Allah yang bekerja untuk membaharui dunia, untuk mencawab persoalan kejahatan, ketidakadilan, kemiskinan dan kebodohan, dan semua kerinduan-kerinduan kita. Dan melalui Roh Kudus, Tuhan akan memberi umatNya tubuh baru yang mulia dan tidak akan binasa sampai selama-lamanya. Kebangkitan adalah the ultimate hope of everything, karena di dalam kebangkita itu ada beribu ide tentang bagaimana kita terlibat dalam penciptaan dan mengalami pembaharuan dari segala jeritan, keprihatinan, dan pencarian-pencarian yang dilakukan manusia ketika mereka bersaha kaya, sehat, indah, dan bahagia.
Mari kita merefleksikan beberapa hal. Pertama, bagaimana bagian ini menolong kita untuk menghargai dunia ciptaan Tuhan? Bumi, tubuh kita, dan segalanya tidak akan musnah dan kita tinggalkan dibelakang. Tubuh kita dan ciptaan Allah akan dipulihkan dalam dimensi yang baru dan segala hasrat kita akan segala yang terbaik, suatu saat akan dipenuhi. Kedua, bagaimana bagian ini merupakan jawaban Allah akan hasrat kita akan keindahan, kesehatan dan keabadian? Semuanya itu bukan sesuatu yang Tuhan sangkal, tetapi sesuatu yang Tuhan tawarkan di dalam dimensi yang tidak bisa kita bayangkan. Sehingga apapun namanya kecantikan dan keindahan sekarang, menjadi sesuatu yang dangkal dan tidak ada artinya. Ketiga, bagaimana kita hidup pada hari ini dalam terang kuasa kebangkitan yang akan mentransformasi hidup kita? Pertanyaan ketiga akan menjadi refleksi kita dalam seri Christian Hope 3--- Living the Hope.
Solideo Gloria!
No comments:
Post a Comment