Tuesday, November 1, 2011

[Eksposisi Wahyu] Surat Kepada Jemaat di PERGAMUS

(Wahyu 2:12-17)

Juppa Haloho, SH



Hari ini kita akan melanjutkan eksposisi surat kepada tujuh Jemaat dan hari ini kita akan melihat baaimana seruan Kristus bagi Jemaat di Pergamus.

Kota pergamus adalah kota yang berbentuk acropolis (bertingkat-tingkat) dan terdiri daratan tanpa ada pelabuhan. Kata Pergamus sendiri berasal dari kata pergamen (kertas tipis yang terbuat dari kulit binatang). Di awalai oleh keinginan Raja Emeneus untuk membuat sebuah perpustakaan besar di Asia Kecil (yang didalamnnya terdapat 200.000 gulungan perkamen). Pada waktu itu tidak ada pengiriman papyrus dari Mesir dan akhirnya mereka membuat sendiri dan menemukan perkamen atau pargmen (pergamun) dan dalam bahasa Indonesia disebut Pergamus.

Perpustakaan ini dihadiahkan oleh Mark Antoni kepada kekasihnya, Cleopatra. Perpustakaan ini sekarang dipindahkan ke Alexandria, Mesir. Sejak semula kota ini dikenal dengan dewa-dewi, karena banyak ditemukan kuil dan patung-patung yang harus disembah di kota ini, misalnya kuil untuk dewa kesuburan, kesembuhan, dll. Pada tahun 230 SM dibangun altar yang megah untuk dewa Zeus, sebagai bagian dari perayaan kemenganan karena bangsa Celtic keluar dari Pergamus.

Kekaisaran Roma menjadikan kota ini sebagai pusat militer pertama dan pusat penyembahan Roma pertama di Asia. Dengan kata lain, di kota ini didirikan kuil untuk meyembah kaisar dan dewa-dewi Roma. Pada waktu ini kota ini disebut dengan kota iblis karena banyaknya kuil-kuil sebagai tempat penyembahan berhala, bakan penulis surat Wahyu ini mengatakannya sebagai ‘tempat takhta Iblis’. Ay 12-13 dikatakan, “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.” Dan setiap orang yang ada di dalam kota ini ahrus menyatan sebuah kalimat ‘Hiduplah Kaisar, Kaisar adalah Tuhan’ sebagai bentuk pengakuan bahwa kaisar adalah Tuhan.

Tetapi di tengah kondisi ini, Tuhan menemukan bahwa jemaat di Pergamus adalah jemaat yang setia, jemaat yang berpegang teguh iman dan kepercayaan mereka kepada Kristus. Contohnya adalah Antipas yang menjaid martir di kota itu. Pada waktu itu Antipas menolak ketika diminta untuk membakar kemenyan dalam rangka penyembahan kepada Kaisar Agustus. Bahkan ia juga menolak ketika dia diminta untuk mengatakan bahwa Kaisar adalah Tuhan. Akhirnya dia kemudian di bakar di altar yang ada di dalam sebuah kuil di hadapan umum. Sekalipun jemaat Pergamus melihat bagaimana Antipas dibakar hidup-hidup, mereka tetap berpegang kepada iman mereka. Sekalipun diancam dengan ancama yang berat, mereka tidak meninggalkan iman mereka. Mereka terus memegang teguh iman dan nama Kristus dan tidak pernah menggantikan nama Kristus dengan apapun.

Di dalam terjemahan bahasa Inggris, kata yang dipakai untuk ‘dan’ (…dan engkau berpegang kepada nama-Ku…) adalah ‘but’. Hal ini menunjukkan adanya perubahan sekalipun jemaat Pergamus tinggal di daerah yang disebut kota Iblis. Mereka tetap percaya bahwa kristus adalah Tuhan. Frase ‘berpegang dalam namaku’ dalam terjemahan bahasa Inggris memakai kata ‘remain’ atau ‘cling’ yang artinya memgang terus menerus dan tidak pernah dilepaskan. Inilah yang dilakukan jemaat Pergamus. Apapun yang mereka alami, mereka tetap memegang terus dan tidak pernah melepaskan apa yang menjadi iman mereka.

Satu hal yang sangat menyedihkan dapat kita temukan dalam ay 14-15. Dikatakan disana, “Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus”. Ada satu ironi yaitu ketika Kristus mencela mereka dengan keberatan bahwa ada diantara mereka yang menganut ajaran Bileam dan Nikolaus. Ketika Iblis melihat bahwa penganiayaan tidak berhasil bagi jemaat pergamus, maka Iblis menggunakan ajaran Bileam dan Nikolaus.

Apa itu ajaran Bileam? Dal Bil 22-25 kita menemukan kisah bagaimana Raja Moab bernama Balak ketakutan melihat bangsa Israel. Ia lalu memanggil Bileam untuk mengutuk bangsa Israel. Tetapi bukan kutukan yang akhirnya keluar dari mulutnya tetapi berkat untuk bangsa Israel. Hal ini membuat raja Moab marah dan mengusir Bileam. Sejauh ini kita tidak melihat apa yang salah dari Bileam. Seorang yang mengenal Tuhan dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi mengapa ajarannya menjadi ajaran yang salah dalam jemaat di Pergamus? Mari melihat Bil 24:14, dikatakan di sana, “Dan sekarang, aku ini sudah hendak pergi kepada bangsaku; marilah kuberitahukan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsa itu kepada bangsamu di kemudian hari." Jika kita hanya membaca Bil 24:10-13, maka kita akan mengatakan tidak ada yang salah dengan Bileam, tetapi dalam ay 14 kita melihat ada persekongkolan antara Balak dan Bileam. Inilah titik awal permasalahnya, yaitu ketika Bileam, oleh karena upah yang dijanjikan Balak kepadanya, menikahkan umat Israel. Dalam Bil 25:1-5 dikatakan, “Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.” Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor." Pada pasal 25:9 dikatakan, “Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.” Mengapa hal ini bisa terjadi? Bil 31:16 berkata, “Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN.”

Apa yang disampaikan Bileam kepada raja Balak adalah membuat cara dan mengajarkan bagaimana mereka bisa menguasai bangsa Israel dengan menarik orang Israel beribadah kepada allah mereka melalui para wanita. Ketika mereka melakukan hal ini maka Allah mereka akan mengutuk mereka. Kesalahan bangsa Israel bukanlah menyangkal TUHAN, tetapi mereka menyembah Allah dengan mengikuti ritual ibadah bangsa Moab. Bileam berubah dari setia hanya karena upah yang dijanjikan Balak kepadanya. Demi emas dan perak Bileam menasihatkan raja Balak cara untuk mengalahkan Israel (band 2 Pet 2:15-16).

Hal inilah yang terjadi di tengah-tengah jemaat di Pergamus. Ada diantara mereka hanya karena upah dan kenyamanan diri sendiri rela mengorbankan mengorbankan umat Allah. Iblis berhasil. Ia tidak mengalahkan jemaat Pergamus dengan penganiayaan, ancama, atau hukuman tetapi melakukan melalui inkulturasi yang menjadi menjadi kejijikan bagi Kristus.

Hal yang sama bisa terjadi kepada kita sekarang ini. Bisa saja kita mengatakan kebenaran tentang Tuhan kepada orang lain. Mungkin kita dikenal sebagi seorang yang menyatakan kebenaran, tetapi ketika kita diperhadapkan dengan kebenaran itu, apa yang menjadi sikap kita? Mari waspada agar kita tidak memiliki kesalahan seperti Bileam, yang demi keuntungan diri sendiri menyangkali apa yang telah kita katakan.

Jemaat Pergamus melakukan apa yang menjadi kejijikan dihadapan Tuhan. Mereka terlibat perayaan-perayaan dewa-dewi orang kafir. Mereka menganggap bukanlah sebuah masalah jika mereka terlibat dalam perayaan di kuil-kuil orang pergamus dengan keluarga, tetangga, dan teman mereka asalkan mereka tetap mengaku Kristus adalah Tuhan. Bahkan mereka merasionalisasikankan injil demi kesenangan mereka. Mereka menganggap bahwa pengakuan Kristus adalah Tuhan cukup bagi Allah. Jadi mengikuti ritual tidaklah menjadi masalah padahal ini adalah sebuah bentuk penyembahan berhala. Sekalipun mereka mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi dengan gaya hidup mereka, mereka tetap meyembah baal-baal lain. Mereka tidak tunduk dan tidak cinta kepada Allah sepenuhnya. Dengan kata dengan perkataan mereka membenci kenistaan, tetapi dengan kelauan mereka mencintai kenistaan. Itulah sebabnya Yesus berseru kepada jemaat Pergamus dan menyerukan sebuah pertobatan.

Ay 16 berkata, “Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.” Kristus akan datang untuk menghukum dengan pedang yang tajam. Pedang yang tajam merupakan sebuah simbolisasi untuk Firman Allah. Hal ini berarti bahwa Kristus akan menghukum dengan firmanNya. Penggambaran Kristus dalam ay 16 ini adalah sebagai hakim. Kata ‘bertobat’ di sini memiliki pengertian ‘harus segera dilakukan’, sebelum murka Allah ada pada mereka. Pertobatan selalu disertai tiga hal, yaitu: penyesalan yang mendalam, pengakuan dosa, dan perubahan tingkah laku. Hal inilah yang diharapkan terjadi di dalam Jemaat di Pergamus. Apa yang mau disampaikan adalah Kristus menginginkan bukan hanya melalui perkataan kita mengakui Kristus adalah Tuhan, tetapi Tuhan juga menginginkan dari sikap hidup kita juga menunjukkan bahwa Kristus adalah Tuhan. Jangan pernah menduakan Tuhan dan memiliki standar ganda akan apa itu kebenaran. Apakah kita masih memegang teguh keimanan kita kepada Kristus? Ketika kita diperhadapkan dengan berbagai ancaman atau penganiayaan, baik di tengah kantor, pelayanan, lingkungan, tawaran-tawaran, apakah kita benari berkata Kristus cukup bagi kita. Apakah kita amsih mengakui bahwa Ia dalah Tuhan dalam seluruh hidup kita. Atau apakah hidup kita yang dengan mulut kita mengaku Yesus adalah Tuhan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menunjukkan perbedaaan antar pengikut Kristus dan yang tidak mengikuti Kristus? Apakah kita merasa pengakuan yang terpenting tanpa memandang sikap dan perilaku itu bisa di turunkan standarnya? Apakah selama ini kita mengikuti ajaran Bielam atau Nikolaus yang mengizinkan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu asal tidak menyangkal Tuhan? Apakah mungkin selama ini kita mengakui ada orang disekitar kita terlibat akan hal ini? Apakah kita bertindak dan menegur mereka atau kita diam karena menganggap dia sudah tahu apa yang benar? Mari belajar dari jemaat di Pergamus.

Yesus berseru kepada jemaat di Pergamus dan juga kepada kita. Disamping pengakuan kita bahwa Yesus adalah Tuhan, kita juga harus menghidupinya dan memegang teguh hal itu. Inilah yang dikehendaki Kristus, yaitu hidup yang layak dan menyenangkan Dia. Dengan demikian kita akan menunjukkan perbedaan antara kita sebagai pengikut Kristus dengan yang bukan pengikut Kristus. Ini juga alasan Allah memanggil bangsa Israel keluar dari Mesir. Allah memilih mereka untuk menunjukkan ada perbedaan dengan bangsa yang belum mengenal Yahwe.

Bagi mereka yang tetap teguh maka bagi mereka tersedia manna yang tersembunyi dan batu putih yang nama diatasnya baru, yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali yang menerimanya. Yesus berkata, “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Manna yang tersembunyi. Manna adalah makanan surgawi yang Allah sediakan. Manna dalam jemaat pergamus adalah kebalikan dari makanan najis yang telah dipersembahkan kepada dewa-dewi. Dalam kota pergamus sulit sekali menemukan makanan yang belum dipersembahkan kepada berhala. Hal ini akan membuat muncul kekuatiran bagi jemaat yang setia dari mana mereka mendapat makan dari mana. Allah menjanjikan bahwa mereka akan mendapatkan manna yang akan Tuhan sediakan. Sekalipun sulit untuk menemukan makanan, Allah akan memberikan kepada mereka dengan cara Allah sendiri.

Batu putih yang di atasnya tertulis nama baru. Batu putih dan nama baru adalah tanda perubahan status. Batu putih dipakai dalam empat hal yaitu: pertama, digunakan dalam pengandilan untuk menyatakan seorang terdakwa tidak bersalah. Kedua, diberikan kepada terpidana yang telah selesai menjalani hukumannya dengan tuntas sebagai tyanda ia adalah orang yang bebas. Ketiga, diberikan kepada pemenang dalam pertandingan sebagai izin tiket masuk ke dalam perjamuan yang dibuat kaisar dan sebagai tiket untuk pulang dan tidak melanjutkan pertandingan yang lain. Keempat, tanda ijin untuk menikmati perjamuan-perjamuan. Demikian juga dengan nama baru yang menunjukkan perubahan status, sama seperti pemenang dalam pertandingan gladiator akan dberikan nama baru. Hal yang sama terjadi dengan Abram menjadi Abraham, Saulus menjadi Paulus, Yakub menjadi Israel, Simon menjadi Petrus. Mereka mengalami perubahan nama karena Allah memberikan nama itu kepada mereka. Inilah dua janji Tuhan kepada mereka yang berkemenangan.

Janji ini juga diberikan kepada kita jika kita hidup dalam kekudusan sampai Kristus datang kedua kali. Janji ini akan kita miliki ketika kita beriman penuh kepadanya dan tidak menyembah ilah lain dalam hidup kita. Allah tidak hanya mengendaki kita teguh dalam penganiayaan, tetapi juga menginginkan pemurnian dan keutuhan hidup kita untuk mempertuhankan dan menjadikan Ia Tuhan atas hidup kita perjuangan kita untuk menjadikan Ia Tuhan dalam hidup kita tidak menurunkan standar firman Allah demi kenyamanan kita. Pada waktu itu kita akan menikmati kepuasan di dalam Kristus dan status kita menjadi status baru yang hanya kita dan Kristus yang tahu. Karena itu biarlah Allah menemukan kita dalam kesetiaan dan memberikan kepada kita manna yang tersembunyi sehingga hidup kita menjalankan prinsip-prinsip kerajaan Allah, dan memberikan nama yang baru yaitu seorang pemenang di tengah-tengah banyaknya tantangan dan godaan.
Solideo Gloria!

No comments: