Iventura Tamba
Ada sebuah pertanyaan, ‘Pernahkah kita mempertanyakan kelayakan Tuhan sebagai tempat untuk meminta pertolongan?’ Atau ‘Pantaskan Tuhan menjadi tempat pertolongan bagi kita?’ Pertanyaan ini merupakan sebuah perenungan bagi saya ketika mempersiapkan perenungan ini karena saya pernah mengalami hal ini di dalam hidup saya.
Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca dalam Maz 121 adalah mazmur ziarah yang menceritakan perjalanan ziarah orang Israel. Merupakan sebuah kebiasaan bagi orang Israel pada masa itu untuk datang berziarah ke Yerusalem. Semua orang Israel di seluruh tempat datang ke Yerusalem untuk ziarah, masuk ke bait suci dan menyembah dan menyaksikan kebesaran Tuhan. Ini adalah kegiatan yang secara rutin dikerjakan orang Israel dan mazmur ini dinyanyikan ketika mereka akan pulang meninggalkan Yerusalem. Mengapa demikian? Karena setiap orang Israel yang berziarah ke Yerusalem mendapat masalah setiap tahunnya ketika mereka akan pulang ke rumah masing-masing. Masalahnya adalah apakah perjalanan mereka kembali ke rumah adalah perjalanan yang aman? Karena melakukan perjalan pada masa itu penuh dengan bahaya seperti penyamun dan yang lainnya.
Kegusaran mereka dapat kita lihat dalam ay 1, dikatakan di sana, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?” Tetapi kemudian mereka melanjutkan dengan ay 2, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Ada apa dengan gunung dan ada apa dengan langit dan bumi? Ketika orang Israel akan kembali, mereka akan melayangkan pandangan mereka ke gunung-gunung di sekitar Yerusalem. Mereka akan menyaksikan bahwa gunung-gunung yang ada di situ adalah dunung-gunung tempat pemujaan dewa Baal dan gunung-gunung itu juga adalah tempat diisi binatang buas dan penyamun. Hal inilah yang membuat mereka kuatir. Inilah yang membuat mereka bertanya ‘darimanakah datangnya pertolonganku?’. Ketika mereka menyanyikan Mazmur ini secara bersahutan, maka pertanyaan mereka ini disahut oelkh para imam di ay 2 yang mengatakan pertolongan itu datang dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Kalau kita perhatikan dua ayat ini, kita akan menemukan sesuatu yang menarik. Permasalahan orang Israel dalam bagian ini digambarkan dengan sebuah benda, yaitu gunung. Kemudian para imam menjawabnya dengan menegaskan bahwa Tuhan yang memberikan pertolongan adalah Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
Jadi kita melihat bagaimana pemazmur membandingkan gunung dengan langit dan bumi. Tentu tidak sebanding. Tetapi yang menjadi penolong orang Israel bukanlah langit dan bumi, tetapi pencipta langit dan bumi itu sendiri. Jika gunung saja tidak bisa dibandingkan dengan langit dan bumi, bagaimana mungkin gunung dibandingkan dengan Pencipta langit dan bumi? Sangat-sangat tidak sebanding. Inilah penghiburan yang diberikan pada imam bagi bangsa Israel yang mengalami kekuatiran. Permasalahan kita mungkin kita samakan dengan gunung, tetapi penolong kita adalah Tuhan pencipta langit dan bumi. Menghadapi setiap persoalan sering kita melupakan bahwa penolong kita adalah Allah yang menjadikan langit dan bumi.
Penolong Israel bukan hanya sekedar menjadikan langit dan bumi tetapi Allah yang berkarya dalam hidup mereka. Ay 3-4 berkata, “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” Ada dua kata yang diulangi tiga kali dalam mazmur ini yaitu ‘penjaga’ dan ‘menjaga’. Kenapa Allah Israel tempat meminta pertolongan, alasan pertama adalah karena Dia tidak akan membiarkan kaki orang Israel goyah. Ada pergumulan dalam masa itu dimana ada masa dimana dewa-dewa orang pada zaman itu untuk tidur. Misalnya dewa kesuburan akan tidur di musim dingin. Jika dewa-dewa orang pada masa itu tertidur, tetapi Allanya orang Israel tidak pernah terlelap.
Alasan ketiga adalah Allah tidak hanya menjaga keselamatan dan kesehatan, tetapi juga nyawa mereka. Ay 7 berkata, “TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.” Jadi, tidak ada alasan bagi orang Israel untuk datang ziarah dan ketika pulang ke tempat masing-masing.
Alasan keempat adalah karena Allah menjaga keluar masuk mereka. Ay 8 berkata, “TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.” Allah Israel akan menuntun mereka untuk pulang ke rumah masing-masing dan akan menuntukn mereka untuk datang kembali tahun berikutnya, dan demikian sampai selama-lamanya.
Dari keempat hal yang dibukaakan dalam perikop Mazmur 121 ini, tentang Allah yang menjadi penolong orang Israel itu, apakah Allah ini juga kita yakini sebagai Allah yang menjaga kita selama ini? Kita mungkin tidak dalam perjalanan ziarah, tetapi kita berada di dalam jalan kehidupan di mana kita pasti akan bergumul dalam menjalaninya. Mungkin kita bergumul karena sudah lebih setahun kita mencari pekerjaan, tetapi belum dapat sama sekali. Atau dalam setiap pergumulan, masihkan kita berkata abhwa Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi itru , adalah Tuhan yang akan menolong kita? Mari melihat bahwa Allah yang menuntun kita ketika kita mahasiswa, juga adalah allah yang sama yang akan menuntuk kita menjalani setiap fase di dalam hidup kita. Tuhan senantiasa siap siaga untuk menjaga kita, da melangkah maju dalam pilihan hidup kita adalah langkah yang tepat karena Allahlah yang menjaga kita. Dalam doa St. Fransiscus dikatakan ‘ Tenanglah, Allah Bapa yang sama, yang memeliharamu hari ini, akan memeliharamu besok dan setiap hari. Dia akan melindungimu dari penderitaan dan akan memberikan kekuatan yang tiada hentinya untuk menangung penderitaan itu. Maka tenanglah. Singkirkanlah segara pikiran dan bayangan yang mencemaskan’.
Solideo Gloria!
1 comment:
Thanks
Post a Comment