Tuesday, November 1, 2011

[Eksposisi Wahyu] Surat Kepada Jemaat di TIATIRA

(Wahyu 2:18-29)

Danni Philip Bukidz, SST


Berkenalan dengan Tiatira
Tiatira merupakan suatu kota yang berada di perbatasan dengan Lydia dan Mysia. Kota perdagangan di Asia kecil 45 mil sebelah timur dari Pergamus dan dekat dengan kota Filipi. Kota ini bukanlah sebuah kota yang besar namun kota ini merupakan kota yang penting dalam perdagangan kain , wol, linen, kain celupan, bahan kulit, penyamkan dan kerajinan menghasilkan perunggu-perunggu yang baik serta menghaluskan tembaga. Kota manufaktur yang cukup besar dalam menghasilkan kain dan tembaga. Serikat pekerja merupakan sesuatu yang penting dalam kota itu.

Kekristenan hadir di kota ini ketika Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua ke kota Filipi. Lydia si penjual kain ungu yang disebutkan dalam Kis 16:14 mungkin merupakan cikal pendirian jemaat di kota Tiatira. Ia sama seperti Kornelius yaitu seorang yang bukan orang Yahudi tetapi percaya kepada Allah Israel dan memegang etika moral Firman Tuhan. Dia sebelumnya belum sepenuhnya menjadi orang Yahudi. Setelah Paulus menjelaskan kebenaran Firman Tuhan akhirnya Ia menjadi orang Kristen.

Tantangan bagi orang-orang Kristen di kota ini cukup besar. Dewa Tyrimnos (Apollo) dianggap sebagai dewa pelindung bagi kelompok-kelompok profesi tertentu. Apollo adalah anak Zeus, kedewaannya meliputi nubuatan dan Matahari. Jika mereka mengadakan sebuah pertemuan dalam masyarakat ini maka ada bentuk ibadah pemujaan kepadanya. Jika orang Kristen tidak mau ikut dalam penyembahan itu maka akan diisolasi baik secara sosial maupun ekonomi.

PENGLIHATAN ANAK ALLAH
Hal inilah yang menjadi penyebab Yohanes mengirimkan surat kepada jemaat di kota ini. Pelayanan kota yang cukup besar harus dimurnikan motivasinya dalam mengikuti Kristus. Firman Anak Allah yang “mataNya bagaikan nyala api” adalah sebuah simbol dimana kemampuan untuk melihat kedalam hati dan motivasi umat manusia (indicate the penetrating power of his vision). Mata yang bersinar dan tajam mampu melihat hati orang-orang yang mengikuti Tuhan. “Kaki-Nya bagaikan tembaga” mengindikasikan kekuatan langkah untuk mengeksekusi hukuman (indicate strength for executing judgment)

PUJIAN
Ada tiga hal garis besar yang dipuji oleh Anak Allah tentang kondisi jemaat ini. Sesuatu yang tidak kelihatan dan yang nampak merupakan hal yang di puji oleh Anak Allah kepada jemaat ini. Dua hal yang menjadi dasar hidup jemaat ini dalam mengikut Yesus yaitu kasih dan iman mereka. Anak Allah yang memiliki mata bagaikan nyala api melihat sesuatu didalam hati jemaat ini jemaat. Kasih yang telah hilang dari jemaat Efesus di Jemaat ini bisa ditemukan. Iman dan kasih dalam mengerjakan pelayanan di Tiatira ini yang melahirkan dua hal dalam penampakan yaitu ketekunan dan kesetian. Pelayanan yang mereka kerjakan penuh dengan tantangan dari dunia pekerjaan dalam masyarakat pada zaman itu. Pelayanan yang dibangun oleh motivasi dan tindakan nyata yang benar membuat jemaat ini semakin bertumbuh. Pekerjaan mereka semakin banyak dan bertumbuh. Baik secara jumlah orang maupun pertumbuhan pelayanan mereka

TEGURAN DAN CELAAN
Ditengah pertumbuhan jemaat yang sehat dan perkembangan pelayanan di Tiatira namun tidak imun dengan bahaya penyesatan. Melalui bagian ini kita melihat kenyataan dalam pelayanan jika berkembang pelayanan lantas tidak menjamin kebalnya suatu jemaat terhadap masalah. Kalimat pujian yang relatif pendek diberikan Yesus di sambung dengan kalimat teguran yang panjang dan keras.

Teguran itu diberikan kepada Jemaat Tiatira dikarenakan penyesatan yang terjadi di jemaat ini. Masalah itu adalah karena jemaat ini membiarkan “Izebel” seorang nabiah mengajar tentang sesuatu yang membawa pengaruh sangat berbahaya. Izebel bukanlah seorang nabi, namun namai ini digunakan untuk konotasi sesuatu nabi palsu. Izebel adalah seseorang yang memiliki 900 nabi. Membawa Umat Allah masuk dalam penyembahan berhala. Ia adalah prototype dari kerajaan setan (psl 17-18)

Izebel dan para pengikutnya di masa PL menyembah Baal dan dewa-dewa lain untuk mendapatkan imbalan tertentu, seperti panen yang berhasil dan keturunan yang banyak. Motivasi semacam inilah yang tampaknya juga menguasai hati para pengikut “Izebel” di masa PB. Karena ritus pemujaan kepada Dewa Tyrimnos terjadi dalam setiap jamuan makan dengan relasi-relasi bisnis, teman-teman sekerja, dll. Maka muncul tekanan yang sangat kuat terhadap orang-orang Kristen untuk mengikuti saja ritus tersebut. “Ibadah kepada Kristus perlu tetap berjalan. Tetapi ‘kan tidak ada salahnya ikut ritus itu juga. Apalagi kalau memang ritus itu ada tuahnya, ‘kan berkatnya bisa jadi dua kali lipat” Kurang lebih demikian yang mungkin diajarkan oleh “Izebel”. Ini cocok dengan hati kebanyakan orang Kristen yang mau mengikut Kristus bukan untuk dikuasi olehNya, tapi untuk bisa memanfaatkanNya sebagai sumber berkat untuk mengalami sukses pribadi, kelimpahan materi,dsb. Sehingga tidak heran jika ajaran ini segera tumbuh sumbur dalam diri jemaat yang cukup besar pengaruh produksi kain dan tembaganya.

Jika membandingkan dengan penyesatan di Efesus dan Pergamus, maka bisa dikatakan penyesatan hampir sama cuma dengan nama yang berbeda –beda. “Ajaran Nikolaus”, “Ajaran Bileam”, “Ajaran Izebel”. Namun ciri-cirinya sama yaitu bentuk kompromi dengna dosa berupa makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan perzinahan yang kemungkinan besar berkaitan dengan ritus penyembahan berhala (ay 19).

PERINTAH UNTUK BERTINDAK
Memang seruna bertindak tidak muncul secara eksplisit dalma surat ini. Namun apa yang tersirat pada bagian ini Yesus menyerukan untuk Jemaat ini berani mengambil tindakan tegas. Segera menghentikan penyesatan yang sedang merajalela ditengah yang bertumbuh besar. Jemaat ini dinilai oleh Yesus terlalu “Lembek” dalam menyikapi penyesatan yang dilakukan oleh Izebel. Karena pada masa itu jemaat tidak berkumpul dalam satu kumpulan besar, melainkan beribadah di rumah-rumah dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, dimana masing-masing kelompok bersifat independen dan memiliki pemimpin sendiri-sendiri. Jika dibandingkan dengan struktur Gereja sekarang lebih jelas setting seperti itu tentunya makin menyulitkan untuk diambilnya langkah-langkah penertiban bila suatu kelompok berjalan menyimpang.

Jemaat harus menyatakan penghukuman kepada setiap orang yang telah terlibat dalam pengajaran itu, sehingga ini bukti Yesus ingin jemaat Tiatiran untuk bertindak tegas. Hukuman dijatuhkan kepada Izebel, Mereka yang berzinah yaitu orang yang bermain-main denganjaran sesat itu. Anak-anak Izebel yaitu orang-orang yang mengikut dengan setia.

Allah menghakimi bukan sewenang-wenang namun dengan sebuah keadilan dan ketegasan. Ia menghakimi dengan melihat motivasi dan keadilan dalam penghukuman.

JANJI
Dalam surat ini Kristus akan menjajikan Orang-orang lain di Tiatira yang tidak ikut tidak akan menanggungkan beban lagi. Tetapi ada nasehat yaitu tetap memegang perintah Allah. Jemaat harus setia memeganga ajaran kebenaran.

Orang yang menang adalah orang-orang yang bisa melawan dengan aktif ajaran sesat ini dengan menyatakan hukuman Allah pada mereka. Berani menindak tegas baik “Izebel” maupun pengikutnya. Mereka akan diberikan “kuasa atas bangsa-bangsa” bagi merkea yang “menang”. Mereka akan dikaruniakan otoritas ilahi Kristus Yesus.

REFLEKSI
Mari melihat bagaimana agar jemaat Tiatira jangan terlalu kompromi. Mari tegas terhadap dosa. Penyesatan di era ini mungkin bukan menyembah pohon atau patung, tetapi sebuah penyesatan dimana yang menjadi kebenaran kita bukan lagi Allah atau alkitab. Kadang kita lemah dalam pergumulan ini sehingga kita sering memiliki standar ganda.

Perzinahan pada zaman ini bukan mungkin penyembahan kepada dewa-dewa atau pergi ketempat maksiat. Tetapi bisa saja perzinahan pada masa ini kita lakukan dengan menukar Allah dengan zona nyaman kita. Allah ditukar dengan materialism di mana segala sesuatu kita ukur dengan uang dan ‘aku’. Ini adalah me-isme. Mari hati-hati terhadap isme-isme ini.

Ingat, Anak Allah Mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga. Allah melihat motivasi kita. Mari bangkit dan tidak tetap tenggelam di dalam dosa-dosa kita. Allah akan menjadi hakim ketika motivasi kita sudah baegeser dari Allah kepada keinginan daging, isme-isme, dan kenyamanan diri kita sendiri.
Solideo Gloria!

No comments: