(Kotbah ini dibawakan oleh Fristianty Lumbantoruan, SKM pada ibadah Mimbar Bina ALumni Jumat, 10 Agustus 2007)
Hari ini kita akan masuk pada Knowing God’s Will. Hal yang pertama yang perlu kita bicarakan mengapa kita perlu mengetahui kehendak Allah adalah karena kita berhadapan dengan Allah yang mau menyatakan kehendakNya. Mari kita baca Mzm 32:8, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Yang kedua adalah karena kita bukan milik kita lagi (bagi orang-orang yang sudah menyerahkan dirinya pada Kristus). Mari kita baca Gal 2:20, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Banyak pilihan-pilihan di dalam hidup kita, akan tetapi kita tidak dapat menggunakan pilihan-pilihan itu sesuka hati kita karena Allah sudah memiliki hidup kita. Kita harus bertanya kepada Tuhan apa yang Ia mau. Dalam kenyataannya, hal ini tidak sesederhana yang kita pikirkan.
Mari kita lihat Kis 16:6-10;13. bagian ini adalah kisah perjalanan Paulus, Silas, dan Timotius, ketika mereka dalam perjalanan hendak ke Efesus. Mari kita perhatikan ayat 6, “ Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.” Dalam ayat ini Roh Kudus melarang mereka ke Asia. Dan pada ayat selanjutnya mereka tiba di Misia dan hendak masuk ke Bitinia, tetapi Roh Yesus melarang mereka. Akhirnya mereka sampai di Troas (8). Di Troas inilah Paulus mendapat penglihatan akan seorang Macedonia yang berdiri dan berseru "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" (9). Setelah mendapat penglihatan itu, Paulus yakin bahwa Allah menyuruh dia ke Macedonia, dan segera mencari jalan ke sana. Ketika mereka tiba di Filipi, kota pertama daerah Macedonia, mereka tinggal beberapa hari di sana.
Ada tiga hal yang dapat kita lihat di sini bagaimana Allah menyatakan kehendakNya.
- Melalui kepekaan kepada pimpinan Roh. Ada pimpinan Allah yang jelas yang memberitahukan agar mereka tidak memberitakan Injil ke Asia, untuk sesuatu yang kelak sangat besar. Sama seperti kita, apakah sampai Semarang masih ada kejadian seperti ini? Setiap jalan yang kita tempuh selalu terbentur tembok? Bisa saja ini jalan Tuhan untuk mengarahkan kita pada sesuatu yang lebih besar menurut rancanganNya.
- Melalui penglihatan supranatural. Paulus mengalami hal ini. Tetapi hal ini tidak selalu terjadi dan masih tetap mungkin terjadi sampai sekarang ini. Satu hal yang pasti adalah Allah tidak selalu menggunakan cara ini dalam menyatakan kehendakNya.
- Tuhan menggunakan pengetahuan mereka. Mari kita perhatikan ayat 11-12, dimana akhirnya mereka tinggal disana beberapa hari, tetapi mereka tidak menemukan Sinagoge. Kemudian pada ayat 13, ”Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.”
Pada ayat ini mereka telah menduga dimana bahwa di tepi sungai itu, karena mereka tahu bahwa sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang berkumpul di tepi sungai yang berair.
Mari kita baca Yes 55:8-9, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”, dan Roma 11:33-34, “32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?"
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kisah Paulus dan silas ini, yaitu :
- Tidak ada jaminan bahwa hidup akan senang dan nyaman ketika kita mengetahui kehendak Tuhan.
- Sikap Paulus dan Silas, dimana mereka mengalami semuanya dengan tabah, tidak mengeluh, bahkan mereka bernyanyi-nyanyi (25)
- Mereka pergi meninggalkan kota itu untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Mereka begitu taat dan tunduk kepada Allah.
Kita sepakat bahwa bila kita merenungkan jalan-jalan Tuhan, banyak hal yang tidak kita mengerti, karena banyak hal hal yang tidak sama seperti apa yang kita pikirkan. Apa yang harus kita lakukan? Mari kita lihat Maz 25:4-5, “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. Menurut Mazmur ini kita harus memiliki hati yang siap untuk diberitahukan jalan-jalan Tuhan dan hati yang mau viajar oleh Tuhan." Mari kita lihat hati kita, jujurlah, kehendak siapa yang sedang bekerja di dalam hati kita.
Dalam Maz 25:12 dikatakan, “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya."
Jalan Tuhan tidak selalu nyaman dan menyenangkan. Tetapi ketika kita merasakan bahwa semuanya adalah karena pimpinan Tuhan, kita akan merasa nyaman dan akan menang bersama Dia.
Soli Deo Gloria!!
No comments:
Post a Comment