Aswindo Sitio, S.Psi
Pendahuluan
Kota Filadelpia adalah sebuah kota yang memilik sedikit penduduk, karena banyak orang takut tinggal di sana karena sering terkena gempa bumi. Kota Filadelfia merupakan kota Kristen di Asia yang terus bertahan hingga abad 14 M. Kota ini sangat rentan dengan gempa bumi dan gunung berapi. Pada tahun 17 M, kota ini hancur oleh karena gempa dasyat dan dibangun kembali. Bahkan, hingga hari ini masih terdapat ribuan orang Kristen di kota ini, yang sekarang berada di daerah Turki.
Kota ini didirikan pada abad ke-2 sM yang diduga dilakukan oleh seorang pendatang dari Pergamus, yaitu seorang yang bernama Eumenes. Nama Filadepia sendiri memiliki arti ‘seorang yang mengasihi saudaranya’. Nama ini mencerminkan kasih yang besar dari Attalus, raja Pergamus pada masa itu, terhadap saudaranya, Eumenes.
Filadelfia mempunyai begitu banyak kuil dan pesta / perayaan bagi dewa-dewa kafir sehingga sering disebut ‘Athena kecil’ (Hastings). Tetapi, permusuhan terhadap gereja dan orang Kristen berasal dari orang-orang Yahudi kaya yang mempunyai sinagog yang indah di kota itu dan yang kelihatannya tumbuh dengan subur di sana. Tidak ada bukti yang kuat bahwa orang-orang kudus mengalami penganiayaan terbuka dari orang-orang Yahudi, tetapi mereka dimusuhi oleh orang-orang Yahudi itu dalam setiap cara yang memungkinkan.
Surat Kepada Jemaat di Filadelpia
Mari kita melihat apa yang menjadi isi surat Kristus kepada jemaat ini:
Dalam ay 7 dikatakan, “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”
Sama seperti jemaat di Smirna, jemaat di Filadelpia juga mengalami pengucilan dari orang-orang Yahudi. Dengan kata lain mereka dikeluarkan dari komunitas Yahudi. Orang-orang Yahudi tidak memberi mereka ibadah di sinagog bahkan menganggap mereka adalah sekte sesat. Orang Yahudi menyatakan bahwa mereka salah dengan menyatakan Yesus adalah Mesias. Jadi pembuka dari surat ini adalah menolak semua tuduhan orang Yahudi akan Yesus Kristus.
Dalam pembukaan surat ini Kristus menyatakan dirinya dengan berbagai karakterNya. Yang pertama adalah ‘yang kudus’ dan ‘yang benar’. Di dalam kitab suci, ungkapan ‘yang kudus’ selalu menunjuk kepada pribadi Allah ( lih Yes 40:25; Hab 3:2-3; Kel 3:5). Sedangkan sebutan ‘yang benar’ digunakan untuk menekankan bahwa Dia yang berbicara, Yesus dari Nazaret, adalah sungguh-sungguh Mesias sejati yang sudah dinubuatkan kedatanganNya oleh para nabi di PL. Melalui kedua sebutan yang digunakanNya tersebut, Yesus ingin menegaskan bahwa keyakinan pemimpin agama Yahudi tersebut salah. Ia sungguh-sungguh Mesias sejati dan Allah sejati, yang memiliki kedaulatan Ilahi untuk membenarkan para pengikutNya sebagai umat Allah yang sejati. Orang Kristen Yahudi tidak perlu ragu akan ke-Tuhan-an dan ke-Mesias-an Yesus.
Bukan hanya itu, Kristus melanjutkan dengan menunjukkan otoritasNya. Dialah yang memegang kunci Daud. Dalam Yes 22:22 dikatakan, “Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” Dengan mengenakan penggenapan nubuatan tersebut, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia adalah Mesias yang sejati, yang memiliki otoritas mutlak atas umat Allah. Ialah yang sesungguhnya memegang kunci gerbang Kerajaan Allah, bukan para pemimpin Yahudi. Walaupun jemaat Kristen ditolak masuk Sinagoge, status mereka sebagai umat Allah tidak akan terhapus. Pintu Sinagoge boleh saja tertutup bagi orang-orang Kristen, tetapi pintu masuk ke dalam Kerajaan Allah terbuka lebar bagi mereka, dan tidak ada seorangpun yang bisa menutupnya.
Surat ini tidak berisi celaan atau kritikan, tetapi sebuah pujian yang menguatkan jemaat ini? Apa yang dipuji Kristus adalah ketaatan mereka (ay 8b, 10). Ada empat hal yang dipuji sehubungan dengan ketaatan mereka yaitu:
- Kesetiaan mereka akan setiap kesempatan yang terbuka bagi mereka.
Allah memuji mereka karena mereka menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membawa orang mengenal Kristus, dan Allah mengetahui hal ini.
William Hendriksen mengatakan bahwa kota ini terletak di suatu lembah, di suatu jalan yang penting. Kota ini didirikan dengan tujuan untuk menjadi pusat penyebaran bahasa dan tradisi Yunani di Lydia dan Phrygia, dan karena itu dari semula kota ini merupakan kota misionaris yang penting.
Stott mengatakan hal yang sama, dan ia menghubungkan hal ini dengan ‘pintu terbuka’ dalam ay 8, yang menunjukkan bahwa gereja di kota ini mempunyai kesempatan untuk menyebarkan Injil. Dan hal inilah yang dibukakan Allah kepada mereka.
Walaupun mereka jemaat yang kecil, Allah memberikan kepada mereka kesempatan untuk tetap melayani orang-orang yang ada di sana. Hanya Allahlah yang berhak memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk bertobat dan mengenal Yesus. Keselamatan adalah anugerah, dan Allahlah yang membuka dan menutup pintu akan karya keselamatanNya. Artinya adalah Allahlah yang selalu membuka pintu pelayanan bagi kita. Selemah apapun kita, bukan karena kekuatan kita, tetapi adalah dari Allah. Gereja ini memiliki kekuatan kecil. Jemaat ini sangat kecil untuk ukuran standar manusia untuk dapat mencapai sukses, tetapi hal ini tidak harus mengganggu atau mengecilkan hati mereka.
Ada juga pelajaran penting di sini sebagai orang percaya mencari bimbingan Tuhan untuk pelayanan. Misalnya cerita dalam Kisah 16:6 di mana Roh Kudus melarang Paulus dan timnya untuk melayani di Asia (Kis 16:6), kemudian di Bitinia (Kis 16:7). Tetapi Allah membukakan kepada mereka pintu pelayanan di Makedonia. Dengan kata lain, Tuhan menutup pintu ke Asia dan Bitinia, tetapi membukanya di tempat lain. Pelajaran yang jelas adalah bahwa kita harus belajar untuk ambil peluang saat datang, tetapi tidak menjadi frustrasi ketika Tuhan tidak membuka pintu. (lih Kisah Para Rasul 14:27; 2 Kor. 2:12; Kol 4:3).
- Kompetensi kerohanian mereka.
Jemaat Filadelpia bukanlah jemaat yang kuat, tetapi jemaat yang lemah. Dalam ay 8 Kristus mengatakan bahwa mereka adalah jemaat yang lemah. Tetapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk menunjukkan ketaatan kepada Tuhan. Mengapa demikian? Walaupun mereka adalah jemaat yang kecil, tetapi mereka memiliki kuasa, yaitu kapasitas spiritual yang bersumber dari Kristus.
- Kesetiaan mereka akan Firman.
Menuruti Firman Tuhan adalah rahasia dari hidup dan pelayanan jemaat Filadepia (Ibr 4:12). Menjaga Firman Tuhan dan menjaga hati kita bergantung dan dekat kepada Tuhan itu berjalan beriringan (Amsal 4:20-23). ‘Menuruti’ (Ingg: Kept) dalam bahasa aslinya memiliki pengertian “To watch over” [mengawasi], “guard” [menjaga], “keep” [menyimpan, memelihara], “preserve” and “give heed to” [mengindahkan], “pay attention”, “observe” [menjalankan] khususnya dalam hal Taurat, atau Firman, atau pengajaran, dll. Tidak diragukan lagi, semua ide ini masuk ke dalam pengertian dari kept ini. Mereka (jemaat Filadelpia) bukan saja berkomitmen kepada Firman dan Kristus yang melindungi mereka dari ide-ide yang menyimpang dan penyembahan berhala, tetapi mereka juga komitmen untuk menerapkan Firman itu di dalam hidup mereka.
- Untuk Pengesahan iman mereka di dalam Kristus.
Hal ini berbicara mengenai ketaatan rohani dan bagaimana mereka tidak sama dengan dunia. Ingatlah, seseorang bisa saja mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dengan mulutnya, tetapi menolak Yesus melalui hidup dan ketidak konsistennya terhadap kebenaran firman Tuhan atau karakter Yesus (bandingkan dengan jemaat di Pergamus).
Oleh karena ketaatan mereka Tuhan menjanjikan dua hal kepada mereka.
- Jemaah Iblis akan diserahkan kepada mereka (9)
Seperti yang telah kita ketahui, kebencian, kemarahan, dan kecurigaan orang-orang Yahudi terhadap jemaat Kristen dimana-mana memiliki sumber penyebab yang sama. Mereka menganggap kekristenan adalah sekte yang sesat.
Tokoh yang dipuja, kitab suci yang digunakan (sampai pada masa itu), asal muasal kekristenan, dan banyak hal yang lain, bersumber dari orang Yahudi, agama Yahudi, dan tanah Yahudi. Namun di dalam kegerakan baru ini, bahwa Yesus adalah anak Allah, dianggap sebagai penyimpangan yang tidak bisa ditolelir. Mereka yakin bahwa Yesus bukanlah Mesias yang dinubuatkan oleh nabi-nabi pada masa lalu. Karena itu, mereka berpikir sekte sesat ini harus ditindas dan dimusnahkan, supaya pencemaran ajaran yang murni tidak menular kemana-mana. Akibatnya, orang-orang Yahudi Kristen dikeluarkan dari komunitas Yahudi. Orang Yahudi selalu beranggapan bahwa orang Kristen tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah, hanya orang Yahudilah yang masuk ke dalam kerajaan Allah. (band Yes 49:23, 60:14).
Tetapi hal ini akan disangkal Allah dengan menyatakan mereka sebagai jemaat setan. Dengan menantang pengikut Mesias yang sejati , tanpa sadar mereka telah membuat mereka menjadi alat setan, dan bahkan menjadi pengikutnya. Pengakuan diri mereka sebagai orang Yahudi sejati dianggap dusta, karena yang disebut Yahudi bukanlah lahiriah Yahudi, tetapi “dia yang tidak Nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan scara hurufiah” (band Rom 2:28-29, band Ul 30:6).
Walaupun para pemimpin Yahudi meyakini bahwa mereka benar, akan tiba saatnya mereka tiba pada kesadaran dan pengakuan bahwa orang-orang yang mereka tolak adalah orang-orang yang dikasihi Allah, dan bahkan tindakan mereka adalah tindakan yang keliru.
Sungguh satu ironi yang sangat luar biasa. Mengapa demikian?
Karena di dalam keyakinan dan pengharapan eskatologis yang dimiliki orang Yahudi pada umumnya, tercakup keyakinan bahwa pada akhir zaman orang-orang dari segala bangsa akan datang menyembah Allah di Yerusalem sekaligus bersujud kepada umatNya, yaitu orang-orang Yahudi (lihat Yes 49:23; 60:14). Apa yang dijanjikan Kristus kepada jemaat Filadelpia sangat kontras dengan gambaran tersebut, karena menurut janji itu justru orang-orang Yahudilah yang akan datang tersungkur di depan kaki para pengikut Kristus dan mengakui bahwa orang-orang yang pernah mereka tolak itu adalah umat Allah yang sejati (ay 9).
Inilah janji itu bahwa orang percaya yang setia akan memerintah dengan Yesus Kristus dan berbagi di takhta-Nya, dan para penganiaya akan jatuh di kaki orang percaya (Filipi 2:10-11).
- Melindungi dari Pencobaan yang akan datang.
Sebagai manusia seringkali kita membutuhkan suasana kondusif untuk bertahan menjalani sesuatu. Penerimaan, pujian, bahkan dukungan kita harapkan untuk meneguhkan keyakinan kita, bahwa apa yang sedang kita jalani adalah sesuatu yang baik, benar, dan berharga. Namun, alkitab mencatat bahwa apa yang baik, benar, dan berharga di mata Tuhan tidak selalu mendapatkan persetujuan atau penghargaan dari umat manusia. Sehingga dalam mengikut Tuhan kita harus menempatkan ketaatan kepadanya di atas segalanya, termasuk di atas pengakuan dan penerimaan manusia. Ingat, hanya ada dua pilihan yaitu taat sepenuhnya kepada Allah atau tidak taat sama sekali.
Selain itu kita perlu terus bertekun dalam menyelesaikan setiap tugas yang Tuhan percayakan kepada kita. itulah sebabnya Kristus berkata “Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”
Janji Bagi Mereka yang Menang
Ay 12 berkata, “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.”
Allah berjanji bahwa bagi mereka yang benar Allah akan menjadikan mereka sokoguru atau pilar utama dalam bait Allah. Ungkapan ini melambangkan stabilitas, sesuatu yang kokoh dan permanen. Hal ini sangat bermakna sekali kepada jemaat di Filadelpia. Ada dua alasan.
Pertama, mereka tinggal di daerah yang rentan dengan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Oleh sebab itu sering sekali mereka harus pindah dan tidur di kota, karena tidak bisa tidur akibat ancaman bencana alam tersebut. Jadi, sebuah janji untuk tetap tinggal tanpa gangguan bencana adalah sesuatu yang sangat bermakna bagi mereka.
Kedua, mereka sering mengalami penolakan dan pengusiran dari orang Yahudi. Jadi ada satu pengharapan bagi orang Kristen, walau manusia menolak mereka, Allah senantiasa menerima mereka.
Jadi apa yang diperoleh mereka adalah sebuah jaminan bahwa mereka akan menetap selama-lamanya tanpa akan pernah lagi merasakan kekuatiran terkena gempa atau diserang oleh orang-orang yang membenci mereka. Dan sebagai pilar mereka juga memiliki status baru yang ditandai dengan: Nama Allah, yang berarti bahwa orang-orang percaya adalah milik Allah sendiri (band Wahy 14:1); Nama kota Allah, yaitu Yerusalem yang baru. Ini menegaskan status mereka sebagai warga negara Kerajaan Allah; dan Nama baru Kristus, yang berarti mereka akan mengenal Kristus secara lebih sempurna pada akhirnya (12).
Penutup
Ketaatan adalah harga sesuatu yang membuat kita bisa bertahan dalam setiap kondisi dalam hidup kita. mungkin dalam komunitas, kita adalah minoritas, kita tidak memiliki teman. Sekali lagi mari kita mengingat bahwa hanya ada dua pilihan yaitu taat sepenuhnya kepada Allah atau tidak sama sekali. Tidak ada zona setengah taat. Tidak ada ruang untuk standar ganda. Yang ada adalah taat sepenuhnya atau tidak taat sama sekali. Jangan sapai kita merasa bahwa kita adalah pengikut Kristus dengan ketaatan seadanya. Sebagai pengikut Kristus, ketaatan kita kepadaNya haruslah total.
Tetapi ketika kita taat dalam mengerjakan segala sesuatu yang Tuhan inginkan Allah akan menyertai kita senantiasa. Ia memberikan sebuah peneguhan bahwa kita menyembah Allah yang benar. Mari menjaga ketaatan dalam ketekunan kita sampai Tuhan Yesus datang ke dua kali.
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” (13).
Amin!
No comments:
Post a Comment