Thursday, November 3, 2011

Worldview: Time and Reality


By: Denni Boy Saragih, M. Div

Saat ini kita akan belajar mengenai Christian Worldview dalam konteks Time and Reality. Apa itu waktu ? Ini adalah pertanyaan yang sangat dalam dan rumit. Kita tidak bisa menghindari waktu karena waktu berjalan ke depan dan kita hidup di dalamnya. Tidak terbayangkan jika waktu itu bejalan terbalik, bagaimana hidup kita dumulai dari kakek-kakek/nenek-nenek, kemudian menjadi dewasa, kemudian remaja, kemudian anak, anak, menjadi bayi terus embrio dan terpecah menjadi sel telur dan sperma. Apakah kita bisa hidup dan beradaptasi dengan situasi yang demikian? Bila kita bertanya tentang waktu, kita akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyan yang pilosopis yang dalam. Bila kita bertanya apa itu realita, ini lebih rumit. Karena kita bertanya tentang suatu ruang dimana kita berada dalam ruangan tersebut. Bagaimana kita bisa memahami hal ini. Masih banyak hal-hal diluar sana mengenai waktu dan realita yang sangat susah untuk dipahami.

Sewaktu kita bicara tentang Christian Worldview, kita tidak bicara tentang filosopi waktu dan realita. Tujuan kita adalah untuk memahami bagaimana kita sebagai orang Kristen melihat waktu dan realita. Ada kesatuan pemikiran dalam Christian Worldview dari banyak profesi yang dimiliki orang-orang Kristen yang memiliki keberagaman pemikiran. Karena itulah pertanyaannya bukanlah apa itu waktu dan realita. Pertanyaan mengenai waktu dan ruang adalah pertanyaan yang dalam Worldview kita, kita harus bertanya dimanakah kita berada pada saat ini. Yang kedua kapankah waktu yang sekarang ini bila kita menilainya dari pandangan perspektif Christian Worldview. Disini kita menemukan, waktu menjawab pertanyaan ini kita berhadapan dengan berbagai worldview-worldview yang berbeda di dalam dunia ini. Misalnya, Scientific Worldview yang menyatakan bahwa kita berada di titik puncak sebuah perjalanan evolusi binatang menjadi mahluk yang lebih cerdas. Bagi Scientific Worldview, dunia ini adalah sebuah panggung dimana manusia saling berjuang, dan bertahan bagi mereka yang paling kuat. Bila kita bandingkan dengan Buddhisme dan Hinduisme Worldview, mereka menyatakan bahwa kita berada dalam lingkaran yang titik akhirnya adalah permulaan dari lingkaran-lingkaran yang sebelumnya yang terus berputar. Mereka juga berpendapat bahwa dunia ini adalah maya, tidak kita kenal, dan apapun yang kita lihat adalah kemayaan. Kalau kita pandang dari filsafat Yunani maka mereka akan menjawab bahwa kita berada dalam suatu realita dimana realita ini adalah ekspresi dari suatu realita yang lebih dalam. Realita material dan realita spiritual. Sehingga bagi orang-orang Yunani, hal-hal rohani adalah jauh lebih penting dari hal-hal jasmani. Filsuf-filsuf Yunani merasa bahwa apa yang ada dalam dunia ini adalah suatu yang tidak nyata dibandingkan dengan yang ada di dalam pikiran. Contohnya mimbar di gereja yang satu pasti berbeda bentuknya dengan mimbar di gereja yang lain, tetapi semua ini adalah mimbar. Kenapa mimbar yang di gereja yang satu sama dengan di gereja yang lain?. Ini adalah karena ada satu ide tentang mimbar yang mempersatukan mimbar-mimbar tersebut. Yang paling menarik, ketika mimbar ini menjadi tua dan hancur oleh waktu tetapi ide tentang mimbar yang mempersatukan semua mimbar tidak pernah hancur. Itulah sebabnya alam ide menurut mereka lebih kekal dan nyata dibandingkan dengan alam-alam yang lain.

Semua pikiran-pikiran diatas mempengaruhi bagaimana orang hidup di tengah-tengah dunia ini. Tetapi Christian Worldview mengarahkan kita untuk tidak sekedar melihat dunia dan waktu dari segi konsep-konsep, pikiran-pikiran, tetapi melihatnya sebagai sebuah narasi, sebuah kisah yang berawal dan punya akhir. Sewaktu kita bicara tentang waktu dan realita dari Christian Worldview, kita akan melihatnya dalam kisah yang dibagi menjadi enam bagian.

  1. Penciptaan. Mari kita lihat Kej 1:1-2. Ini adalah sebuah kisah kecil yang sering kita ulang-ulang, tetapi sebenarnya seluruh Worldview kita bermula dari Kej 1:1 ini. Kita tidak menyangkal sewaktu orang berbicara tentang realita darimana asalnya dunia ini, maka kita akan menjawab bahwa dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Ini adalah dasar yang utama dari Christian Worldview. Karena dunia ini diciptakan Tuhan, maka Allah yang menciptakan dan mengadakan dunia ini maka dunia ini tidak jelek, indah dan hasil karya Tuhan. Sehingga kita bisa menerima segala sesuatunya dengan pasrah dan ucapan syukur. Tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Kalau kita lihat teologi yang lebih dalam, created person berarti bahwa sovereignity of God, sebenarnya adalah sesuatu yang mau tidak mau harus kita terima. Kita tidak punya pilihan dimana kita dilahirkan. Apakah menjadi laki-laki atau perempuan dan yang lainnya. Semuanya adalah ciptaan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa keberagaman kita membuat kita berbeda (walaupun banyak orang yang membedakan) karena kita adalah ciptaan. Karena itu orang yang memulai basic foundation dengan dasar bahwa semuanya adalah ciptaan Tuhan, Dia bisa menikmati hidup ini. Dia tidak tabu dengan hal-hal yang indah. Banyak orang merasa bahwa seksualitas adalah sesuatu yang berasal dari setan. Tidak! Seksualitas kita terima sebagai sesuatu yang indah bahkan sampai pada level dimana ada libido dan rangsangan. Kita harus mensyukuri hal tersebut. Demikian juga dengan banyak hal-hal lain di dunia ini. Dengan dasaar ciptaan Tuhan, kita bisa menerima dan menghargainya. Ini adalah basic foundation dari Christian Worldview.
  2. Kita harus menyadari bahwa dunia yang diciptakan dengan indah ini tidak lagi sama seperti semula, karena kejatuhan dari dunia ini. Mari kita lihat Kej 3:6-7. Dan dalam kisah selanjutnya kita akan melihat bagaimana terjadi saling menyalahkan. Ini adalah dasar sebuah cerita yang kita temukan pada pasal 6:5-6. Meskipun kita tahu bahwa Allah menciptakan dunia ini, dan dunia ini diciptakan dengan baik, dan waktu dan realita yang diberikan kepada kita adalah sesuatu yang indah, kita tidak bisa menutup mata bahwa dunia yang baik ini adalah dunia yang memberontak kepada Allah. Dunia ini berisi manusia yang hatinya berdosa. Jika dunia ini berasal dari Tuhan, apa yang menjadi permasalahannya? Alkitab menjawab bahwa permasalahannya adalah dosa telah masuk kedalam dunia ini banyak hal-hal yang Allah ciptakan baik di dunia ini menjadi sesuatu yang buruk. Misalnya kecantikan adalah sesuatu yang indah, tetapi dapat berubah menjadi penipuan atau godaan-godaan yang dapat menghancurkan manusia. Kekayaan merupakan sesuatu yang sangat indah yang seharusnya dapat kita nikmati, tetapi dapat juga membawa kekacauan-kekacauan di tengah dunia ini. Sekuler Worldview memandang manusia bukan sebagai sesuatu yang jahat. Humanisme mengatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah mahluk yang baik yang sekali-sekali berbuat dosa. Hal ini biasa, normal, dan sah-sah saja. Kalau kita membaca koran atau buku-buku sekuler, kita akan menemukan hal ini dimana saja, dan menjadi suatu substansi yang diyakini oleh sekuler worldview, karena di dalam seculer worldview tidak ada narasi bahwa manusia telah jatuh kedalam dosa. Ajaran Islam juga mengajarkan bahwa dosa tidak memiliki permualaaan dari realita dunia, tetapi asal-muasalnya sebelum penciptaan, bahkan saat penciptaan sebelum kejatuhan, manusia sudah seperti itu. Dalam Buddhisme dan Hinduisme worldview tidak ada kejatuhan. Bahkan ada seorang teolog Buddha mengatkan “it is a sin to say that human being is sinfull". Ini bukan Christian Worldview, tetapi orang Kristen juga tidak punya pandangan yang skeptis bahwa manusia adalah mahluk yang jahat yang tidak memiliki kebaikan sedikitpun di dalam dirinya. Tahukah anda bahwa dalam diri seorang pelacur pun ada ‘a very touching humanistic story’. Ada kerinduan akan hidup yang berbeda, dan inilah yang dilihat oleh Tuhan Yesus. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang mulia yang telah jatuh ke dalam dosa. Manusia yang mulia ini adalah manusia yang memiliki potensi-potensi untuk memuliakan Allah. Tetapi karena kejatuhannya, mereka berbuat dosa. Manusia yang menciptakan Perang Dunia (PD) I dan PD II dengan kreatifitas pemikirannya melalui bom atom. Dunia yang diciptakan Tuhan ini adalah dunia yang berdosa, yang memerlukan Tuhan untuk menyelamatkan nya. Oleh karena itulah kita sebagai alumni-alumni tidak perlu heran dan terkejut jika di kantor penuh dengan orang berdosa, dan di KMK kita masih ada orang berdosa. Tetapi ceriteranya tidak berhenti sampai disini. Masih ada bahagian yang ke tiga.
  3. Dalam dunia yang jatuh ini, Allah mencari solusi. Dan solusinya adalah Allah sendiri. Allah memulai jawaban itu dengan melakukan pemilihan (Election). Satu bangsa, yang melalui mereka, jawaban kepada dunia yang penuh dengan dosa diberikan. Dimulai dari Kej 12:1-3. Karena itu pemilihan Allah akan Abraham sangat penting di dalam PL. Bila kita mempelajari semua agama di dunia ini, ada kemiripan yang dapat kita peroleh, yaitu semua agama setuju bahwa manusia ada dalam satu masalah dan tidak ada yang tahu akan masalah itu. Seculer worldview mengatakan bahwa masalahnya adalah pendidikan. Manusia berada dalam kebodohan. Oleh karena itu manusia harus belajar dan pintar. Jika manusia pintar, maka manusia tidak akan saling mencurigai dan membunuh. Jawaban Allah akan manusia yang jatuh ke dalam dosa adalah dengan memilih suatu bangsa untuk menjadi sarana bagi keselamatan itu untuk sampai ke segala bangsa. Melalui Abraham, berkat akan diberikan, sehingga dunia yang telah jatuh ke dalam dosa dikembalikan kepada penciptanya. Kita tahu bahwa pemi- lihan Israel bukan untuk menyelamatkan Israel, tetapi untuk menyelamatkan dunia. Pemilihan Israel bukan membuat mereka menjadi spesial, tetapi melalui mereka, berkat Abraham sampai ke seluruh dunia. Tetapi (kita tahu), Israel telah gagal melakukan panggilan yang diberikan Tuhan kepada mereka. Allah terus menerus menjudge dunia ini melalui umat-umat yang dikasihiNya. Dalam intisari dari election bukanlah soal keselamatan, tetapi bagaimana keselamatan disampaikan kepada bangsa-bangsa lain yang membutuhkan keselamatan itu.
  4. Israel telah gagal melakukan tugasnya. Oleh karena itu Allah mengutus Israel yang sejati, yaitu Yesus Kristus.Yesus Kristus adalah the climacks of the solution dari kejatuhan dunia. Bila kita membaca dunia science, maka kita diarahkan bahwa puncak dari jawaban itu adalah pendidikan untuk semua orang. Dunia ini menjadi satu adanya menjadi masyarakat yang global. Ada yang mengatakan bahwa masalah kita adalah lingkungan hidup yang hancur dan jawaban puncaknya adalah ketika manusia menempatkan koloni pertama di luar bumi. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa klimaks dari realita dan waktu adalah ketika Yesus Kristus datang ke dunia ini dan memberitakan tentang Kerajaan Allah yang telah tiba di tengah-tengah dunia ini. Mari kita baca Mark 1:14-15. Dunia yang indah yang telah jatuh ke dalam dosa dan ingin diselamatkan oleh Allah melalui Israel, tetapi Israel gagal, maka Allah memilih Israel yang baru dan sejati yaitu Yesus Kristus. Itulah sebabnya dalam pelayananNya, Yesus memilih 12 murid untuk simbolisasi pemilihan Allah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan cara yang berbeda. Yesus adalah Israel yang baru, untuk mengembalikan ciptaan kepada tujuan yang semula. Yesus membawa Kerajaan Allah dimana Kerajaan Allah itu bukan soal mati masuk surga dan bertobat dari dosa-dosa tersembunyi (walau itu penting). Kerajaan Allah adalah soal bagaimana Allah menjadi Raja atas ciptaan dan manusia yang merupakan mahkota dari ciptaan. Kerajaan Allah adalah soal bagaiman ciptaan ini dirangkul oleh Allah melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu kerajaan allah mencakup politik, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan, dll. Mencakup keselamatan pribadi dan keselamatan dunia. Yesus Kristus mengalahkan pemberontakan manusia kepada Allah dengan Allah sendiri yang menjadi manusia merangkul kejahatan dengan kebaikan. Dengan hidup, karya, dan ajaranNya, Yesus telah menerobos dunia ini ke zaman yang betul-betul baru. Dalam Yohanes 1:1 dikatakan bagaimana kedatangan Yesus digambarkan seperti ’new begining’. The event of Christ disamakan dengan kisah penciptaan itu sendiri.Jadi, bila kita melihat kebelakang, kepada suatu puncak yang sudah terjadi. Kita berada dalam dunia dimana kita telah melewati klimaks dari narasi.
  5. Kerajaan Allah; Gereja. Mari kita baca Kis 1:8. Setelah Yesus datang ke dunia dan kematianNya yang membawa klimaks kepada dunia yang telah berontak kepada rangkulan Allah. maka Yesus menjadi Raja. KerajaanNya memerintahkan murid-muridNya menjadi saksi, menyatakan keselamatan kepada dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Dunia ini diciptakan Tuhan, jatuh ke dalam dosa. Ada pembaharuan oleh karya Allah dalam pemilihan Yesus Kristus dan datangnya Kerajaan Allah melalui gereja. Gereja tidak bisa diidentikkan dengan Kerajaan Allah. Gereja adalah persekutuan dari warga Kerajaan Allah. Inilah yang seharusnya menjadi intinya. Tetapi, kita memandang dunia yang telah jatuh ke dalam dosa tapi mengalami keselamatan sehingga di dalam orang-orang yang melakukan dan mengalami keselamatan, kita bisa melihat satu pembaharuan dan perubahan yang luar biasa. Tetapi ketika kita melihat dunia yang jatuh ke dalam dosa, maka ada keselamatan sebagai jawabannya. Kita harus melihat keselamatan ini adalah keselamatan yang belum disempurnakan. Oleh karena itulah sehebat-hebatnya kita berjuang akan keselamatan, meskipun dunia yang telah rusak ini bisa diperbaharui dan dibangun sedemikian rupa, keselamatan yang kita alami belumlah sempurna. Masih menunggu kesempurnaan. Oleh karena itu apapun yang kita lakukan belum benar-benar tuntas sehingga pada akhirnya. Sebagai guru, kita bisa membuat sekolah kita lebih baik. Tetapi apapun yang kita lakukan tidak akan membuat sekolah itu menjadi sempurna. Sama halnya ketika banyak gereka didirikan untuk memper- baharui gereja yang ada, tetapi pada akhirnya gereka yang memperbaharui ini harus diperba harui. Karena itu akhir dari ceriteranya adalah restorasi.
  6. Restorasi.Mari kita baca Wahyu 21:3-4. Kita menan- tikan waktu dimana Allah menjadi dan bersama-sama dengan kita dan tidak ada lagi maut, air mata, perkabungan, ratap tangis, sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu. Pada ayat 5 dikatakan ”...Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” .

Christian Worldview, time and reality, adalah bagaimana kita melihat dimanakah kita berada sekarang dan waktu apakah waktu dimana kita berada. Ini dimulai dari persepsi bahwa dunia ini berasal dari ciptaan Allah. Allah menciptakan dunia ini dan dunia ini adalah dunia yang indah yang patut kita syukuri dan nikmati. Tetapi dunia ciptaan ini telah jatuh ke dalam dosa dan menyebabkan banyak keanehan terjadi di tengah-tengah dunia ini. Hal yang telah Tuhan ciptakan dengan baik telah dirusak oleh manusia. Dunia ini telah jatuh ke dalam dosa ini adalah dunia dimana Yesus telah berkarya, sehingga kita kita bisa berkarya di tengah-tengah dunia ini dengan pengharapan kita bisa melakukan sesuatu dan mebuat perbedaan. Membuat pendidikan yang Kristiani, keluarga yang Kristiani, dll. Segala sesuatu menjadi lebih baik. Tetapi tetap dengan realita bahwa dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini, ketika keselamatan masuk ke dalamnya, tidak akan menjadi sempurna karena kita menantikan waktu penggenapan. Karena itu, selama kita berjuang, kita jangan ragu. Kita menjadi realistis dengan pengharapan suatu hari kelak semua ini akan diperbaharui dan mengalami kesem- purnaan. Ini adalah the Christian Worldview.
Soli Deo Gloria!

No comments: